Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tema dan Ikon Hari Batik Nasional 2025

Baca di App
Lihat Foto
instagram.com/pasarbarubdg.official
Ilustrasi batik
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Setiap 2 Oktober, Indonesia memperingati Hari Batik Nasional.

Peringatan Hari Batik Nasional 2025 dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan kebanggaan terhadap warisan budaya batik.

Batik merupakan seni lukisan pada kain dengan menggunakan teknik khusus. Kain tersebut kemudian dijahit menjadi pakaian.

Lantas, apa tema dan logo Hari Batik Nasional 2025?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sejarah Hari Batik Nasional, Diperingati Setiap 2 Oktober

Tema dan ikon Hari Batik Nasional 2025

Mengutip laman resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin), berikut tema dan ikon Hari Batik Nasional 2025.

Batik Tulis Merawit Cirebon merupakan salah satu batik khas Cirebon yang memiliki ciri pola halus dengan ornamen detail.

Ornamen tersebut berupa garis-garis tipis dengan latar warna terang yang mencerminkan kekayaan seni dan budaya dari Cirebon.  

Sementara itu, merawit adalah teknik menggoreskan canting tembokan dengan malam panas yang menghasilkan warna goresan garis kecil, tipis tanpa putus dengan latar kain berwarna muda atau terang, sementara garis luar berwarna tua atau gelap.

Baca juga: Ucapan Selamat Hari Batik Nasional 2025 dan Twibbon Gratis

Perayaan Hari Batik Nasional

Perayaan Hari Batik Nasional 2025 digelar pada 2 Oktober hingga 30 November 2025 dan akan berkolaborasi dengan Museum Tekstil.

Sebelumnya, Kemenperin bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) telah mengadakan rangkaian kegiatan dalam Gerakan Batik Nasional (GBN) dan Hari Batik Nasional (HBN) di Pasaraya Blok M, Jakarta, pada 30 Juli-3 Agustus 2025 dengan tema “Bangga Berbatik”.

Pada kesempatan itu, ditetapkan "Batik Tulis Merawit Cirebon" sebagai ikon resmi GBN dan HBN 2025.

Peringatan Hari Batik Nasional 2025 tidak hanya memperkuat pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia, tetapi juga mendorong inovasi para perajin batik dan masyarakat Indonesia agar semakin cinta mengenakan batik lokal dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, momentum ini juga dapat membuka peluang untuk meningkatkan perekonomian bangsa melalui berkembangnya industri batik.

Baca juga: Motif Batik Beda-beda di Berbagai Daerah, Pakar Ungkap Alasannya

 

Sejarah penetapan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional

Menurut laman resmi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek),, penetapan Hari Batik Nasional bermula dari pengakuan batik sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009.

Pengakuan ini diberikan dalam sidang ke-4 Komite Antarpemerintah tentang Warisan Budaya Takbenda yang berlangsung di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.

Saat itu, batik masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).

Selain batik, beberapa unsur budaya Indonesia lain yang juga mendapat pengakuan adalah wayang, keris, noken, dan tari Saman.

Batik sendiri pertama kali diperkenalkan ke kancah internasional oleh Presiden Soeharto ketika menghadiri konferensi PBB.

Baca juga: Makna Batik Menkeu Purbaya yang Kerap Dipakai Ulang Menurut Guru Besar UNS

Indonesia secara resmi mendaftarkan batik ke UNESCO pada 4 September 2008 di Jakarta untuk memperoleh status Intangible Cultural Heritage (ICH).

Pada 9 Januari 2009, pengajuan tersebut diterima, hingga akhirnya batik ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda dalam sidang ke-4 UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.

Menindaklanjuti pengakuan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemudian menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 yang disahkan pada 17 November 2009.

Setelah itu, Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan surat edaran yang menganjurkan para pegawai pemerintah di tingkat pusat hingga daerah untuk mengenakan batik setiap peringatan Hari Batik Nasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi