KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi menghukum Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) karena terbukti memalsukan dokumen tujuh pemain naturalisasi. Hukuman ini berpotensi besar memengaruhi posisi Malaysia dalam daftar ranking dunia.
Keputusan FIFA dikeluarkan pada Senin (6/10/2025) setelah hasil investigasi lengkap menemukan 69 bukti pelanggaran administratif dan dokumen palsu.
Baca juga: Malaysia Palsukan Data Kakek-Nenek 7 Pemain Naturalisasi, Bagaimana Awal Masalahnya?
Komite Disiplin FIFA menyatakan bahwa FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) tentang pemalsuan dokumen.
"Persatuan Sepak Bola Malaysia dan para pemain Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazagamun Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano dinyatakan bertanggung jawab telah melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (Pemalsuan)," tulis putusan resmi FIFA, dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/10/2025).
Lantas, apakah peringkat Malaysia akan terpengaruh sanksi FIFA? Apa ada dampak bagi Timnas Indonesia?
Denda dan larangan bermain untuk tujuh pemain
Sebagai konsekuensi, FAM dijatuhi denda sebesar 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp 7,2 miliar.
Sementara tujuh pemain naturalisasi masing-masing didenda Rp 41,5 juta dan dilarang bermain selama 12 bulan.
Kasus ini bermula dari penggunaan dokumen palsu kakek-nenek untuk memenuhi syarat naturalisasi. Berdasarkan hasil investigasi, tidak satu pun dari kakek atau nenek para pemain tersebut lahir di Malaysia.
FAM membela diri dengan menyebut verifikasi telah dilakukan melalui Departemen Pendaftaran Nasional (NRD) Malaysia. Namun, FIFA menilai dokumen itu tidak berdasarkan salinan asli dan menegaskan bahwa tindakan ini melanggar integritas kompetisi sepak bola.
Baca juga: Bukti Malaysia Palsukan Data Pemain Naturalisasi Menurut Investigasi FIFA, Kini Hukuman Menanti
Ancaman diskualifikasi di kualifikasi Piala Asia 2027
Kasus ini pertama kali terungkap setelah pertandingan Malaysia melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027 yang berakhir 4-0. Ketujuh pemain bermasalah tercatat turun di dua laga resmi melawan Nepal dan Vietnam.
FIFA menyatakan bahwa keputusan terkait pertandingan diserahkan kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) sebagai otoritas kompetisi.
"Lebih lanjut, setiap potensi pelanggaran terkait pertandingan Malaysia vs Vietnam akan berada di bawah kewenangan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), yang relevansinya Badan pengadilan berhak untuk menilai dan menentukan konsekuensi dari setiap temuan ketidaklayakan," tulis FIFA dalam laporan resmi, dikutip dari Kompas.com, Rabu (8/10/2025).
Ranking Malaysia di FIFA bisa turun 10 peringkat
Saat ini Malaysia berada di posisi 123 dunia versi FIFA, hanya terpaut 9,71 poin dari Indonesia yang menempati peringkat 119.
Dari enam laga terakhir melawan Nepal, Vietnam, Palestina, Singapura, dan dua kali Cape Verde, Malaysia mengumpulkan tambahan 33,19 poin.
Jika seluruh laga tersebut dibatalkan, posisi Malaysia diprediksi bisa turun ke kisaran 130-an dunia.
Baca juga: Warganet Sebut Malaysia Lebih Maju karena Dijajah Inggris, Sejarawan: Tak Sesederhana Itu
Wewenang AFC terkait poin
Meski FIFA sudah menjatuhkan sanksi denda dan larangan bermain, keputusan mengenai pembatalan hasil pertandingan atau pengurangan poin berada di tangan AFC.
Pertandingan Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027 sepenuhnya berada di bawah yurisdiksi AFC.
Dalam laporan resminya, FIFA menulis bahwa AFC yang berwenang menjatuhkan sanksi terkait pelanggaran dalam laga Malaysia vs Vietnam. Pasalnya FIFA bukanlah penyelenggara langsung pertandingan tersebut.
Pernyataan itu menegaskan bahwa FIFA hanya mengatur disiplin dan administrasi, sedangkan AFC menentukan konsekuensi kompetitif seperti diskualifikasi atau penghapusan hasil.
Hingga kini AFC belum mengeluarkan keputusan. Badan itu menyatakan masih menunggu hasil lengkap investigasi FIFA sebelum meninjau ulang status Malaysia.
Apa pengaruhnya bagi Indonesia jika Malaysia kehilangan poin?
Jika Malaysia mendapat sanksi penghilangan poin, maka peluang bagi Indonesia untuk memperlebar jarak di klasemen FIFA semakin besar.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (30/9/2025), Malaysia berpotensi turun 10 peringat.
Saat ini, Malaysia dan Indonesia hanya terpaut sekitar 9,7 poin di ranking FIFA. Peluang Skuad Garuda untuk memperlebar jarak terbuka lebar jika mampu mencatat hasil baik dalam laga internasional berikutnya.
Bahkan, Indonesia juga berpotensi naik peringkat jika hal itu terwujud.
Namun, peluang itu masih bergantung pada keputusan AFC. Selama hasil pertandingan Malaysia belum dibatalkan,
Saat ini, Indonesia dan Malaysia tetap mempertahankan posisi semula di peringkat 119 dan 123 dunia.
Baca juga: Sejumlah Warga Malaysia di Perbatasan Jual BBM ke WNA, Tahu Harga di Negara Tetangga Lebih Mahal
Proses banding FAM dan reaksi publik
Menanggapi keputusan FIFA, FAM menyatakan akan mengajukan banding.
"Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) ingin menginformasikan bahwa FAM masih menunggu dokumen lengkap putusan dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Proses banding hanya dapat dimulai setelah dokumen lengkap putusan diterima secara resmi," kata Sekjen FAM Datuk Noor Azman HJ Rahman.
Publik Malaysia bereaksi keras terhadap denda tersebut. Sejumlah suporter menilai denda Rp 7,2 miliar seharusnya tidak dibebankan ke negara dan mendesak FAM bertanggung jawab atas kesalahan yang mencoreng reputasi sepak bola nasional.
(Sumber: Kompas.com/Sem Bagaskara, Thomas Wardana, Wahyu Wachid Anshory)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang