Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fenomena Astronomi yang Terjadi pada Oktober 2025, Ada Supermoon hingga Hujan Meteor

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Fenomena astronomi Oktober 2025.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Ada sejumlah fenomena astronomi yang bisa Anda saksikan di sepanjang Oktober 2025.

Beberapa fenomena langit tersebut dapat Anda saksikan dengan mata telanjang tanpa menggunakan teleskop atau teropong.

Meskipun sebenarnya ketika menggunakan alat bantu, akan membuat pengamatan menjadi lebih baik.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa fenomena astronomi yang bisa Anda saksikan di bulan Oktober 2025:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Fenomena Astronomi Sepanjang 2025, Ada Gerhana Matahari Sebagian


2 Oktober: Pemandangan Galaksi Andromeda dan Ceres

Galaksi Andromeda, yang juga dikenal sebagai Messier 31 (M31), akan mencapai titik tertingginya di langit malam pada 2 Oktober, sekitar tengah malam.

Di bawah langit yang sangat gelap, galaksi ini dapat dilihat dengan mata telanjang, meskipun meskipun dengan menggunakan teropong atau teleskop membuatnya jauh lebih mudah untuk diamati

Pada malam yang sama, planet katai Ceres berada di seberang Matahari dari Bumi dan bersinar pada kecerahan puncaknya.

Seperti Andromeda, Ceres juga akan mencapai puncaknya sekitar tengah malam, menjadikannya malam yang ideal untuk mencari kedua fenomena kosmik tersebut.

Baca juga: Galaksi Andromeda dan Bimasakti Disebut Mulai Bertabrakan, Apa Dampaknya?

7 Oktober: Bulan purnama Harvest Supermoon

Bulan purnama Oktober terbit pada 6 Oktober, tepat saat bulan mencapai perigee—titik terdekat dengan Bumi dalam orbit elipsnya.

Waktu tersebut menjadikannya supermoon, tampak hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada saat bulan berada di titik terjauhnya.

Bulan purnama ini dijuluki "harvest moon (bulan panen)" menurut Almanak Petani, biasanya muncul pada bulan September atau Oktober.

Baca juga: Bertepatan dengan Fase Bulan Purnama, Apa Dampak Gerhana Bulan Sebagian?

8 Oktober: Puncak hujan meteor Draconid

Antara tanggal 6 dan 10 Oktober, Bumi akan bergerak melewati jejak puing Komet 21P/Giacobini-Zinner, menciptakan fenomena hujan meteor Draconid.

Puncak aktivitas hujan meteor Draconid diperkirakan terjadi pada malam tanggal 8 Oktober 2025.

Draconid termasuk jenis hujan meteor minor yang hanya menghasilkan sekitar 10 meteor per jam. Meteor akan memancar dari konstelasi Draco, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.

Baca juga: Ada Fenomena Hujan Meteor Aurigids pada 1 September 2025, Bisa Dilihat dari Indonesia

19 Oktober: Pendekatan bulan dan Venus

Bulan dan Venus akan tampak berjarak kurang dari empat derajat di langit sebelum fajar pada tanggal 19 Oktober. Keduanya akan tampak dekat dengan ufuk timur.

Venus bersinar begitu terang karena awannya yang tebal memantulkan sinar matahari dengan sangat efisien, menjadikannya objek paling terang ketiga di langit setelah matahari dan bulan.

Tergantung posisinya di orbit, Venus akan tampak sebagai "bintang fajar" sebelum matahari terbit atau "bintang senja" setelah matahari terbenam.

Baca juga: Pernahkah Ada Kehidupan di Venus? Para Ilmuwan Kembangkan Teori Ini

21 Oktober: Hujan meteor Orionid dan new moon

Puncak hujan meteor Orionid diperkirakan bertepatan dengan new moon (bulan baru), yakni pada 21 Oktober 2025.

Minimnya cahaya bulan menciptakan kondisi pengamatan bintang yang optimal. Hujan meteor ini berasal dari puing-puing komet 1P/Halley, yang dikenal sangat terang dan bergerak cepat.

Orionid adalah hujan meteor berkekuatan sedang yang mampu menghasilkan rata-rata hingga 20 meteor per jam pada puncaknya.

Tahun ini, kondisi pengamatan ideal , karena puncak hujan meteor terjadi pada malam Bulan Baru. Perhatikan meteor Orionid mulai tengah malam hingga fajar.

Baca juga: BRIN Sebut Hujan Meteor Perseid 2025 Bisa Dilihat di Indonesia, Kapan Puncaknya?

29 Oktober: Merkurius pada elongasi timur terbesar

Pada 29 Oktober, Merkurius akan mencapai elongasi timur terbesarnya, atau jarak terjauhnya dari Matahari dari perspektif Bumi.

Merkurius (mag -0,1) akan tampak pada jarak tampak terjauhnya di timur Matahari: kedua benda langit akan terpisah sejauh 23°54'. Peristiwa ini disebut elongasi terbesar.

Hal ini menjadikan hari-hari sekitar 29 Oktober sebagai salah satu waktu terbaik untuk mengamati Merkurius. Carilah planet ini di sebelah barat pada sore hari, tepat setelah matahari terbenam.

Baca juga: Alasan Planet Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Bulan atau Satelit Alami

Sumber:
Seasky
National Geographic
In-the-sky.org

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi