KOMPAS.com - Insiden ambruknya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin (29/9/2025) menyisakan luka mendalam.
Kegagalan konstruksi disinyalir membuat bangunan tiga lantai yang difungsikan sebagai mushala asrama putra itu ambruk sehingga menimpa para santri yang sedang melaksanakan ibadah shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (2/10/2025), Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo mengatakan, peristiwa itu melukai 108 orang, berdasarkan data per Rabu (1/10/2025) pukul 21.00 WIB.
Dari jumlah tersebut, 5 orang meninggal dunia dan 18 orang berhasil diselamatkan.
Tiga hari berselang, evakuasi korban masih terus dilakukan karena beberapa santri masih terjebak di bawah reruntuhan.
Berkaca dari kasus tersebut, apa yang perlu diperhatikan saat membangun gedung bertingkat agar bangunan kokoh dan tidak roboh?
Baca juga: Update Ambruknya Bangunan Ponpes Sidoarjo, Jumlah Korban dan Proses Evakuasi
Harus melibatkan ahli yang berkompeten
Arsitek Ariko Andikabina menduga, ambruknya Ponpes Al Khoziny disebabkan karena kegagalan bangunan.
Dia menilai, tiang penyangga bangunan tingkat tiga itu tidak sanggup menahan beban bangunan di atasnya.
"Menurut saya yang terjadi di Sidoarjo adalah kegagalan bangunan," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
Ariko menegaskan, pembangunan gedung bertingkat semestinya melibatkan faktor ahli, dalam hal ini adalah ahli pembangunan yang berkompeten.
Adapun gedung bertingkat yang dimaksud merupakan bangunan bertingkat lebih dari 150 meter persegi.
Tak hanya bangunan gedung bertingkat, pembangunan fasilitas publik seperti sekolah hingga pesantren, juga sebaiknya melibatkan ahli yang kompeten.
"Untuk bangunan publik termasuk sekolah dan pesantren, seharusnya dikerjakan oleh ahli yang berkompeten, mulai dari perencanaannya hingga pelaksanaannya," jelas Ariko.
Dia menilai, dengan melibatkan para ahli, maka dugaan malpraktik hingga kegagalan bangunan dapat terhindarkan.
"Apabila tidak melibatkan ahli, maka ini kelalaian yang mengakibatkan korban jiwa," imbuhnya.
Baca juga: Analisis Arsitek soal Penyebab Amburuknya Musala Ponpes Al Khoziny
Bangunan bertingkat bukan bangunan sederhana
Ariko menjelaskan, peran ahli yang kompeten dalam pembangunan gedung bertingkat hingga fasilitas umum sangat penting.
Sebab, kedua kategori bangunan tersebut bukan bangunan yang sederhana.
"Bangunan bertingkat sudah tidak dapat dikategorikan bangunan sederhana yang bisa dilaksanakan sendiri sesuai ketentuan undang-undang," terangnya.
Oleh sebab itu, Ariko menambahkan, pembangunannya juga harus didesain oleh ahli yang bersertifikat, mulai arsitek hingga ahli struktur agar memenuhi kaidah bangunan yang baik dan sehat.
Selain itu, ketentuan keandalan bangunan juga perlu diperhatikan, seperti beban gempa dan lateral lainnya.
Menurut Ariko, kasus ambruknya bangunan bertingkat bukan kali pertama terjadi.
Sebelumnya, kasus yang sama juga pernah terjadi di Bandung, Jawa Barat di mana sebuah rumah roboh setelah pembangunannya hanya mengandalkan pengalaman empiris dan tidak menggunakan ahli yang berkompeten.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.