Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Chris Martin Jelaskan Mengapa Coldplay Pantas Dicaci Para Haters

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN
Vokalis Coldplay Chris Martin beraksi dalam konser Music of the Spheres World Tour, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023). Dalam penampilannya Coldplay membawakan sejumlah lagu hits mereka seperti Higher Power, Paradise, Viva La Vida, hingga Everglow.
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Andika Aditia

KOMPAS.com - Chris Martin, vokalis Coldplay, mengungkapkan pandangannya tentang kritik yang diterima bandnya selama bertahun-tahun.

Dalam wawancara dengan Rolling Stone untuk edisi Januari 2025, Chris Martin mengaku tidak keberatan dengan berbagai cercaan yang dilayangkan kepada Coldplay sejak mereka mencapai ketenaran global lewat album debut Parachutes pada tahun 2000.

Baca juga: Setelah Olivia Rodrigo, Chris Martin Coldplay Terjatuh di Panggung yang Sama Saat Konser

Penerimaan Coldplay Terhadap Kritik

Chris Martin menyatakan bahwa perbedaan opini adalah hal yang sehat.

"Akan sangat buruk jika kita hidup di dunia di mana semua orang harus menyukai hal yang sama," ujar Chris Martin, dikutip Jumat (20/12/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chris Martin menambahkan, "Kami adalah target yang sangat mudah. Kami tidak akan membalas. Kami adalah empat pria kulit putih kelas menengah dari Inggris, dan kami pantas menerima cercaan atas apa yang telah dilakukan oleh orang-orang seperti kami."

Baca juga: Coldplay Pilih TWICE Jadi Guest Star Konser di Seoul

Chris Martin juga mencatat bahwa filosofi band saat ini adalah menyebarkan cinta dan semangat positif di tengah dunia yang sering kali penuh kritik, baik dari dalam maupun luar.

“Kami berusaha mengibarkan bendera cinta, bahkan untuk diri kami sendiri,” kata Chris Martin, merujuk pada pentingnya melawan rasa benci, termasuk terhadap diri sendiri.

Baca juga: Punya Kisah Panjang, Coldplay Meluncurkan Jersey Barcelona yang Baru

Perjalanan Musik Coldplay yang Bebas Kritik

Chris Martin mengungkapkan, sejak tahun 2008, Coldplay menjalankan pendekatan bebas dari tekanan opini publik.

"Jika ada ide yang terasa autentik, kami akan melakukannya," jelasnya.

Pendekatan ini membawa Coldplay ke berbagai eksplorasi kreatif yang tak terduga, termasuk kolaborasi dengan produser legendaris Brian Eno.

Baca juga: Coldplay Pensiun Setelah Album Ke-12, Chris Martin: Semua Akan Masuk Akal pada Akhirnya

Namun demikian, meski menghadapi banyak kritik, Coldplay terus membuat sejarah.

Mereka menjadi satu-satunya band yang lima kali tampil sebagai bintang utama di Glastonbury, dan tur Music of the Spheres mereka dinobatkan sebagai salah satu tur rock terbesar sepanjang masa.

Tur ini akan berlanjut pada 2025 dengan tambahan lokasi di Asia.

Baca juga: Pakai Baju Biru, SBY Bawakan Lagu Yellow Milik Coldplay di Pestapora 2024

Akhir Perjalanan Coldplay dengan 12 Album

Coldplay sebelumnya mengumumkan mereka berencana mengakhiri perjalanan musiknya setelah merilis album ke-12.

Album terakhir ini, berjudul Moon Music, akan dirilis setelah proyek musikal mereka yang masih dalam pengerjaan.

Baca juga: Coldplay Rilis We Pray, Bawa Pesan Harapan Baru

“Cerita utama kami akan selesai di album ke-12,” ungkap Chris Martin.

Namun, ia menegaskan bahwa mereka akan terus melakukan tur dan merilis karya-karya lain di luar katalog utama.

Tur Besar dan Dedikasi untuk Musik

Coldplay dijadwalkan tampil di Stadion Wembley, London, sebanyak 10 malam pada musim panas 2025 sebagai bagian dari tur Eropa mereka.

Baca juga: Pakai Kursi Roda, Michael J Fox Iringi Coldplay Mainkan Gitar di Lagu Fix You

Mereka juga berkomitmen menyumbangkan 10 persen dari hasil tur untuk Music Venue Trust, sebuah organisasi yang mendukung tempat musik independen di Inggris.

Album terbaru mereka, Moon Music, mendapat ulasan positif dari NME, yang menyebutnya sebagai rekaman yang berupaya mengangkat semangat pendengarnya.

Baca juga: Bono U2: Coldplay Bukanlah Band Rock

 

Lagu-lagu seperti Jupiter dan Good Feelings menonjolkan semangat untuk terus maju di tengah tantangan.

Sejarah Singkat Coldplay

Coldplay didirikan pada tahun 1998 di University College London. Coldplay beranggotakan Chris Martin (vokalis dan pianis), Jonny Buckland (gitaris), Guy Berryman (bassis), Will Champion (drummer dan perkusionis).

Nama band Coldplay terinspirasi dari buku puisi berjudul Child's Reflection: Cold Play.

Sebelumnya, Coldplay sempat bernama Starfish saat Guy Berryman bergabung pada tahun 1997.

Coldplay mulai mencuri perhatian saat merilis album studio pertama Parachutes yang dirilis 10 Juli 2000. Singel “Yellow” dan “Trouble” adalah singel hits dari album pertama Parachutes.

Total, Coldplay telah merilis 10 album studio; Parachutes (2000), A Rush of Blood to the Head (2002), X & Y (2005), Viva la Vida or Death and All His Friends (2008), Mylo Xyloto (2011), Ghost Stories (2014), A Head Full of Dreams (2015), Everyday Life (2019), Music of the Spheres (2021), Moon Music (2024).

Selain album studio, Coldplay juga telah merilis; 6 album live, 12 album kompilasi, 18 album mini atau EP, 43 singel, 13 singel promosi, dan 5 singel amal.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi