Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom Temukan Bintang Murni di Tepi Galaksi Bima Sakti, Seperti Apa?

Baca di App
Lihat Foto
Pexels/Pixabay
Para astronom menemukan bitang murni di tepi galaksi Bima Sakti.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Para astronom dikabarkan baru saja menemukan bintang "paling murni" yang pernah terlihat, bersembunyi di dekat tepi galaksi Bima Sakti.

“Matahari” asing yang tidak biasa ini diduga keturunan salah satu bintang pertama di alam semesta, sangat miskin logam sehingga “melanggar” aturan utama pembentukan bintang.

Baca juga: Galaksi Andromeda Capai Titik Tertinggi pada 2 Oktober, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang?


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa bintang memiliki konsentrasi unsur berat, atau metalisitas, yang jauh lebih tinggi daripada yang lain.

Hal ini sebagian besar ditentukan oleh materi apa yang tertinggal oleh bintang yang meledak di wilayah ruang angkasanya.

Bintang-bintang dengan metalisitas rendah—sering disebut "murni"—sangat dicari oleh para astronom karena paling mirip dengan bintang-bintang pertama di alam semesta, yang belum pernah diamati secara langsung.

Baca juga: Galaksi Raksasa 32 Kali Lebih Besar dari Bima Sakti Diberi Nama Masalah, Apa Sebabnya?

Penemuan bintang “murni”

Dalam sebuah studi baru yang diunggah pada 25 September 2025 ke server pracetak arXiv, sekelompok peneliti mengungkapkan penemuan sebuah bintang baru, bernama SDSS J0715-7334.

Bintang ini memiliki metalisitas terendah di antara bintang mana pun yang pernah terlihat, dengan selisih yang signifikan.

Bintang ini dideteksi menggunakan program MINESweeper, yang mencari bintang di antara data yang dikumpulkan oleh teleskop antariksa Gaia milik Badan Antariksa Eropa.

Bintang tersebut merupakan raksasa merah (red giant) dengan massa sekitar 30 kali lipat dari massa Matahari.

Baca juga: Quasar 3C273, Tempat Terpanas di Alam Semesta yang Melebihi Matahari, Apa Itu?

Ia juga hampir dua kali lebih murni daripada bintang dengan kadar logam terendah sebelumnya dan memiliki kadar logam lebih dari 10 kali lipat lebih sedikit daripada bintang paling miskin besi yang pernah diamati hingga saat ini.

Meskipun jarak pastinya sulit dihitung saat ini, para peneliti memperkirakan J0715-7334 kemungkinan berjarak sekitar 85.000 tahun cahaya dari Bumi.

Momentum sudut bintang ini menunjukkan bahwa ia berasal dari Awan Magellan Besar— galaksi kecil berisi sekitar 30 miliar bintang—sebelum jatuh ke galaksi Bima Sakti.

Baca juga: Dari Big Bang ke Big Crunch, Ilmuwan Temukan Rumus Hitung Umur Alam Semesta

Bintang J0715-7334 mengandung rendah karbon

Yang membuat J0715-7334 sangat menarik, menurut para peneliti, adalah konsentrasi karbonnya yang rendah.

Kebanyakan bintang miskin kandungan besi lainnya memiliki rasio karbon yang relatif tinggi, sehingga metalisitas keseluruhannya tetap tinggi.

Baca juga: Ilmuwan Pertanyakan Teori Big Bang dalam Penciptaan Alam Semesta

Kondisi metalisitas yang sangat rendah ini menunjukkan bahwa J0715-7334 merupakan keturunan langsung dari bintang generasi pertama, yang terbentuk dari awan hidrogen purba yang tersisa setelah Big Bang.

Hal ini kemudian memberi peneliti lain kesempatan untuk melihat kembali ke awal evolusi bintang.

Penemuan baru ini juga dapat membantu peneliti mengetahui bagaimana bintang-bintang miskin logam tersebut terbentuk, yang secara teori seharusnya mustahil.

Baca juga: Air di Alam Semesta Berusia Miliaran Tahun, Lebih Tua dari Perkiraan Ilmuwan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Live Science
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi