KOMPAS.com - Kasus dugaan kekerasan terhadap siswa di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, kini menjadi sorotan publik.
Peristiwa ini menjadi ramai ketika orang tua murid melaporkan kepala sekolah ke polisi setelah anaknya diduga ditampar karena ketahuan merokok di lingkungan sekolah.
Insiden tersebut memicu gelombang reaksi, termasuk aksi mogok belajar oleh para siswa sebagai bentuk protes.
Pihak kepolisian telah menerima laporan dan tengah menyelidiki kebenaran dugaan kekerasan tersebut.
Berikut sejumlah fakta yang perlu diketahui terkait kasus Kepsek SMAN 1 Cimarga tampar siswa.
Baca juga: Program MBG di Singapura Mulai 2026, Terpusat di Dapur Sekolah Masing-masing
Baca juga: Perhatikan Gizi Siswa, California Sahkan Undang-undang Larangan Ultra-Processed Food di Sekolah
1. Siswa mogok sekolah usai insiden tamparan
Ratusan siswa SMAN 1 Cimarga kompak melakukan aksi mogok sekolah sebagai bentuk protes atas dugaan tindakan kekerasan oleh kepala sekolah.
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria membenarkan, sebanyak 630 siswa dari 19 kelas tidak masuk sekolah pada Senin (14/10/2025).
"Kami sudah berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan kondusif, namun tampaknya anak-anak punya pandangan dan sikap sendiri," kata Dini dikutip dari Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Aksi mogok itu disertai dengan pemasangan spanduk berisi tuntutan agar kepala sekolah dicopot dari jabatannya.
Dalam foto yang beredar di media sosial, terlihat tulisan “Kami tidak akan sekolah sebelum kepsek dilengserkan".
Baca juga: Kisah Anak Down Syndrome Diantar Sekolah oleh Presiden Usai Jadi Korban Perundungan
2. Kepala sekolah akui menampar karena siswa bohong
Dini Fitria mengungkapkan, ia menampar salah seorang siswa bukan karena perilaku merokok, melainkan karena ketidakjujuran.
Insiden itu terjadi saat kegiatan Jumat Bersih, ketika Dini menegur seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Namun, siswa itu membantah tudingan tersebut.
“Saya bukan marah karena dia merokok, tapi karena dia berbohong. Saat itu saya kecewa dan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” jelas Dini.
Baca juga: Klarifikasi SMA St Yosef Solo: Gibran Tak Pernah Daftar, Kepala Sekolah Siap Bersaksi
3. Kepala sekolah bantah niat lakukan kekerasan
Menanggapi laporan yang dilayangkan ke polisi, Dini Fitria membantah tudingan telah melakukan kekerasan terhadap siswanya.
Ia menegaskan, tindakannya bukanlah pemukulan, melainkan teguran spontan karena emosi sesaat.
“Saya memang menegur dan sempat memukul pelan karena menahan emosi, tapi tidak ada niat untuk menyakiti,” tuturnya.
Ia juga mengaku menyesal jika reaksinya dianggap berlebihan.
Baca juga: Alasan Pemprov Banten Nonaktifkan Kepala SMAN 1 Cimarga Penampar Siswa Merokok
4. Lokasi kejadian siswa merokok di warung
Dini Fitria menjelaskan, insiden tersebut terjadi di dekat sebuah warung kecil di luar pagar sekolah, lokasi yang sudah lama menjadi perhatian karena diduga menjual rokok kepada pelajar.
“Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung agar tidak menjual rokok. Bahkan, kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, .
Ia menegaskan, tujuan sekolah adalah membentuk karakter siswa, bukan menghukum secara berlebihan.
“Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi,” kata Dini menutup pernyataannya.
Baca juga: Kasus Bullying Siswa Lagi-lagi Terjadi di Sekolah, Bagaimana Cara Hentikannya? Ini Kata Pakar
5. Orangtua laporkan kepala sekolah ke polisi
Kasus dugaan kekerasan terhadap siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, berlanjut ke ranah hukum.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polres Lebak, Ipda Limbong, membenarkan adanya laporan tersebut.
“Betul, ada laporan terkait kekerasan fisik,” kata Limbong dikutip dari Kompas.com, Senin (13/10/2025).
Ia menambahkan, laporan diajukan pada Jumat (10/10/2025) dan saat ini masih dalam tahap penyelidikan.
Tri Indah Alesti, orangtua yang melapor, menyebut anaknya menjadi korban kekerasan oleh kepala sekolah.
6. Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga dinonaktifkan
Gubernur Banten, Andra Soni, mengambil tindakan tegas dengan menonaktifkan sementara Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria.
“Akan segera dinonaktifkan,” ujar Andra kepada wartawan di Pendopo Gubernur Banten, Serang, Selasa (14/10/2025) dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, detail lebih lanjut terkait keputusan tersebut dapat dikonfirmasi kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Deden Apriandhi, atau Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Banten, Lukman.
(Sumber: Kompas.com/ Penulis: Acep Nazmudin, Rasyid Ridho | Editor: Eris Eka Jaya, Irfan Mulana, Maya Citra Rosa, Reni Susnti)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang