Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

“Terbitlah Terang”, Surat Kartini Sukses Dihidupkan Ulang di Panggung Teater Modern

Baca di App
Lihat Foto
pepe
Marsha Timothy dan Christine Hakim dalam pertunjukan sastra dan suara bertajuk ?Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini? di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/4/2025).
|
Editor: Sri Noviyanti

JAKARTA, KOMPAS.com – “Panggil aku Kartini.” Kalimat pertama Marsha Timothy itu berhasil menghipnotis ratusan pasang mata yang hadir menyaksikan pertunjukan sastra dan suara bertajuk “Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini” di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/4/2025).

Ia pun melanjutkan, “Sudah sejak aku masih kanak-kanak, ketika kata ‘emansipasi’ belum ada maknanya, belum ada artinya di telingaku, dan tulisan-tulisan dan karangan yang membahasnya masih jauh di luar jangkauan. Timbullah dalam diriku suatu keinginan yang berangsur-angsur tumbuh menjadi besar, yaitu keinginan untuk kebebasan dan kemerdekaan, berdiri sendiri. Keadaan di sekitarku, baik di lingkungan langsung dan tidak langsung, yang mematahkan hatiku dan membuatku menangis dengan kesedihan tak terhingga, telah membangunkan kembali keinginan itu.”

Sebagai informasi, penggalan itu merupakan bagian dari surat yang ditulis oleh Raden Ajeng Kartini kepada sahabat pena Kartini—Estella H Zeehandelaar—yang tinggal di Belanda.

Surat demi surat yang ditulisnya menjadi bukti nyata pemikiran, perjuangan, dan jiwa seorang Kartini yang kemudian menjadi nyala api bagi perempuan dan bangsa Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Peringati Hari Kartini, Cinta Laura Tampil Anggun Pakai Kebaya Modern Fuchsia

Selain Marsha, sejumlah seniman ternama lain pun turun membacakan penggalan tersebut secara monolog, mulai dari Maudy Ayunda, Lutesha, Cinta Laura, Chelsea Islan, Happy Salma, Bagus Ade Putra, Reza Rahadian, Christine Hakim, hingga Ratna Riantiarno.

Dengan arahan sutradara Sri Qadariatin, para seniman multigenerasi itu tidak hanya membacakan, tetapi menghidupkan isi hati Kartini yang ditulis lebih dari seabad silam, tetapi tetap terasa begitu relevan hari ini.

Adapun pementasan itu merupakan bagian dari peringatan Hari Kartini yang digagas oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Titimangsa.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan bahwa pementasan tersebut tidak sekadar mengenang sosok Raden Ajeng Kartini sebagai pahlawan emansipasi, tetapi juga sebagai perempuan visioner yang meletakkan dasar kesadaran diri, kesetaraan, dan keberanian berpikir.

“Melalui surat-suratnya yang jujur dan menggugah, Kartini menunjukkan bahwa perubahan besar selalu berawal dari keberanian untuk merasakan, merenung, dan menyuarakan kebenaran yang diyakini. Ini menjadi momen penting bagi generasi muda untuk merefleksikan makna perjuangan dan melanjutkan semangat Kartini di masa sekarang,” jelas Renita.

Menurut dia, pendidikan, keberanian, dan empati yang dibawa Kartini masa kini dapat menciptakan dunia yang lebih adil, setara, dan manusiawi.

Baca juga: Peringati Hari Kartini, Maudy Ayunda Soroti Pentingnya Kebebasan Berpikir Lewat Pendidikan

Happy Salma–yang merupakan pendiri Titimangsa menilai bahwa pementasan itu juga bukan sekadar untuk mengenang Kartini sebagai tokoh sejarah.

Pementasan itu, lanjut dia, juga menjadi refleksi bagi setiap manusia, baik perempuan maupun laki-laki, yang terus berjuang memahami pikiran, meresapi perasaan, dan mengekspresikan keduanya secara jujur.

“Membaca surat-surat Kartini bukan sekadar menyelami sejarah, melainkan juga menapaki ruang batin seorang perempuan yang berani bermimpi dan berpikir melampaui batas-batas zamannya. Merayakan Kartini adalah merayakan keberanian untuk mengenal diri dan menyuarakan nurani. Kartini telah membuktikan bahwa suara seorang perempuan, ketika jujur pada pikirannya dan setia pada hatinya, memiliki kekuatan untuk mengubah arah sejarah,” papar Happy.

Refleksi kontribusi perempuan lewat pameran

Pementasan “Terbitlah Terang: Pembacaan Surat dan Gagasan Kartini” juga merupakan bagian dari pembukaan pameran “SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan”. Pameran ini hadir sebagai bentuk penghormatan atas peran perempuan Indonesia dalam sejarah.

Kurator pameran Citra Smara Dewi mengatakan bahwa pameran tersebut terinspirasi dari surat kabar perempuan pertama di Indonesia, yakni Sunting Melayu.

"(Pemilihan nama) ‘sunting’ terinspirasi dari surat kabar yang dibawa jurnalis wanita pertama di Indonesia, yaitu Rohana Kudus," kata Citra sambil menemani awak media menikmati pameran.

Menurutnya, pameran tersebut mengajak masyarakat untuk merefleksi kontribusi perempuan dalam membangun peradaban serta mendorong partisipasi dalam perjuangan menuju masa depan yang lebih setara.

Baca juga: 5 Aktivitas Seru di Pameran Keris Nusantara Museum Nasional

Kurator lainnya, Sabila Duhita Drijono, menjelaskan bahwa bahwa pameran itu dibagi menjadi tiga bagian utama yang saling berkaitan.

Adapun bagian pertama mengangkat perempuan dalam lingkar kekuasaan dan perlawanan. Bagian ini menyoroti para pemimpin dan pejuang dari berbagai masa.

Sementara, bagian kedua memperlihatkan peran perempuan sebagai penggerak sejarah dalam dinamika sosial-politik bangsa.

“Bagian terakhir menampilkan tokoh-tokoh perempuan yang berkiprah di bidang pendidikan, seni, diplomasi, kesehatan, dan teknologi. Mereka juga disebut sebagai para pembangun peradaban modern Indonesia,” papar dia.

Untuk diketahui, pameran Sunting berlangsung hingga 31 Juli 2025. Pengunjung bisa menikmati pameran tersebut dengan membeli tiket masuk Museum Nasional Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi