KOMPAS.com - Kasus keracunan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat (Jabar) sudah termasuk dalam kejadian luar biasa (KLB).
Untuk mengetahui penyebab keracunan, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar menguji 163 sampel MBG yang tersebar di sejumlah wilayah Jabar.
Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat, dr. Ryan Bayusantika Ristandi, menemukan sebanyak 23 persen positif terkontaminasi bakteri.
Jenis bakteri yang terdeteksi antara lain Vibrio cholera, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.
Baca juga: Ramai Narasi Keracunan MBG Disebut Tak Ditanggung BPJS Kesehatan, Ini Faktanya
Ryan menekankan bahwa penyebab keracunan dapat bervariasi pada setiap kasus.
Namun, hasil pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan dominasi bakteri Salmonella dan Bacillus cereus.
"Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada lab mikrobiologi, hasilnya berbeda-beda, tetapi secara frekuensi didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus," kata Ryan dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/9/2025).
Lalu, apa dampak bagi anak yang terinfeksi bakteri Salmonella dan Bacillus cereus?
Dampak terinfeksi bakteri Salmonella dan Bacillus c.
Guru Besar dalam Bidang Virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. dr. R. Fera Ibrahim, M.Sc., Ph.D, SpMK(K) mengatakan, antara infeksi bakteri Salmonella dan Bacillus cereus memiliki gejala yang berbeda.
"Salmonella memberikan dampak ke penderitanya dengan gejala utama diare berair atau kadang berdarah, demam, nyeri perut kolik, mual, muntah, dan malaise," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
"Sementara jika seseorang terinfeksi Bacillus cereus, memiliki gejala muntah hebat, mual, kadang nyeri perut ringan, diare berair, kram perut, dan mual," lanjut dia.
Saat pasien sudah muncul gejala tetapi tidak segera mendapatkan penanganan, maka pasien bisa mengalami komplikasi lebih lanjut.
Baca juga: Menteri Pigai Sebut Keracunan MBG Bukan Pelanggaran HAM, lalu Apa yang Termasuk?
Fera menjelaskan, komplikasi akibat bakteri Salmonella adalah sebagai berikut:
- Dehidrasi berat
- Sepsis/bakteremia
- Meningitis (kasus jarang, pada bayi/anak/imunokompromais)
- Reactive arthritis, IBS pasca-infeksi
- Carrier state kronis.
Sedangkan komplikasi akibat dari bakteri Bacillus cereus, yakni:
- Umumnya self-limiting (penyakit yang bisa sembuh sendirinya)
- Sepsis, pneumonia, endoftalmitis pada imunokompromais atau neonatus (kasus jarang terjadi).
Meski begitu, Fera mengatakan, orang yang pernah menderita penyakit yang diakibatkan infeksi Salmonella dapat berisiko jangka panjang mengalami reaktif arthritis, Irritable Bowel Syndrome, dan carrier state (pembawa penyakit).
Sedangkan pada infeksi Bacillus cereus, efek jangka panjang tidak ada bila kasus biasa, karena jarang terjadi komplikasi sistemik.
Baca juga: Ahli Gizi UGM dan Unimus Sebut Tepung Mocaf Lebih Sehat dari Terigu, Bisa untuk MBG?
Hal lain yang perlu diketahui dari Salmonella dan Bacillus c.
Jika dikaitkan dengan infeksi pada makanan, Fera menyampaikan, bakteri Salmonella umumnya menjangkit pada telur, ayam, daging kurang matang, susu tidak dipasteurisasi, dan produk segar terkontaminasi.
Sedangkan, bakteri Bacillus cereus biasanya menjangkit pada makanan seperti mi atau nasi yang dibiarkan pada suhu ruang.
"Bacillus cereus juga bisa menempel pada daging, sayuran, saus, dan produk susu," kata Fera.
Saat sudah menjangkit sumber makanan tersebut dan termakan oleh seseorang, untuk bakteri Salmonella akan menimbulkan gejala dengan masa inkubasi 12-36 jam, sementara bakteri Bacillus cereus dalam 1-16 jam.
Fera mengungkapkan, gejala akan lebih terasa pada kelompok rentan, seperti bayi, anak kecil, lansia, dan imunokompromais.
"Dari sifatnya, Salmonella lebih invasif, berisiko sistemik, berbahaya untuk anak-anak dan kelompok rentan," kata Fera.
"Untuk Bacillus cereus biasanya ringan, cepat sembuh, tapi bisa bergejala berat bila menyerang kelompok khusus," lanjut dia.
Baca juga: Idealnya Apa Saja Isi Satu Porsi Menu MBG? Ini Saran Ahli Gizi
Langkah pencegahan
Berikut tipsnya:
Pencegahan infeksi Salmonella- Masak makanan hewani sampai matang sempurna
- Hindari konsumsi telur/daging mentah
- Gunakan susu pasteurisasi
- Pisahkan makanan mentah dan matang
- Cuci tangan dan alat dapur sebelum/selesai memasak.
- Simpan makanan panas pada suhu lebih dari 60 derajat Celsius atau dingin pada suhu kurang dari 4 derajat Celsius
- Jangan biarkan nasi/mi pada suhu ruang terlalu lama
- Panaskan ulang makanan dengan benar sebelum dikonsumsi
- Jaga kebersihan perlatan dapur dan wadah penyimpanan.