Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Ungkap Indonesia dalam Masa Transisi Menuju Endemi Covid-19, tapi Capaian Booster Masih Rendah

Kompas.com - 16/11/2022, 06:53 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.som - Indonesia saat ini dalam masa transisi dari pandemi menuju ke endemi Covid-19. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kunta Wibawa menyebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menuju status endemi Covid-19.

Kunta menjelaskan saat ini pemerintah masih terus melakukan pemantauan terhadap kondisi Covid-19 di seluruh Indonesia. Selain itu, pemerintah juga sudah memulai untuk mendorong masyarakat menuju endemi Covid-19.

"Kita dorong masyarakat untuk tetap prokes, pakai masker, hidup sehat, imunisasi, termasuk booster sehingga imun kita tercipta," katanya saat ditemui di Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: Kasus Covid-19 di Surabaya Tinggi, Pemkot Ingatkan Warga Patuhi Protokol Kesehatan

Kunta menyampaikan salah satu syarat untuk menuju endemi adalah kesadaran masyarakat dalam penerapan pola hidup sehat. Kemudian juga pemenuhan target vaksinasi, terutama vaksin booster.

Dalam penerapan pola hidup sehat, menurut Kunta, tidak hanya untuk mencegah penularan Covid-19 saja tetapi juga berlaku untuk penyakit lain.

"Jadi, gini intinya kita ingin masyarakat hidup sehat mulai dari diri sendiri. Jangan sampai sakit jantung tapi enggak tahu. Kalau ada sakit jantung perlu olahraga," ujar dia.

Kemudian masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas sehari-hari. Selain itu, jika merasakan sakit dengan gejala Covid-19 lebih baik langsung melakukan isolasi mandiri.

Kunta juga menyampaikan bahwa dalam menuju endemi terpenting adalah imunisasi atau vaksinasi Covid-19. Hingga saat ini sudah ada 440 juta dosis vaksin yang disuntikkan masyarakat. Namun, untuk booster cakupannya sekarang masih dinilai rendah.

"Booster yang belum, baru kita tingkatkan. Sekarang baru sekitar 40 persen. Kita ingin masyarakat ikut booster kemudian prokes tetap dijalankan," katanya.

Baca juga: Penyidik Limpahkan Tersangka Kasus Korupsi Dana Covid-19 di Flores Timur ke JPU

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan dalam penanganan Covid-19, Pemerintah DIY harus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Pasalnya, hal itu  menentukan kebijakan di tingkat daerah.

Misalnya saja menjelang libur natal dan tahun baru (nataru) saat ini, Pemerintah DIY tidak bisa mengeluarkan kebijakan penutupan atau pembatasan kegiatan masyarakat. Hal itu karena tidak diatur pada kebijakan di tingkat pusat.

"Kami tidak bisa bertentangan dengan pemerintah pusat. Tiga hari lalu kami tandatangani tidak ada sesuatu yang strategis memperketat ini (aktivitas masyarakat), enggak ada ya," ujar dia.

Dia menambahkan bahwa pasien yang terpapar Covid-19 di DI Yogyakarta rata-rata tidak mengalami gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Sehingga para pasien melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Mayoritas kan OTG, 3-4 hari sembuh," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Turunan Ekstrem “Tanjakan Bibis” Kulon Progo Kembali Makan Korban, Mobil Tabrak Tebing
Turunan Ekstrem “Tanjakan Bibis” Kulon Progo Kembali Makan Korban, Mobil Tabrak Tebing
Yogyakarta
Motor Tabrak 2 Pejalan Kaki Lansia di JJLS Gunungkidul, 1 Orang Tewas
Motor Tabrak 2 Pejalan Kaki Lansia di JJLS Gunungkidul, 1 Orang Tewas
Yogyakarta
Cerita Warga Yogyakarta Antre 4 Jam untuk Giling Daging Pasca-Idul Adha
Cerita Warga Yogyakarta Antre 4 Jam untuk Giling Daging Pasca-Idul Adha
Yogyakarta
Lonjakan Penumpang Usai Libur Idul Adha, KAI Daop 6 Catat Okupansi Tembus 125 Persen
Lonjakan Penumpang Usai Libur Idul Adha, KAI Daop 6 Catat Okupansi Tembus 125 Persen
Yogyakarta
Tak Ada Lagi Rebutan Gunungan di Grebeg Besar Yogya, Ini Alasannya
Tak Ada Lagi Rebutan Gunungan di Grebeg Besar Yogya, Ini Alasannya
Yogyakarta
Mengasah Silaturahmi Lewat Pisau Kurban, Tradisi Idul Adha Warga Terbah Kulon Progo
Mengasah Silaturahmi Lewat Pisau Kurban, Tradisi Idul Adha Warga Terbah Kulon Progo
Yogyakarta
Sapi Kurban Lepas Sebelum Disembelih, Warga Pancing Pakai Sapi Betina
Sapi Kurban Lepas Sebelum Disembelih, Warga Pancing Pakai Sapi Betina
Yogyakarta
Pemprov DI Yogyakarta Bentuk Tim Khusus Buru Buaya di Sungai Progo
Pemprov DI Yogyakarta Bentuk Tim Khusus Buru Buaya di Sungai Progo
Yogyakarta
Christiano Tarigan Diduga Kuat Perintahkan Ganti Pelat BMW usai Tabrak Argo
Christiano Tarigan Diduga Kuat Perintahkan Ganti Pelat BMW usai Tabrak Argo
Yogyakarta
Idul Adha Tanpa Plastik, Warga Kulon Progo Buat Sarangan Daun Kelapa untuk Daging Kurban
Idul Adha Tanpa Plastik, Warga Kulon Progo Buat Sarangan Daun Kelapa untuk Daging Kurban
Yogyakarta
Tak Perlu Bayar, Warga Bisa Minta Chef Hotel Masakkan Daging Kurban di Yogyakarta
Tak Perlu Bayar, Warga Bisa Minta Chef Hotel Masakkan Daging Kurban di Yogyakarta
Yogyakarta
Herkules, Sapi Kurban Prabowo Disembelih di Kulon Progo, Dagingnya untuk 260 Warga
Herkules, Sapi Kurban Prabowo Disembelih di Kulon Progo, Dagingnya untuk 260 Warga
Yogyakarta
51 Warga Bantul Diduga Keracunan Tongseng Kambing Acara Aqiqah
51 Warga Bantul Diduga Keracunan Tongseng Kambing Acara Aqiqah
Yogyakarta
Muhammadiyah DIY Siapkan 1.309 Titik Shalat Idul Adha
Muhammadiyah DIY Siapkan 1.309 Titik Shalat Idul Adha
Yogyakarta
Tertangkap Kamera Buang Sampah Sembarangan di Bantul, Wajah Akan Dipajang di Medsos
Tertangkap Kamera Buang Sampah Sembarangan di Bantul, Wajah Akan Dipajang di Medsos
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau