KOMPAS.com - Sebuah video viral di media sosial menunjukkan adanya hujan es di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Video tersebut menunjukkan hujan dengan butiran es jatuh di persawahan. Warganet mengatakan peristiwa tersebut seolah seperti dihujani batu yang dilempar dari langit.
"Penampakan hujan es di Lamongan seperti batu yang dilempar dari langit," tulis akun @uni******* pada Kamis (9/10/2025).
Baca juga: Tren Membuang Eco Enzyme di Jalanan Saat Hujan Deras, Apa Manfaatnya?
Dalam video lainnya, warganet menunjukkan bentuk dari hujan es tersebut seperti bola-bola kelereng yang saling menempel. Berikut kutipannya.
"Warga Lamongan dibuat heboh setelah hujan es sebesar kelereng turun disertai suara gemuruh dan pohon tumbang," tulis akun @off*********** pada Kamis (9/10/2025).
Peristiwa ini tentu menarik sebab hujan es cukup jarang terjadi, namun juga mengkhawatirkan sebab ukuran es yang cukup besar dapat membahayakan apabila terkena tubuh manusia.
Lantas, bagaimana hujan es dapat terjadi?
Baca juga: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 10-16 Oktober 2025
Adanya awan Cumulonimbus
Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Ida Pramuwardani membenarkan adanya hujan es di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada Selasa (7/10/2025) dan Rabu (8/10/2025).
Ida mengatakan, BMKG mendeteksi pola konvektif di sekitar wilayah tersebut pada 7-8 Oktober 2025 sekitar pukul 15.00 - 17.00 WIB.
"Berdasarkan data Citra Radar dan Satelit di daerah Lamongan, Jawa Timur pada tanggal 07 dan 08 Oktober 2025, terdeteksi pola konvektif di sekitar wilayah tersebut sekitar pukul 15 - 17 WIB," kata Ida ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (10/10/2025).
Hal tersebut menunjukkan adanya awan Cumulonimbus (CB) yang berpotensi mengakibatkan hujan es di wilayah tersebut.
"Hujan es umumnya terjadi pada masa peralihan musim, ketika kondisi atmosfer sangat labil dan mendukung pembentukan awan konvektif, seperti Cumulonimbus," kata Ida.
Awan Cumulonimbus berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, petir, hingga butiran es atau hujan es.
Baca juga: Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 10-11 Oktober 2025
Bagaimana peristiwa awalnya?
Ida menjelaskan, fenomena tersebut diawali ketika massa udara di permukaan yang lembap dan hangat naik ke lapisan atmosfer atas akibat pemanasan permukaan bumi.
Udara yang naik akan mengalami pendinginan sehingga terbentuk butiran air dan kristal es di dalam awan.
Ida mengatakan, kristal-kristal es tersebut terbawa naik dan turun oleh arus udara vertikal yang kuat di dalam awan (updraft dan downdraft).
"Secara bertahap, pola tersebut membentuk lapisan-lapisan es akibat proses pembekuan berulang dari air super dingin," lanjut Ida.
Ketika ukuran butiran es semakin besar dan tidak lagi mampu ditahan oleh kekuatan arus udara di dalam awan, gumpalan es tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan es.
Ida mengatakan, umumnya peristiwa itu terjadi bersamaan dengan hujan lebat dan petir.
"Peristiwa ini umumnya terjadi bersamaan dengan hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat," pungkasnya.
Baca juga: Daftar Wilayah yang Diprakirakan BMKG Masuk Musim Hujan Pertengahan Oktober, Mana Saja?
Waspada cuaca ekstrem di Lamongan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem di usai hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah setempat pada Rabu (8/10/2025).
Dikutip dari Antara, Kamis (9/10/2025), Kepala Pelaksana BPBD Lamongan Na’im mengatakan angin kencang menerjang lima kecamatan di daerah tersebut.
Ia menjelaskan sedikitnya 53 pohon tumbang di jalur Lamongan–Babat dan sejumlah titik lain sehingga arus lalu lintas sempat terhambat hingga sepanjang 12 kilometer.
“Evakuasi pohon tumbang kami lakukan bersama TNI, Polri, Dinas PU Bina Marga, PLN, dan relawan. Prosesnya selesai sekitar pukul 02.00 WIB dini hari,” katanya.
Selain menyebabkan pohon tumbang, angin kencang juga merusak atap pendopo Kantor Kecamatan Tikung, dua rumah warga, serta tiga kandang ternak di Kecamatan Mantup.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut dan seluruh material pohon tumbang telah dievakuasi sedangkan akses jalan kini kembali normal.
Baca juga: BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Oktober 2025
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang