Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMA Negeri di Bantul Depresi Setelah Diduga Dipaksa Memakai Hijab

Kompas.com - 29/07/2022, 18:48 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang siswi SMA Negeri I Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, depresi setelah diduga dipaksa mengenakan hijab. Bahkan siswi ini sampai mengurung diri di dalam kamarnya.

Pendamping siswi tersebut sekaligus Ketua Sarang Lidi Yuliani menceritakan, awalnya yang bersangkutan mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri I Banguntapan. Saat itu siswi ini tidak mengenakan hijab.

"Itu ada MPLS mengenal lingkungan sekolah itu anaknya nyaman-nyaman aja tidak ada masalah. Terus masuk pertama itu tanggal 18 Juli itu masih nyaman," ujar Yuliani saat ditemui di kantor Ombudsman Perwakilan Yogyakarta, Jumat (29/7/2022).

Baca juga: Dipaksa Pakai Masker Saat Melahirkan, Para Wanita di Perancis Protes

Yuliani mengungkapkan, pada hari kedua di 19 Juli 2022, siswi ini dipanggil ke ruangan Bimbingan dan Konseling (BK) sekolah. Saat dipanggil itu ditanya kenapa tidak mengenakan hijab.

"Menurut WA di saya ini, anak itu dipanggil dan diinterogasi tiga guru BP, bunyinya itu kenapa nggak pakai hijab?. Dia sudah terus terang belum mau," ucapnya.

Ayah siswi tersebut, lanjut Yuliani, sudah membelikan hijab yang dijual oleh SMA Negeri I Banguntapan, Bantul. Namun memang siswi ini belum berkeinginan mengenakan hijab.

Baca juga: Politik Amien Rais: Gagal di Pilpres, Keluar dari PAN, Kini Digugat Ummat

"Bapaknya udah membelikan hijab tapi dia belum mau. Itu kan enggak apa-apa, hak asasi manusia," tuturnya.

Yuliani melanjutkan, siswi berusia 16 tahun ini merasa dipojokkan karena terus ditanya terkait tidak mengenakan hijab. Salah satu guru kemudian mengenakan hijab kepada siswa ini.

"'Lha terus kamu kalau nggak mulai pakai hijab mau kapan pakai hijab, gitu?' Nah itu sudah. Gurunya makein ke si anak itu. Itu kan namanya sudah pemaksaan," tutur Yuliani mengulang pertanyaan yang dilontarkan kepada siswi ini.

Baca juga: Masa Kelam Koteka Era Orba, Warga Papua Dirazia dan Dipaksa Pakai Celana Pendek

Merasa terpojokkan, siswi ini minta izin ke toilet. Di dalam toilet ini, siswi berusia 16 tahun ini menangis selama kurang lebih 1 jam.

"Izin ke toilet kok nggak masuk-masuk kan mungkin BP ketakutan terus diketok, anaknya mau bukain pintu dalam kondisi sudah lemas terus dibawa ke UKS. Dia baru dipanggilkan orangtuanya," ucapnya.

Pada 25 Juli 2022, siswi ini masuk sekolah. Saat mengikuti upacara sempat pingsan. Namun menurut Yuliani peristiwa tersebut tidak diberitahukan kepada orangtua.

Baca juga: Bobby Ingatkan Warga Sumut Terima Keputusan 4 Pulau: Aceh Tetangga Kita, Jangan Mau Terhasut

Kemudian sejak itu, siswi ini mengurung diri di dalam kamarnya dan bahkan tidak mau makan.

Yuliani mengungkapkan meminta Dinas Pendidikan Bantul agar dipertemukan dengan pihak sekolah. Di pertemuan itu dari pihak sekolah yang datang dua orang guru BK.

Dalam pertemuan tersebut, Yuliani menuturkan dua guru BP ini tidak mau bertanggung jawab. "Seolah-olah dia mengambinghitamkan bahwa ini ada persoalan di keluarga," ungkapnya.

Baca juga: Diduga Depresi, Seorang Pria Lompat dari Lantai 21 Apartemen di Cempaka Putih

Halaman:


Terkini Lainnya
Mahasiswi di Sleman Diduga Jadi Korban Pelecehan saat Mengendarai Motor, Polisi Cek lokasi
Mahasiswi di Sleman Diduga Jadi Korban Pelecehan saat Mengendarai Motor, Polisi Cek lokasi
Yogyakarta
Warga Buta Huruf di Sleman Diduga Jadi Korban Mafia Tanah, Kehilangan Sawah, Anak Jadi Tersangka
Warga Buta Huruf di Sleman Diduga Jadi Korban Mafia Tanah, Kehilangan Sawah, Anak Jadi Tersangka
Yogyakarta
Rekonstruksi Duel Maut Remaja di Bantul yang Tewaskan 1 Orang, Korban dan Pelaku Sempat Salaman
Rekonstruksi Duel Maut Remaja di Bantul yang Tewaskan 1 Orang, Korban dan Pelaku Sempat Salaman
Yogyakarta
Puluhan Ribu Lulusan SMP Terancam Gagal Masuk Sekolah Negeri di Jogja, Apa yang Terjadi?
Puluhan Ribu Lulusan SMP Terancam Gagal Masuk Sekolah Negeri di Jogja, Apa yang Terjadi?
Yogyakarta
Tas Berisi 3 Sertifikat Tanah Raib di Kedunggong, Mobil Ditinggal Parkir Semalaman
Tas Berisi 3 Sertifikat Tanah Raib di Kedunggong, Mobil Ditinggal Parkir Semalaman
Yogyakarta
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Kapolda DIY: Ada 7 Tersangka, Tiga Ditahan Hari Ini
Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, Kapolda DIY: Ada 7 Tersangka, Tiga Ditahan Hari Ini
Yogyakarta
Mbah Tupon Digugat Perdata oleh Terlapor Kasus Mafia Tanah, Bupati Bantul: Orang Terzalimi Kok Malah Digugat...
Mbah Tupon Digugat Perdata oleh Terlapor Kasus Mafia Tanah, Bupati Bantul: Orang Terzalimi Kok Malah Digugat...
Yogyakarta
Penggugat Perdata Mbah Tupon Beberkan Awal Mula Dirinya Terseret Kasus Mafia Tanah Bantul Yogyakarta
Penggugat Perdata Mbah Tupon Beberkan Awal Mula Dirinya Terseret Kasus Mafia Tanah Bantul Yogyakarta
Yogyakarta
Penjelasan soal Gugatan Perdata ke Mbah Tupon, Korban Mafia Tanah di Bantul Yogyakarta
Penjelasan soal Gugatan Perdata ke Mbah Tupon, Korban Mafia Tanah di Bantul Yogyakarta
Yogyakarta
Uang Rp 2 Juta Raib, Pedagang di Gunungkidul Diduga Jadi Korban Gendam: 1 Pelaku Mirip WNA
Uang Rp 2 Juta Raib, Pedagang di Gunungkidul Diduga Jadi Korban Gendam: 1 Pelaku Mirip WNA
Yogyakarta
Update Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, 3 Tersangka Ditahan Hari Ini
Update Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon, 3 Tersangka Ditahan Hari Ini
Yogyakarta
Mengapa Mbah Tupon Digugat Perdata?
Mengapa Mbah Tupon Digugat Perdata?
Yogyakarta
SPMB 2025 Yogyakarta: Jalur Domisili Radius Hanya untuk Anak dan Cucu, Dilarang Numpang KK
SPMB 2025 Yogyakarta: Jalur Domisili Radius Hanya untuk Anak dan Cucu, Dilarang Numpang KK
Yogyakarta
4 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Akan Disanksi Bersihkan Obyek Wisata Alam Selama 3 Bulan
4 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Akan Disanksi Bersihkan Obyek Wisata Alam Selama 3 Bulan
Yogyakarta
2 Orang Tertangkap Tangan Nekat Daki Gunung Merapi, Terinspirasi dari Pendaki Ilegal yang Viral
2 Orang Tertangkap Tangan Nekat Daki Gunung Merapi, Terinspirasi dari Pendaki Ilegal yang Viral
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau