Kritik Sistem Pengelolaan Royalti, Tompi: Jangan Manfaatkan Isu Kesejahteraan Musisi

KOMPAS.com – Musisi sekaligus dokter, Tompi, kembali menyoroti polemik sistem pengelolaan royalti musik di Indonesia.

Menurut Tompi, isu kesejahteraan musisi sering kali dijadikan alasan, namun dalam praktiknya justru tidak benar-benar berpihak kepada para pelaku seni.

Baca juga: Minta Musisi Bersatu Benahi Sistem Royalti, Anji: Lupakan AKSI, Lupakan VISI

“Kita semua pengin sejahtera, musisi pengin sejahtera, tapi jangan dimanfaatkan isu kesejahteraannya,” kata Tompi saat tampil di acara Freedom Jazz Festival 2025, dikutip dari kanal YouTube RRI Net Official, Selasa (19/8/2025).

Tompi mencontohkan, di panggung musik jazz, isu royalti tidak terlalu sering dipersoalkan karena sifat industrinya yang berbeda dengan musik pop.

Baca juga: Sebut Sistem Royalti Mengerikan, Tompi: Saya Nyanyi Lagu Sendiri Harus Bayar

“Kalau di event jazz enggak banyak yang protes karena musiknya enggak laku, kita enggak jualan soalnya. Ya, dipanggil syukur, enggak dipanggil, enggak apa-apa,” ujar Tompi.

Namun, lanjut Tompi, persoalan royalti menjadi jauh lebih besar di industri pop yang bersentuhan langsung dengan pasar luas.

Baca juga: Dapat Transfer Royalti Rp 400.000-an, Ari Lasso Minta WAMI Diaudit: Bila Benar, Mengapa Gentar?

Karena itu, Tompi berharap kritik yang disuarakan para musisi bisa benar-benar diperhatikan oleh pemerintah.

“Ini disiarin langsung sama RRI kan? Bagus, biar menterinya juga dengerin,” tambah Tompi.

Sebelumnya, Tompi juga telah menyatakan diri keluar dari keanggotaan LMK WAMI karena kecewa dengan persoalan royalti yang semakin melebar dan jauh dari kata rampung.

Baca juga: Ari Lasso Transfer Royalti, Ricky Five Minutes: Semoga Chat Mesra Ini Jadi Contoh

Tompi mengkritik sistem pengelolaan royalti yang jauh dari kata mumpuni, salah satunya adalah saat dirinya harus membayar royalti dari lagu ciptaannya yang ia nyanyikan sendiri.