KOMPAS.com - Beberapa orang memilih berhenti mengonsumsi makanan dan minuman manis demi menjaga kesehatan.
Keputusan ini biasanya dipicu oleh keinginan menurunkan risiko penyakit seperti diabetes, obesitas, dan masalah jantung yang kerap dikaitkan dengan gula berlebih.
Saat tubuh terbiasa dengan asupan manis lalu tiba-tiba dihentikan, maka berbagai reaksi bisa muncul.
Apa saja efek pada tubuh saat seseorang setop konsumsi gula tambahan?
Baca juga: Temuan Studi, Konsumsi Gula Akan Meningkat Ketika Suhu Makin Panas
Efek setop konsumsi gula
Dokter spesialis gizi klinik di Jakarta, Gabriela Widyakarin menyampaikan, saat seseorang yang sebelumnya mengonsumsi gula tambahan dan kemudian memutuskan untuk berhenti, maka tubuh akan melakukan adaptasi.
Adaptasi ini ditujukan untuk menyesuaikan diri terhadap pola makan baru yang lebih sehat.
"Gula merangsang pelepasan dopamin di otak, mirip seperti zat adiktif. Ketika konsumsi dihentikan, maka sensitivitas dopamin mulai reset, sehingga muncul craving," ujar Karin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/9/2025).
Ia menjelaskan, ada beberapa tanda yang perlu diketahui pada orang yang setop konsumsi gula tambahan, seperti:
- Sakit kepala
- Mood tidak stabil
- Mudah marah
- Pusing
- Gangguan konsentrasi (kesulitan berpikir jernih)
- Kelelahan
- Kelaparan
- Detak jantung cepat
- Berkeringat
- Kesemutan dan mati rasa
- Kesulitan tidur
- Perubahan penglihatan (misalnya, penglihatan kabur dan penglihatan ganda).
Baca juga: Studi Baru Ungkap Hubungan antara Kegemaran Konsumsi Gula dengan Cuaca
Tidak mengonsumsi gula tambahan, bukan berarti tubuh kita tidak membutuhkan asupan gula.
Dosen sekaligus dokter anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad), dr. Tisnasari Hafsah, Sp.A(K), M.Kes., mengatakan, tubuh manusia bisa membuat gula sendiri, baik berasal dari makanan ataupun dari bahan dalam badan sendiri.
Adapun makanan yang mengandung gula baik atau gula alami adalah buah-buahan.
"Gula alami terdapat dalam buah dan susu. Ini (gula alami) bermanfaat, karena mengandung vitamin, mineral, dan serat," ujar Tisnasari kepada Kompas.com, Senin (29/9/2025).
Namun, bagi sebagian orang, tubuh mungkin tetap merespons gula dengan cara yang sama, terutama mereka yang memiliki resistensi insulin.
"Karena itu, pemahaman akan porsinya tetap diperlukan," lanjut dia.
Menurutnya, hidup sehat tidak berarti harus menolak gula sepenuhnya. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan.
Baca juga: Cegah Diabetes, Berapa Batas Konsumsi Gula Harian? Ini Kata Ahli IPB
Manfaat setop konsumsi gula
Sementara itu, Karin menyampaikan, jika tubuh mengurangi atau berhenti mengonsumsi makanan/minuman manis-manis, maka orang itu akan mendapatkan efek positif secara jangka panjang.
"Manfaatnya sangat besar, antara lain memperbaiki metabolisme tubuh, menurunkan low grade inflammation, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular," kata Karin.
"Kemudian, setop konsumsi gula juga bisa memperbaiki kualitas tidur, serta menurunkan risiko kanker dan penyakit tidak menular lainnya," lanjut dia.
Mengurangi atau membatasi gula tambahan memang memiliki beberapa manfaat.
Seseorang mungkin jadi bisa mengonsumsi lebih banyak makanan kaya nutrisi, mengelola berat badan, dan menurunkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
Tetapi, mengurangi karbohidrat dapat menyebabkan keinginan yang kuat untuk mengonsumsi gula.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi makanan olahan yang mengandung gula, makan secara konsisten, dan mendapatkan nutrisi yang cukup.
Baca juga: Beda Nasib Tom Lembong dan 9 Terdakwa Lain di Kasus Impor Gula
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.