Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Hari Kebudayaan Nasional, 17 Oktober 2025 Peringati Hari Apa?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Megapro
Pagelaran Sabang Merauke menampilkan keberagaman budaya Indonesia yang diwakili lewat lagu-lagu dan tarian tradisional dari berbagai daerah.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Setiap tanggal mempunyai kisah tersendiri, termasuk 17 Oktober. Tanggal ini menyimpan sejumlah peringatan baik dalam lingkup nasional maupun internasional

Pada hari ini, Jumat (17/10/2025), terdapat beberapa peringatan seperti Hari Kebudayaan Nasional, Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional dan Hari Trauma Sedunia.

Baca juga: Kalender November 2025: Cek Tanggal Merah serta Hari Peringatan Nasional dan Internasional

Masing-masing membawa pesan yang berbeda, tetapi punya benang merah yang sama yakni soal kemanusiaan, kepedulian, dan jati diri bangsa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana sejarah, tujuan hingga cara untuk memperingatinya? 

Hari Kebudayaan Nasional

Pemerintah resmi menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional (HKN) melalui Surat Keputusan Menteri Kebudayaan Nomor 162/M/2025 yang ditandatangani pada Senin (7/7/2025). 

Penetapan ini bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden Prabowo Subianto. Namun, pemerintah menegaskan hal tersebut hanya kebetulan belaka. HKN tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional.

Dilansir dari Kompas.com (15/7/2025), Fadli Zon menyatakan bahwa penetapan HKN merupakan cara untuk memperkuat kesadaran kolektif dalam mengembangkan kebudayaan nasional.

Pemerintah memilih tanggal 17 Oktober karena bertepatan dengan peringatan Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951. PP tersebut menetapkan Lambang Negara Garuda Pancasila beserta semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Selain itu, Hari Kebudayaan Nasional diharapkan dapat memperkuat identitas nasional, mendorong pelestarian budaya, dan menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap warisan budaya Indonesia. 

Awalnya, penetapan HKN berasal dari para seniman dan budayawan Yogyakarta. Salah satunya adalah maestro ketoprak Nano Asmorodono, yang melakukan kajian sejak awal 2025. 

Nano menegaskan, pemilihan tanggal 17 Oktober murni didasarkan pada dasar historis pengesahan Bhinneka Tunggal Ika, bukan karena bertepatan dengan hari lahir Presiden.

Baca juga: Fadli Zon Tetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional, Apa Alasannya?

Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional

Dilansir dari laman resmi Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (UN DESA), sejarah International Eradiction of Poverty Day atau Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional bermula pada 17 Oktober 1987.

Kala itu, lebih dari 100.000 orang berkumpul di Trocadero, Paris (lokasi penandatanganan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia) untuk mengenang korban kemiskinan ekstrem, kekerasan, dan kelaparan. 

Dalam kesempatan itu, mereka menegaskan bahwa kemiskinan melanggar hak asasi manusia. Mereka juga menuntut solidaritas global untuk menjamin penghormatan terhadap hak-hak tersebut. 

Pesan ini diabadikan pada batu peringatan yang kemudian menjadi simbol tahunan peringatan setiap 17 Oktober.

Replika batu tersebut kini tersebar di berbagai negara, termasuk di taman markas besar PBB di New York sebagai lokasi upacara resmi tahunan badan tersebut. 

Melalui Resolusi 47/196 yang disahkan pada 22 Desember 1992, Majelis Umum PBB menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kemiskinan. 

Negara-negara anggota didorong untuk mengadakan kegiatan nyata yang mendukung upaya penghapusan kemiskinan, dengan dukungan dari organisasi internasional maupun lembaga non-pemerintah. Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB juga diminta memastikan peringatan tersebut berjalan efektif di lingkungan PBB.

Baca juga: Tanggal 13 Oktober Memperingati Hari Apa? Ini 5 Daftar Peringatannya

Hari Trauma Sedunia

Dikutip dari National Today, Hari Trauma Sedunia diperingati setiap 17 Oktober. Peringatan ini merupakan upaya global untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penanganan darurat dan pencegahan cedera traumatis. 

Hari ini mengingatkan dunia bahwa trauma menjadi penyebab utama kematian bagi orang di bawah usia 45 tahun. Angka ini lebih tinggi dibanding malaria, HIV/AIDS, dan TBC. Selain itu, trauma menyumbang sekitar 9 persen dari seluruh kematian di dunia.

Peringatan ini pertama kali diadakan di New Delhi, India, pada tahun 2011. Kala itu, masyarakat bergerak sebagai respons atas tingginya angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas yang mencapai lebih dari 400 orang per hari. 

Seiring waktu, Hari Trauma Sedunia berkembang menjadi ajang untuk meningkatkan kesadaran terhadap berbagai penyebab trauma lainnya, seperti kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, dan pengalaman militer. 

Apalagi, trauma yang tidak ditangani dapat menimbulkan gangguan stres pascatrauma (PTSD) yang memengaruhi kesehatan mental dan sosial korban.

Sejarah pemahaman tentang trauma sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Hal ini semakin berkembang setelah Perang Dunia II, ketika tentara mulai diberi waktu pemulihan mental. 

Pada masa Perang Vietnam dan Korea, terapi bicara mulai diterapkan, dan kemudian diperkuat oleh program kelompok bagi veteran yang mengalami PTSD. Dari situ, kesadaran global terhadap dampak psikologis trauma semakin meningkat.

Melalui kesadaran dan solidaritas, Hari Trauma Sedunia mengajak dunia untuk lebih peduli terhadap keselamatan dan kesehatan mental semua orang.

(Sumber: Kompas.com/Rahel Narda Chaterine | Editor: Danu Damarjati)

 

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi