Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Influenza A Meningkat di Indonesia, Epidemiolog Beri Saran Pencegahan Bagi Masyarakat

Baca di App
Lihat Foto
WHO
Data virus influenza November 2024 -September 2025 WHO
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, telah terjadi peningkatan kasus penyakit influenza di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Aji Muhawarman mengatakan, peningkatan kasus juga terjadi di negara-negara tetangga.

“Dari data flunet WHO, peningkatan kejadian dan kasus juga terjadi di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang disebabkan didominasi virus influenza tipe A,” kata Aji, dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/10/2025). 

Sejalan dengan hal tersebut, Dokter Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengungkapkan hal yang sama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara analisis singkat, ia mengatakan di Asia Tenggara dan bahkan global, virus influenza A subtipe H3N2 dilaporkan dominan di beberapa zona dan berkontribusi besar dalam kenaikan kasus.

Diketahui di Thailnad, kasus lonjakan besar juga terjadi bahkan hingga 61 kasus kematian terlapor dengan periode 1 Januari - 8 Oktober 2025.

Baca juga: Sekitar 6.000 Siswa di Malaysia Terinfeksi Influenza, Pemerintah Tutup Sejumlah Sekolah

Influenza di Indonesia

Dicky menilai data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan peningkatan kasus influenza di Indonesia kemungkinan besar benar adanya.

“Kemungkinan besar iya, tetapi akan heterogen antarwilayah, antarprovinsi, antarkabupaten, dan kota,” kata Dicky dalam keterangannya kepada Kompas.com, Kamis (16/10/2025).

Menurut Dicky, WHO melaporkan bahwa virus influenza A atau H3N2 kini dominan di sejumlah kawasan. Namun, data surveilans sentinel nasional Indonesia bisa saja menunjukkan pola berbeda.

“Sebelumnya juga ada periode ketika influenza B lebih dominan. Jadi penting untuk memantau data lokal agar tahu varian mana yang sedang mendominasi,” ujarnya.

Dicky menjelaskan bahwa influenza A memiliki karakter bermutasi cepat. Ketika subtipe baru beredar di populasi dengan imunitas rendah, kasus rawat inap akan meningkat.

Ia menambahkan, pola dominasi virus bisa berbeda-beda antarnegara maupun antardaerah.

“Dominasi influenza A bersifat spasial dan temporal, tidak otomatis sama di semua tempat. Karena itu, kita perlu terus memperkuat sistem pemantauan sentinel nasional,” kata Dicky.

Baca juga: Siapa Saja yang Berisiko Terkena Pneumonia yang Disebabkan Influenza?

Dominan rawat inap yang lebih lama

Dicky mengungkapkan bahwa melalui studi klinis yang dilakukan di kalangan orang dewasa, ditemukan bahwa influenza A menjadi penyebab dominan orang dirawat inap lebih lama. 

"Influenza A dominan menyebabkan pasien dirawat karena infeksi pernapasan, dengan rata-rata lama rawat sekitar 9 hingga 10 hari," jelasnya. 

Ia menambahkan, dalam gelombang tertentu, flu A dapat menimbulkan beban biaya rumah sakit yang cukup besar.

Kondisi serupa juga dilaporkan di kawasan Amerika dan sebagian Eropa, yang tahun ini menghadapi musim influenza dengan beban layanan kesehatan sangat tinggi.

“Hal ini mempertegas bahwa ketika terjadi gelombang besar, potensi kematian dan peningkatan kasus rawat inap juga ikut meningkat,” ujar Dicky.

Baca juga: Ramai Dibahas Warganet, Ini Beda Influenza Tipe A dan B dengan Flu Biasa Menurut Dokter

Apakah influenza berat untuk sembuh?

Mengenai pertanyaan apakah influenza tergolong lebih berat dan sulit sembuh, Dicky mengatakan hal itu bergantung pada konteks dan kelompok pasien.

“Dalam beberapa musim, gelombang influenza A H3N2 memang dikaitkan dengan lebih banyak kasus rawat inap, terutama pada lansia dan anak kecil. Tapi ini berdasarkan studi observasional,” ujar Dicky.

Ia menjelaskan, flu A cenderung menyebabkan berbagai komplikasi, seperti pneumonia sekunder, eksaserbasi asma, hingga batuk pascavirus yang bisa menetap berminggu-minggu.

Faktor lain seperti imunitas populasi yang rendah dan infeksi bersamaan dengan virus lain, misalnya RSV, adenovirus, atau Covid-19 juga dapat memperburuk kondisi pasien.

Secara umum, sebagian besar kasus influenza dapat sembuh dalam 1–2 minggu, terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh baik.

Namun, pada kelompok rentan, demam dan batuk bisa berlangsung lebih lama, bahkan disertai komplikasi yang memerlukan rawat inap.

Baca juga: Jepang Dilanda Influenza yang Bisa Sebabkan Pneumonia, Apakah Bisa Mewabah di Indonesia?

Pencegahan influenza

Mengenai langkah pencegaha, Dicky mengatakan hal yang dilakukan sebenarnya sederhana dan bisa dilakukan sehari-hari.

“Pencegahan tetap standar, yaitu vaksinasi, cuci tangan pakai sabun, pakai masker, serta istirahat di rumah saat sakit. Jangan lupa juga tutup mulut saat batuk dan pastikan ventilasi udara di ruangan baik,” ujar Dicky.

Ia menambahkan, masyarakat yang mengalami demam, batuk, atau pilek sebaiknya tidak beraktivitas di luar rumah sampai benar-benar pulih.

“Istirahat di rumah dan jangan berangkat sekolah atau kerja sampai 24 jam bebas demam tanpa obat. Banyak minum air hangat dan konsumsi obat pereda demam sesuai anjuran,” kata Dicky.

Dicky juga menekankan pentingnya vaksinasi influenza musiman, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti ibu hamil, anak di bawah lima tahun, lansia, penderita penyakit kronis, serta orang yang sering bepergian.

Ia mengingatkan untuk segera ke fasilitas kesehatan bila mengalami demam tinggi yang tidak turun, napas cepat dan sesak, bibir atau ujung jari kebiruan, maupun penurunan kesadaran.

Selain itu, ia juga melarang permintaan antibiotik kecuali dalam kasus tertentu.

“Jangan minta antibiotik untuk flu kecuali dokter yang meresepkan. Pada kasus influenza berat, dokter akan memberikan antivirus yang efektif bila diminum dalam 48 jam pertama sejak gejala muncul,” jelas Dicky.

Baca juga: Influenza A dan HMPV Mewabah di China, Berpotensi Jadi Pandemi dan Masuk Indonesia?

Saran pemerintah

Dicky mengatakan bahwa pemerintah perlu memperkuat surveilans laboratorium, khususnya dalam hal subtyping dan genomic sequencing.

"Hal ini  untuk mengetahui kapan suatu tipe virus influenza mulai mendominasi serta mendeteksi perubahan genetik atau antigenik (antigenic drift dan shift). Data ini penting sebagai dasar pengambilan keputusan vaksinasi, penentuan stok antivirus, dan strategi pengendalian flu musiman,” kata Dicky.

Ia juga menekankan pentingnya kampanye vaksinasi influenza yang menyasar kelompok prioritas.

Meskipun vaksin tidak bisa mencegah infeksi seratus persen, Dicky mengatakan vaksin terbukti mampu mengurangi tingkat keparahan dan risiko komplikasi.

Selain itu, pemerintah juga perlu berupaya memastikan kesiapan fasilitas kesehatan, baik layanan primer maupun rumah sakit rujukan.

Komunikasi risiko juga harus dilakukan dengan baik dan transparan agar masyarakat memahami manfaat vaksinasi serta langkah pencegahan.

Dicky juga menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap ko-sirkulasi virus, seperti RSV dan SARS-CoV-2, yang dapat memperberat kasus terutama pada anak-anak dan lansia yang membutuhkan oksigen atau perawatan intensif.

“Musim influenza tahun ini menunjukkan peningkatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Karena itu, kelompok berisiko tinggi sangat disarankan menerima vaksin influenza musiman, menjaga kebersihan pernapasan, memakai masker, dan segera berobat bila gejala memburuk,” pungkas Dicky.

Baca juga: Gejala H1N1 Influenza A dan HMPV yang Mewabah di China, Siapa Saja Kelompok Rentannya?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi