Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10.261 Penerima Bansos Dinonaktifkan, Sejumlah Lurah di Gunungkidul Diprotes Warga

Kompas.com - 20/09/2023, 10:41 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah lurah di Gunungkidul, DI Yogyakarta, menerima keluhan terkait pencoretan penerima bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah pusat. Sejumlah warga mengaku masih membutuhkan bansos.

"Menurut catatan, ada bansos beras ada 30 orang yang kecoret pagi ini yang seharusnya menerima," kata Lurah Kampung, Kapanewon Ngawen, Suparna, Rabu (20/9/2023).

Dia mengatakan, ada warga yang datang ke rumahnya menanyakan alasan tidak lagi mendapatkan bantuan. Padahal, dia tergolong kurang mampu.

Suparna menjelaskan kepada warga tersebut bahwa pemberian bantuan kewenangan dari pusat. Pihaknya hanya membantu mendistribusikan.

Baca juga: Lebih dari 10.000 Penerima Bansos di Gunungkidul Dinonaktifkan, Ini Alasannya...

"Terkait kebijakan mendapat atau tidak bukan kewenangan saya, saya bilang. Kecuali dana desa, terkait BNPT, PKH, bukan kebijakan pak lurah," kata dia.

Diakuinya, kadang pemberian bantuan kurang tepat sasaran. Sehingga dengan adanya validasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini diharapkan bisa meminimalisasi gejolak nantinya. Meski demikian, menurut dia, kadang kemiskinan naik turun karena kondisi keluarga.

Hal senada juga dialami Lurah Logandeng, Kapanewon Playen, Suhardi. Dia mengaku didatangi dan dihubungi melalui telepon oleh warganya. Namun demikian, pihaknya belum bisa berbuat banyak karena kebijakan dari pusat terkait bantuan sosial.

Baca juga: Koperasi Merah Putih di Tuban Ditutup 1 Hari Usai Diresmikan, Perusahaan Mitra Tarik Semua Barang

Dia berharap ada solusi terkait hal ini, dan bila perlu dilakukan musyarawah kalurahan. Nantinya hasil akan dikirim ke Pemkab, dan dilanjutkan ke pemerintah pusat.

"Kalau ada perbaikan data, pasti akan kami lakukan agar bantuan bagi penerima bisa benar-benar tepat sasaran," kata Suhadi.

Lurah Grogol, Kapanewon Paliyan, Latip Wahyudi, pun mengalami hal sama. Dia juga didatangi warga terkait pencoretan data bansos. Pihaknya bersedia menjadi jembatan bagi warga yang komplain.

Baca juga: Saksi Sebut Dirut BUMN Minta Direksi Patungan Beli Emas, Diserahkan ke Kementerian BUMN

Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial DIY terkait hal ini.

"Banyak yang tidak sesuai, karena sebenarnya masih membutuhkan bansos tersebut," kata dia.

Sementera, Lurah Playen, Kapanewon Playen, Surahno mengaku tidak menerima komplain terkait adanya pencoretan bansos.

"Belum ada yang laporan," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah menonaktifkan bantuan sosial 10.261 warga Gunungkidul, DI Yogyakarta. Beberapa alasan seperti ASN hingga gaji sudah setara upah minimum wilayah Gunungkidul.

Baca juga: Wakil Ketua KPK ke Jambi, Soroti Stunting dan Skandal Bansos Pendulang Suara

"Data terbaru 10.261 jiwa dinonaktifkan secara otomatis dari daftar penerima bansos kementerian sosial, sejak bulan lalu," kata Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul Giyanto saat dihubungi wartawan Selasa (19/9/2023).

Dijelaskannya, ribuan data ini dinonaktifkan karena dalam kartu keluarga (KK) terdapat anggota keluarga yang memiliki gaji Upah Minimum Provinsi (UMP), aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri serta Administrasi Hukum Umum (AHU) atau pemilik usaha atau perusahaan. Selain itu, ada yang sudah meninggal dunia dan berstatus ASN, TNI, Polri.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kapanewon se-Gunungkidul jika ada sanggahan atau data tersebut tidak sesuai di lapangan.

"Dinas sudah meminta Lurah melalui panewu untuk melaksanakan verifikasi faktual di lapangan," kata Giyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Koperasi Merah Putih di Tuban Ditutup 1 Hari Usai Diresmikan, Perusahaan Mitra Tarik Semua Barang
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Saksi Sebut Dirut BUMN Minta Direksi Patungan Beli Emas, Diserahkan ke Kementerian BUMN
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Angin Segar untuk Pelaku Wisata, "Study Tour" Jabar Jalan Lagi
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

6 Kriteria Nama yang Akan Ditolak Dukcapil Saat Urus KK dan KTP, Apa Saja?
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Kejagung Resmi Ajukan Banding atas Vonis Tom Lembong, Tak Setuju Soal Kerugian Negara
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

KUR BRI 2025 Tanpa Biaya Tambahan, Ini Cara dan Syarat Pengajuannya
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Aturan Baru Penulisan Nama di KTP, KK, dan Akta Kelahiran, Jangan Sampai Salah
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

PDI-P Sebut Arteria Dahlan sebagai "Kader Bagus" sehingga Digoda Masuk Golkar
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Global

Kenapa Thailand-Kamboja Tempur? Begini Awal Mulanya...
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Cerita Penerima Adhi Makayasa, Sempat Gagal Masuk Akmil Berujung Jadi Lulusan Terbaik Akpol
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Skola

Cara Cek PIP Lewat Aplikasi SIPINTAR, Cukup Masukkan NISN dan Nama Ibu
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Properti

La Vela, Destinasi Wisata Tematik Berdesain Eropa Klasik
api-2 . LATEST


Terkini Lainnya
Pemkab Gunungkidul Larang Buah Impor dan Makanan dari Gandum untuk Hidangan, Apa Alasannya?
Pemkab Gunungkidul Larang Buah Impor dan Makanan dari Gandum untuk Hidangan, Apa Alasannya?
Yogyakarta
Kukuhkan Kepala BPKP Yogyakarta, Sultan: Kita Butuh Pengawasan...
Kukuhkan Kepala BPKP Yogyakarta, Sultan: Kita Butuh Pengawasan...
Yogyakarta
Pemerintah Sewa 320.000 Meter Persegi Tanah Keraton Yogyakarta untuk Tol, Harganya Rp 12.500 Per Meter
Pemerintah Sewa 320.000 Meter Persegi Tanah Keraton Yogyakarta untuk Tol, Harganya Rp 12.500 Per Meter
Yogyakarta
Buang Sampah Sembarangan, Dua Warga Yogya Kena OTT Satpol PP
Buang Sampah Sembarangan, Dua Warga Yogya Kena OTT Satpol PP
Yogyakarta
Kisah Siswa Sekolah Rakyat, Bingung Cara Mandi Pakai Shower dan Pilih Tidur di Lantai ketimbang Kasur
Kisah Siswa Sekolah Rakyat, Bingung Cara Mandi Pakai Shower dan Pilih Tidur di Lantai ketimbang Kasur
Yogyakarta
Pemkab Kulon Progo Kaji Ulang Perda Kawasan Tanpa Rokok karena Dianggap Pengaruhi Upaya Peningkatan PAD
Pemkab Kulon Progo Kaji Ulang Perda Kawasan Tanpa Rokok karena Dianggap Pengaruhi Upaya Peningkatan PAD
Yogyakarta
Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti, Wali Kota Hasto: Pemimpin Harus Kandel dan Kukuh
Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti, Wali Kota Hasto: Pemimpin Harus Kandel dan Kukuh
Yogyakarta
Bupati Sleman Pede Larangan Study Tour Dedi Mulyadi Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata
Bupati Sleman Pede Larangan Study Tour Dedi Mulyadi Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata
Yogyakarta
BEM UGM Tak Bentuk Aliansi Baru Usai Keluar dari BEM SI
BEM UGM Tak Bentuk Aliansi Baru Usai Keluar dari BEM SI
Yogyakarta
Bupati Sleman Bantah Soal Pungli Seragam SMP: Itu Keinginan Orangtua
Bupati Sleman Bantah Soal Pungli Seragam SMP: Itu Keinginan Orangtua
Yogyakarta
Setelah Satu Dekade, Gunungkidul Gelar Jamasan Pusaka Lengkap di Sewokoprojo
Setelah Satu Dekade, Gunungkidul Gelar Jamasan Pusaka Lengkap di Sewokoprojo
Yogyakarta
Pakar UGM Ingatkan Pemerintah Hati-hati soal Pemulangan Eks Marinir Satria Arta Kumbara, Ini Analisanya
Pakar UGM Ingatkan Pemerintah Hati-hati soal Pemulangan Eks Marinir Satria Arta Kumbara, Ini Analisanya
Yogyakarta
Kisah Ketekunan Erlin Anak Buruh Sawit di Merauke Gapai Cita-cita Kuliah Kedokteran UGM dengan Beasiswa
Kisah Ketekunan Erlin Anak Buruh Sawit di Merauke Gapai Cita-cita Kuliah Kedokteran UGM dengan Beasiswa
Yogyakarta
Identitas Korban Tewas di Sungai Kulon Progo Terungkap
Identitas Korban Tewas di Sungai Kulon Progo Terungkap
Yogyakarta
Komnas HAM Datangi Rumah Diplomat ADP, Bungkam soal Pertemuan dengan Keluarga
Komnas HAM Datangi Rumah Diplomat ADP, Bungkam soal Pertemuan dengan Keluarga
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau