Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suporter PSS Sleman Tewas Dianiaya, Wabup: Jadi Masukan Ubah Kick Off Jangan Terlalu Malam

Kompas.com - 29/08/2022, 20:42 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, menyesalkan penganiayaan yang menyebabkan tewasnya suporter PSS, Aditya Eka Putranda.

"Saya prihatin sekali kejadian seperti ini kok ada lagi. Saya berharap supaya tidak terulang kembali," ujar Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Senin (29/8/2022).

Kustini secara pribadi maupun mewakili Pemerintah Kabupaten Sleman menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Aditya Eka Putranda.

Baca juga: Suporternya Tewas Dianiaya, PSS Sleman Akan Berikan Bantuan Hukum untuk Keluarga Korban

"Kita nanti akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Kita serahkan (penanganan kasusnya) kepada Polisi biar tuntas," tuturnya.

Dia menegaskan, ke depan pemkab akan mengintensifkan kerja sama dengan kepolisian guna mencegah insiden serupa terjadi.

"Saya mengimbau rekan-rekan suporter dan masyarakat untuk waspada ketika beraktivitas di jalan pada malam hari," tambahnya.

Baca juga: Iwan Kurniawan Bicara Saat Dibawa ke Rutan: Saya Tidak Terlibat!

Sementara Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menambahkan, penganiayaan yang menewaskan Aditya harusnya jadi pertimbangan mengubah jadwal kick off.

Dia mengusulkan seharusnya jadwal sepak mula ini dibuat tidak terlalu malam. Meski begitu, dia mengaku wewenang mengubah jadwal berasal dari operator liga.

"Kita tidak bisa menentukan, kita hanya bisa memberi masukan saja terkait dengan kejadian ini. PSSI pusat ini tentunya berkaitan dengan hak siar salah satu tv swasta yang memang jadwalnya bisanya jam sekian," ucap Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.

Baca juga: Dedi Mulyadi Mantap Tolak KJA, Susi Pudjiastuti: Hatur Nuhun Pak Gubernur

Danang menyampaikan peristiwa serupa sudah kedua kalinya terjadi. Sehingga Danang berharap dengan kejadian-kejadian ada kebijakan khusus dari PSSI pusat terkait jadwal kick off pertandingan agar tidak terlalu malam.

"Ya pastilah dengan kejadian ini menjadi masukan tersendiri khusus untuk Sleman karena ini kedua kalinya, mudah-mudahan ada kebijakan khusus dari PSSI pusat agar pertandingan tidak terlalu malam karena resikonya," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, penganiayaan terjadi di palang pintu perlintasan kereta api di daerah Kecamatan Gamping, Sleman pada Minggu (28/8/2022) dini hari. Akibat peristiwa tersebut, korban berinisial Aditya Eka Putranda yang merupakan suporter PSS Sleman tewas.

Baca juga: Suporter PSS Sleman Tewas Dianiaya, 12 Orang Jadi Tersangka

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Pejabat UGM Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Biji Kakao Fiktif, Ini Respons UGM
Pejabat UGM Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Biji Kakao Fiktif, Ini Respons UGM
Yogyakarta
Pejabat UGM Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Biji Kakao Fiktif Rp 7,4 Miliar
Pejabat UGM Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Biji Kakao Fiktif Rp 7,4 Miliar
Yogyakarta
Dinkes Kota Yogyakarta Catat 39 Kasus Malaria, Ini Gejala-gejalanya
Dinkes Kota Yogyakarta Catat 39 Kasus Malaria, Ini Gejala-gejalanya
Yogyakarta
Wisudawan UNY Dipaksa Teken Surat Agar Tak Protes Keterlambatan Ijazah, Ini Penjelasan Wakil Rektor
Wisudawan UNY Dipaksa Teken Surat Agar Tak Protes Keterlambatan Ijazah, Ini Penjelasan Wakil Rektor
Yogyakarta
Identitas Jenazah Tak Utuh di Pantai Krakal Gunungkidul Masih Misteri
Identitas Jenazah Tak Utuh di Pantai Krakal Gunungkidul Masih Misteri
Yogyakarta
Kerja Sama dengan Keraton Yogyakarta, PT KAI Bisa Kelola Tanah Kasultanan
Kerja Sama dengan Keraton Yogyakarta, PT KAI Bisa Kelola Tanah Kasultanan
Yogyakarta
Truk Tangki Air Terguling di Jembatan Bantar, Lalin Kulon Progo-Jogja Sempat Terhambat
Truk Tangki Air Terguling di Jembatan Bantar, Lalin Kulon Progo-Jogja Sempat Terhambat
Yogyakarta
Genting dan Kaca Rumah Warga di Sleman Rusak Imbas Getaran Disposal Mortir 350 Kilogram
Genting dan Kaca Rumah Warga di Sleman Rusak Imbas Getaran Disposal Mortir 350 Kilogram
Yogyakarta
23 Jaringan Listrik di Yogyakarta Rusak karena Layang-layang
23 Jaringan Listrik di Yogyakarta Rusak karena Layang-layang
Yogyakarta
Kantor Bakal Dijaga TNI, Ini Kata Kejati DI Yogyakarta
Kantor Bakal Dijaga TNI, Ini Kata Kejati DI Yogyakarta
Yogyakarta
Eks Menag Yaqut Dicegah ke Luar Negeri, Ketua KPK: Memudahkan Saat Dimintai Keterangan...
Eks Menag Yaqut Dicegah ke Luar Negeri, Ketua KPK: Memudahkan Saat Dimintai Keterangan...
Yogyakarta
Gandeng Muhammadiyah, Kementerian PU Sasar Pembangunan Sektor Pendidikan dan Kesehatan
Gandeng Muhammadiyah, Kementerian PU Sasar Pembangunan Sektor Pendidikan dan Kesehatan
Yogyakarta
Hendak Menyeberang di Simpang Tiga, Nenek di Gunungkidul Tewas Disambar Mobil
Hendak Menyeberang di Simpang Tiga, Nenek di Gunungkidul Tewas Disambar Mobil
Yogyakarta
Buntut Keracunan Massal Pelajar, Pemkab Kulon Progo Bakal Bentuk Satgas Awasi MBG
Buntut Keracunan Massal Pelajar, Pemkab Kulon Progo Bakal Bentuk Satgas Awasi MBG
Yogyakarta
Menteri PU Bakal Bangun Sekolah Rakyat di Sleman dan Kulon Progo, Manfaatkan Lahan Sultan Ground
Menteri PU Bakal Bangun Sekolah Rakyat di Sleman dan Kulon Progo, Manfaatkan Lahan Sultan Ground
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau