Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Mira Lesmana dan Riri Riza Ceritakan Perjuangan Membuat Film Kuldesak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MIFTAHUL RIZKY
Sutradara Riri Riza (kiri) dan Produser Mira Lesmana berpose saat berkunjung ke Menara Kompas, Palmerah, Jakarta, Kamis (24/8/2023), untuk promo film ''Petualangan Sherina 2''.
|
Editor: Kistyarini

UDINE, KOMPAS.com - Mira Lesmana dan Riri Riza menceritakan perjuangan membuat film Kuldesak di tahun 1995.

Perjalanan panjang dan berliku harus dilewati oleh Mira, Riri, serta Rizal Mantovani dan Nan Achnas ketika membuat Kuldesak.

Industri perfilman Indonesia saat itu sedang tidak baik-baik saja.

Para sineas bahkan tak bisa sembarangan menciptakan film karena harus melewati proses perizinan dari Departemen Penerangan yang dibubarkan oleh Gus Dur di tahun 1999 dan menjadi cikal-bakal Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Waktu itu kita kan bikinnya tanpa izin, kita bikin Kuldesak itu underground karena dulu itu ada peraturan yang sangat sulit untuk orang bikin film," kata Mira saat ditemui di Udine, Italia, Minggu (28/4/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mira Lesmana dan Riri Riza Ungkap Asal Muasal Judul Kuldesak

Mira Lesmana dan kawan-kawan ingin mendobrak peraturan tersebut lewat gerakan bawah tanah demi kemajuan perfilman Indonesia.

Berbagai macam cara mereka lakukan agar proses syuting tetap berlangsung tanpa harus diberhentikan oleh pihak kepolisian karena tak mengantongi perizinan dari Departemen Penerangan.

Mira Lesmana dkk melakukan syuting di tempat-tempat tersembunyi agar tak dihentikan oleh kepolisian.

"Saya memanfaatkan surat izin produksi dari milik anak-anak IKJ (Institut Kesenian Jakarta) yang kebetulan ikut syuting. Bayangkan dulu film mahasiswa aja itu (bikin film) harus pakai surat," kata Riri Riza.

Baca juga: 6 Film Indonesia yang Diputar di Udine Far East Film Festival 2024

Dengan modal awal Rp 50 juta, empat sekawan ini merekrut aktor dan kru tanpa dibayar.

"Kita juga kumpulin rol-rol film bekas sisa syuting iklan untuk syuting Kuldesak," kata Riri.

Beberapa peralatan syuting bahkan dipinjam secara gratis dengan syarat mereka harus mengikuti jadwal perusahaan iklannya.

Tak heran jika proses produksi Kuldesak berlangsung selama tiga tahun hingga akhirnya dirilis pada November 1998.

"Kami ke semuanya bilang, 'ini kami lakukan ini karena kami ingin menghidupkan kembali sinema Indonesia di bioskop,'" kata Mira.

Perjuangan Mira Lesmana, Riri Riza, Rizal Mantovani dan Nan Achnas berbuah hasil manis.

Kuldesak berhasil menghidupkan kembali industri film Indonesia yang sempat mati suri.

Baca juga: Sinema Indonesia Jadi Fokus di Udine Far East Film Festival (FEFF) 2024

Semangat perjuangan Kuldesak juga menginspirasi para sineas Indonesia lain untuk berkarya dan memajukan perfilman dalam negeri.

Film Kuldesak menjadi salah satu film klasik Indonesia yang diputar di Far East Film Festival (FEFF) 2024 di Udine, Italia.

Kuldesak masuk dalam program "Retrospective" yang menampilkan film-film klasik Indonesia.

Selain Kuldesak, ada pula Surat untuk Bidadari dan Tjoet Nja' Dhien.

Far East Film Festival berlangsung di Udine, Italia, pada 24 April sampai 2 Mei 2024.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi