KOMPAS.com - Chris Martin, vokalis Coldplay, mengungkapkan pandangannya tentang kritik yang diterima bandnya selama bertahun-tahun.
Dalam wawancara dengan Rolling Stone untuk edisi Januari 2025, Chris Martin mengaku tidak keberatan dengan berbagai cercaan yang dilayangkan kepada Coldplay sejak mereka mencapai ketenaran global lewat album debut Parachutes pada tahun 2000.
Baca juga: Setelah Olivia Rodrigo, Chris Martin Coldplay Terjatuh di Panggung yang Sama Saat Konser
Penerimaan Coldplay Terhadap KritikChris Martin menyatakan bahwa perbedaan opini adalah hal yang sehat.
"Akan sangat buruk jika kita hidup di dunia di mana semua orang harus menyukai hal yang sama," ujar Chris Martin, dikutip Jumat (20/12/2024).
Chris Martin menambahkan, "Kami adalah target yang sangat mudah. Kami tidak akan membalas. Kami adalah empat pria kulit putih kelas menengah dari Inggris, dan kami pantas menerima cercaan atas apa yang telah dilakukan oleh orang-orang seperti kami."
Baca juga: Coldplay Pilih TWICE Jadi Guest Star Konser di Seoul
Chris Martin juga mencatat bahwa filosofi band saat ini adalah menyebarkan cinta dan semangat positif di tengah dunia yang sering kali penuh kritik, baik dari dalam maupun luar.
“Kami berusaha mengibarkan bendera cinta, bahkan untuk diri kami sendiri,” kata Chris Martin, merujuk pada pentingnya melawan rasa benci, termasuk terhadap diri sendiri.
Baca juga: Punya Kisah Panjang, Coldplay Meluncurkan Jersey Barcelona yang Baru
Perjalanan Musik Coldplay yang Bebas KritikChris Martin mengungkapkan, sejak tahun 2008, Coldplay menjalankan pendekatan bebas dari tekanan opini publik.
"Jika ada ide yang terasa autentik, kami akan melakukannya," jelasnya.
Pendekatan ini membawa Coldplay ke berbagai eksplorasi kreatif yang tak terduga, termasuk kolaborasi dengan produser legendaris Brian Eno.
Baca juga: Coldplay Pensiun Setelah Album Ke-12, Chris Martin: Semua Akan Masuk Akal pada Akhirnya
Namun demikian, meski menghadapi banyak kritik, Coldplay terus membuat sejarah.
Mereka menjadi satu-satunya band yang lima kali tampil sebagai bintang utama di Glastonbury, dan tur Music of the Spheres mereka dinobatkan sebagai salah satu tur rock terbesar sepanjang masa.
Tur ini akan berlanjut pada 2025 dengan tambahan lokasi di Asia.
Baca juga: Pakai Baju Biru, SBY Bawakan Lagu Yellow Milik Coldplay di Pestapora 2024
Akhir Perjalanan Coldplay dengan 12 AlbumColdplay sebelumnya mengumumkan mereka berencana mengakhiri perjalanan musiknya setelah merilis album ke-12.
Album terakhir ini, berjudul Moon Music, akan dirilis setelah proyek musikal mereka yang masih dalam pengerjaan.
Baca juga: Coldplay Rilis We Pray, Bawa Pesan Harapan Baru
“Cerita utama kami akan selesai di album ke-12,” ungkap Chris Martin.
Namun, ia menegaskan bahwa mereka akan terus melakukan tur dan merilis karya-karya lain di luar katalog utama.
Tur Besar dan Dedikasi untuk MusikColdplay dijadwalkan tampil di Stadion Wembley, London, sebanyak 10 malam pada musim panas 2025 sebagai bagian dari tur Eropa mereka.
Baca juga: Pakai Kursi Roda, Michael J Fox Iringi Coldplay Mainkan Gitar di Lagu Fix You
Mereka juga berkomitmen menyumbangkan 10 persen dari hasil tur untuk Music Venue Trust, sebuah organisasi yang mendukung tempat musik independen di Inggris.
Album terbaru mereka, Moon Music, mendapat ulasan positif dari NME, yang menyebutnya sebagai rekaman yang berupaya mengangkat semangat pendengarnya.
Baca juga: Bono U2: Coldplay Bukanlah Band Rock
Lagu-lagu seperti Jupiter dan Good Feelings menonjolkan semangat untuk terus maju di tengah tantangan.
Sejarah Singkat ColdplayColdplay didirikan pada tahun 1998 di University College London. Coldplay beranggotakan Chris Martin (vokalis dan pianis), Jonny Buckland (gitaris), Guy Berryman (bassis), Will Champion (drummer dan perkusionis).
Nama band Coldplay terinspirasi dari buku puisi berjudul Child's Reflection: Cold Play.
Sebelumnya, Coldplay sempat bernama Starfish saat Guy Berryman bergabung pada tahun 1997.
Coldplay mulai mencuri perhatian saat merilis album studio pertama Parachutes yang dirilis 10 Juli 2000. Singel “Yellow” dan “Trouble” adalah singel hits dari album pertama Parachutes.
Total, Coldplay telah merilis 10 album studio; Parachutes (2000), A Rush of Blood to the Head (2002), X & Y (2005), Viva la Vida or Death and All His Friends (2008), Mylo Xyloto (2011), Ghost Stories (2014), A Head Full of Dreams (2015), Everyday Life (2019), Music of the Spheres (2021), Moon Music (2024).
Selain album studio, Coldplay juga telah merilis; 6 album live, 12 album kompilasi, 18 album mini atau EP, 43 singel, 13 singel promosi, dan 5 singel amal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.