KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah tidak akan lagi memberikan diskon tarif listrik pada 2025.
"Jadi, untuk diskon listrik, tidak kita berikan lagi. Tetapi diganti program yang lain," kata Airlangga dalam wawancara bersama "Kompas Bisinis" yang tayang di Kompas TV, Selasa (14/10/2025).
Airlangga menjelaskan, kebijakan tersebut akan digantikan dengan program lain sebagai bentuk dukungan pemerintah kepada masyarakat.
Namun, ia belum mengungkap detail program pengganti itu dan menyebut bahwa pengumuman resminya akan disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: Diskon Listrik Juni-Juli Batal, Dialihkan ke Bantuan Upah, Siapa yang Dapat?
Peniadaan diskon listrik kurang tepat
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai keputusan pemerintah untuk tidak lagi memberikan diskon tarif listrik tahun ini kurang tepat.
Menurutnya, kebijakan tersebut sebelumnya terbukti langsung membantu masyarakat dalam menjaga daya beli.
“Diskon tarif listrik itu efektif dan langsung terasa di masyarakat,” ujar Bhima kepada Kompas.com, Selasa (14/10/2025).
“Uang yang biasanya dipakai untuk beli token listrik bisa dialihkan untuk belanja kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Baca juga: 3 Hari Lagi, Ini Cara Dapat Diskon Listrik 50 Persen Juni 2025
Program diskon listrik punya dampak luas
Bhima juga menilai, program diskon listrik jauh lebih berdampak dibandingkan insentif lain seperti potongan harga tiket pesawat.
“Kalau dibanding diskon tiket pesawat, dampak ekonominya jauh lebih nyata diskon listrik,” ujarnya. Namun, ia menyebut kendala biasanya datang dari sisi teknis.
“Paling PLN yang keberatan karena kompensasinya cairnya lama,” katanya.
Ia pun menyarankan agar pemerintah melanjutkan program ini untuk jangka waktu tertentu dengan cakupan lebih luas.
Bhima menambahkan, perluasan penerima manfaat juga penting agar pelaku usaha kecil ikut merasakan dampaknya.
“Kalau bisa pengguna hingga 2.200 VA termasuk UMKM juga mendapatkannya,” pungkasnya.
Baca juga: Berbagai Promo HUT ke-80 RI Sepanjang Agustus 2025: Makanan, Diskon Listrik, hingga Tiket Kereta
Pengganti diskon listrik belum efektif dongkrak daya beli
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai keputusan pemerintah mengganti program diskon tarif listrik dengan program lain berpotensi kurang efektif dalam menjaga daya beli masyarakat.
Menurutnya, perubahan harga listrik terbukti langsung memengaruhi kemampuan konsumsi masyarakat.
“Jika tarif listrik turun, daya beli akan naik karena pengeluaran rumah tangga berkurang. Sebaliknya, jika tidak diturunkan, daya beli justru menurun,” ujarnya saat dihubungi terpisah, Selasa.
Fahmy menuturkan, diskon tarif listrik menjadi instrumen paling tepat sasaran karena manfaatnya langsung dirasakan kelompok berpenghasilan rendah, terutama pelanggan 450 VA dan 900 VA.
Baca juga: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Juni–Juli 2025, Bagaimana Mekanismenya?
“Selama ini subsidi listrik untuk golongan kecil sudah sangat tepat sasaran,” tambahnya.
Sementara, program pengganti seperti bantuan tunai atau subsidi transportasi umum tidak serta-merta meningkatkan daya beli.
Karena itu, ia menyarankan agar pemerintah tetap mempertahankan skema penurunan tarif listrik.
“Penurunan tarif listrik adalah langkah paling cepat dan tepat untuk menjaga daya beli rakyat, terutama masyarakat miskin,” tegasnya.
Baca juga: Pemerintah Beri Diskon Listrik 50 Persen mulai 5 Juni 2025, Berapa Tarif Normal?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang