Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Cerita Sedih Christina Perri Alami Dua Kali Keguguran

Baca di App
Lihat Foto
KRISTIANTO PURNOMO
Christina Perri tampil pada Java Jazz Festival 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (8/3/2015). Java Jazz Festival 2015 menampilkan musisi dari dalam dan luar negeri. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
|
Editor: Andika Aditia

KOMPAS.com - Penyanyi Christina Perri diketahui sempat merasakan pengalaman pahit sebagai ibu, yakni dua kali keguguran.

Kini, Perri bermisi membantu wanita menghindari pengalaman pahit tersebut.

Perri yakin, keguguran padanya dipicu oleh gangguan pembekuan darah yang sebenarnya dapat lebih dini diobati.

Penyanyi berusia 35 tahun itu mengungkap, beberapa bulan setelah kehilangan Rosie, dia mengetahui tentang diagnosis yang mungkin menyebabkan keguguran.


Baca juga: Lirik Lagu Evergone, Singel Baru Christina Perri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Keguguran Perri pada November 2020 terjadi 10 bulan setelah dia mengalami keguguran.

"Ada begitu banyak kemarahan, rasa sakit, dan kesedihan (karrna kehilangan Rosie)," kata Perri dilansir ET Online, Kamis (14/7/2022).

"Dan ada hari-hari di mana saya bahkan tidak bisa melihat masa depan saya," lanjutnya.

Dokter yang menangani Perri, Mary Kerr, mengatakan bahwa kelainan darah dapat dicegah dengan sesuatu yang sederhana seperti pengencer darah.


Baca juga: Lirik dan Chord Lagu you mean the whole wide world to me - Christina Perri


Perri kini menerima suntikan setiap hari, yakni Lovenox pengencer darah.

"Begitu saya memproses apa yang dokter sarankan, saya sakit perut selama berminggu-minggu," ucap Perri.

Perri sempat bertanya mengapa tes untuk mendeteksi kelainan darah tidak ditawarkan kepada semua wanita hamil.

Ternyata, American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan tes darah hanya setelah dua kali keguguran dini berturut-turut.


Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Hero - Cash Cash dan Christina Perri


Perri bertekad untuk mengubahnya, dan dia mengajukan petisi kepada asosiasi dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk mengubah protokolnya sehingga semua wanita dapat mengakses tes tersebut.

"Saya tidak bisa marah pada dokter karena mereka mengikuti protokol," ungkap Perri.

"Tetapi ACOG memiliki kekuatan untuk menawarkan tes itu sebagai bagian dari skrining ibu di trimester pertama. Ini tentang menyelamatkan bayi menjadi sesuatu yang indah," tutup Perri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi