Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Seringai Dipaksa Berhenti Saat Manggung di Berdendang Bergoyang, Manajer Sempat Kesal

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Foto stok: Arian Seringai
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup musik Seringai menjadi salah satu penampil hari kedua Berdendang Bergoyang Festival pada 29 Oktober 2022.

Namun, mereka diminta untuk menghentikan penampilannya oleh panitia saat tengah manggung.

Polisi datang dan mencabut izin gelaran tersebut pada hari kedua lantaran ada beberapa kendala.

Baca juga: Pengamat Musik Soroti Kesalahan Utama Berdendang Bergoyang Festival

Manager Seringai, Wendi Putranto, pun buka suara. Wendi menjabarkan situasi di balik panggung saat Seringai diminta berhenti manggung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kali ini pengalaman pribadi. Ketika Seringai sedang manggung, tiba-tiba di tengah set ada tiga/empat orang panitia meminta kami berhenti dengan alasan instruksi dari kepolisian," tulis Wendi Putranto dikutip dari akun @wenzrawk, Selasa (1/11/2022).

Tanpa basa-basi, Wendi yang kesal saat itu membalas permintaan panitia dengan penggalan lirik milik Rage Against the Machine dalam lagu "Killing in the Name".

Baca juga: 4 Temuan Polisi di Festival Musik Berdendang Bergoyang

"I won't do what you tell me!" tulis Wendi.

"Di setlist masih ada 3 lagu lagi dan monitor timer yang segede teleprompter tadinya masih 15 menit tiba-tiba berubah tinggal 2 menit. Walhasil beberapa panitia cewek/cowok itu saya 'gonggong' dan 'edukasi'," lanjutnya.

Akhirnya, Seringai tetap manggung sesuai durasi yang dijanjikan selama 45 menit, meski jadwal manggung mereka sebenarnya maju satu jam lebih awal tanpa pemberitahuan ke penonton.

Baca juga: Kekacauan Berdendang Bergoyang Festival, Psikolog: Euforia Setelah Dikekang Selama Pandemi

Menurut Wendi, salah satu poin yang menjadi faktor kendala dari konser ini adalah pemilihan lokasi.

"Kesalahan utama adalah pemilihan venue Istora Senayan untuk festival star studded line-up nasional seperti ini. Indoor Istora itu kapasitas 7000 pax, diisi +10.000 aja tanpa ada panggung-panggung lain aja sudah padat banget traffic crowdnya," tulis Wendi.

Wendi Putranto juga menyoroti hal-hal kecil seperti penanganan sampah, crowd control management, hingga show management.

Baca juga: Dari Tragedi Itaewon hingga Konser Berdendang Bergoyang, Sebuah Potret Dahaga Massa

"Memang minim tempat sampah tapi sejelek-jeleknya jangan ditinggal begitu aja setelah makan/minum. Kalau gak ada kesadaran dari masing-masing penontonnya mau ada ratusan staf kebersihan pun tidak akan pernah cukup untuk menangani gunungan sampah dari para penonton di festival," tulis Wendi.

Kabar terbaru, Polres Metro Jakarta Pusat (Jakpus) telah mengagendakan pemeriksaan terhadap event organizer (EO) Berdendang Bergoyang Festival.

Rencananya ada empat orang yang akan dimintai keterangannya oleh penyidik pada hari ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi