Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Resah dengan Nasib Guru, Joko Anwar Bikin Film Pengepungan di Bukit Duri

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Ady Prawira Riandi
Film kesebelas dari Joko Anwar, Pengepungan di Bukit Duri.
|
Editor: Dian Maharani

JAKARTA, KOMPAS.com – Sutradara Joko Anwar mengungkap alasan di balik perilisan film Pengepungan di Bukit Duri.

Joko mengatakan bahwa pembuatan film ini dilatarbelakangi oleh kegelisahannya terhadap profesi guru di Indonesia. Ia menginformasikan naskah film ini sebenarnya sudah ditulis sejak 2007.

“Hal yang paling besar yang aku alami sekarang di Indonesia adalah ketidakadaan keteladanan dari siapapun di atas, yang seharusnya menjadi teladan, baik itu pemimpin. Kemudian, kegelisahan saya muncul tentang satu sosok yang seharusnya menjadi teladan, pengasuh kita, yaitu guru. Karena kita menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah dibanding di rumah,” ujar Joko dalam konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2025).

Baca juga: Film Pengepungan di Bukit Duri Rilis Trailer, Joko Anwar Angkat Isu Profesi Guru

“Tapi apresiasi terhadap profesi guru sangat rendah di Indonesia. Tadinya, saya berharap ketika menulis skrip ini pada 2007, isu ini tidak akan ada lagi di Indonesia. Namun ternyata, hingga kini masih tetap ada,” tambah sutradara yang akrab disapa Jokan ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joko juga menyampaikan keresahannya mengenai anggaran untuk guru yang dipotong hingga puluhan triliun rupiah.

“Bahkan pada 2015, saya sempat yakin bahwa semuanya akan membaik, kita akan lebih baik sebagai bangsa. Namun ternyata tidak. Anggaran untuk guru justru dipotong lebih dari 50 triliun rupiah,” tuturnya.

Akhirnya, Jokan mengangkat isu ini ke dalam film dengan kemasan hiburan agar tidak terasa terlalu berat bagi penonton.

“Jadi ternyata masalah-masalah itu tetap ada. Akhirnya, film ini kami buat, tetapi tentu saja kami tidak ingin film ini hanya menjadi sekadar isu yang membuat penonton merasa berat,” kata Joko.

“Kami hanya ingin menggulirkan pemicu dari cerita ini agar menjadi bahan diskusi dan perenungan bagi kita semua,” tambah Joko.

Film ini berlatar tahun 2027, ketika situasi di Indonesia tengah bergejolak.

Kondisi masyarakat berada di ambang kehancuran akibat diskriminasi dan kebencian rasial.

Di tengah kekacauan tersebut, muncul Edwin (Morgan Oey), seorang guru pengganti di SMA Duri, sekolah khusus bagi siswa-siswi bermasalah.

Situasi semakin rumit ketika Edwin harus berjuang untuk bertahan hidup saat sekolah tempatnya mengajar tiba-tiba berubah menjadi arena pertarungan hidup dan mati.

Sejumlah aktor yang terlibat dalam film ini antara lain Morgan Oey, Hana Malasan, Omara Esteghlal, Fatih Unru, Endy Arfian, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Fariz Fadjar, Florian Rutters, Farandika, Raihan Khan, dan Sandy Pradana.

Film Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang di bioskop pada 17 April 2025.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi