Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 13 Jul 2025

Etnomusikolog, Pengajar di Jurusan Etnomusikologi dan Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI).

Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Melodi Musik yang Kian Sederhana

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com
Senar gitar yang dipetik menimbulkan resonansi bunyi di kolom udara dalam lubang gitar.
Editor: Sandro Gatra

SAYA atau mugkin juga Anda, mungkin sering merindukan gaya permainan melodi gitar dari Andra, dengan lihai membelokkan nada dan menciptakan keajaiban musik Dewa 19 yang tak terlupakan itu.

Begitu juga dengan Eros Candra dari Sheila on Seven, permainan gitarnya mengalir dengan keunikannya tersendiri.

Dalam dunia dangdut, jangan lupakan Rhoma Irama, sang "Satria Bergitar", petikan gitarnya mampu memberikan kompleksitas melodi meliuk (gitar digerakkan ke kanan-kiri-atas-bawah).

Semua itu mencerminkan era di mana kerumitan melodi dalam musik terasa lebih nyata.

Namun, realitas musik masa kini menunjukkan perubahan signifikan. Kompleksitas melodi yang dulunya menjadi kekuatan dan identitas musik tampaknya kini mengalami penyederhanaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena ini mengubah wajah musik pop, juga terus merambah berbagai genre lainnya (katakanlah dangdut).

Baca juga: Perang Royalti di Era Musik Generatif AI

Dengan berkembangnya tren ini, kita dihadapkan pada pertanyaan menarik, mengapa melodi, yang dulu sarat dengan kerumitan, kini menjadi semakin sederhana?

Sederhana

Pada Maret 2004, jurnal Scientific Reports menerbitkan hasil penelitian berjudul “Song Lyrics Have Become Simpler and More Repetitive Over the Last Five Decades”, mengamati bagaimana lirik dalam musik pop mengalami penyederhanaan.

Sekarang, penurunan kompleksitas melodi juga menjadi topik hangat. Penelitian teranyar berjudul "Trajectories and Revolutions in Popular Melody Based on U.S. Charts from 1950 to 2023" ditulis oleh Madeline Hamilton dan Marcus Pearce (juga diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports), Juli 2024, memberikan perspektif baru mengenai hal ini.

Penyederhanaan dalam melodi bukanlah kebetulan, tetapi tren luas dalam evolusi musik.

Temuan mereka menegaskan bahwa melodi pop mengalami penurunan kompleksitas signifikan seiring waktu. Hal itu membuka diskusi tentang bagaimana pergeseran ini memengaruhi cara kita menikmati musik.

Pada penelitian itu disebutkan, kita seringkali menemukan bahwa sejarah musik populer telah dianalisis dari berbagai sudut pandang oleh sosiolog, musikolog, dan filsuf, masing-masing menawarkan narasi berbeda mengenai evolusi musik populer.

Namun, studi kuantitatif mengenai topik ini baru dimulai dalam satu dekade terakhir dan fokus pada fitur-fitur yang diekstrak dari audio mentah, membatasi cakupan pada komponen musik bersifat teks (atau musikal).

Penelitian tersebut mencoba mengeksplorasi dimensi lebih abstrak dari musik populer, khususnya melodi, menggunakan dataset, mencakup melodi musik populer dari tahun 1950 hingga 2023.

Untuk mengidentifikasi "revolusi melodi", penelitian Madeline Hamilton dan Marcus Pearce menerapkan deteksi titik perubahan pada deret waktu multivariat yang terdiri dari fitur terkait pitch dan struktur ritmik melodi.

Hasil analisis mengungkapkan adanya dua revolusi besar pada tahun 1975 dan 2000. Kedua peristiwa ini ditandai dengan penurunan signifikan dalam kompleksitas melodi.

Baca juga: Di Balik Konflik Royalti, AI Siap Mencuri

 

Temuan ini menunjukkan adanya pola dominan, yaitu penurunan kerumitan melodi seiring waktu, terutama mendekati tahun 2000 (hingga kini).

Secara keseluruhan, pola ini menggambarkan perubahan signifikan dalam kompleksitas melodi musik populer dari masa ke masa. Penurunan kerumitan melodi menunjukkan evolusi musik populer yang semakin mengarah pada struktur lebih sederhana.

Meskipun fenomena tersebut terlihat dalam musik pop global, terutama di Amerika, sebagaimana dalam penelitian di atas, tapi dampaknya juga terasa di Indonesia.

Seiring dengan perubahan tren musik, kita menyaksikan perubahan signifikan dalam struktur melodi musik Indonesia.

Era kejayaan kelompok musik (grup band) yang mendominasi industri musik Indonesia mulai meredup, dan hampir semua musisi beralih ke format solo.

Perubahan ini berimbas pada struktur melodi menjadi lebih sederhana, dengan fokus utama hanya pada vokalis (karena musisi solo).

Aspek melodi tidak lagi mendapatkan perhatian. Transisi dari kelompok musik ke solo musik di Indonesia telah mengubah dinamika dalam penciptaan musik.

Dengan berkurangnya keragaman instrumen dan pengaruh kolaboratif yang biasanya ditemukan dalam kelompok musik, komposisi melodi menjadi lebih monoton.

Solo musisi lebih terfokus pada vokal, mengarah pada pengurangan kompleksitas melodi yang harusnya dapat dihasilkan oleh kombinasi ide-ide kreatif dari anggota kelompok musik.

Faktor perubahan

Saya menduga, selain transisi dari kelompok musik ke solo vokal, perubahan dalam industri musik Indonesia yang memengaruhi penyederhanaan melodi juga dipengaruhi oleh teknologi.

Dengan kemajuan teknologi produksi musik, terutama perangkat lunak digital, proses pembuatan musik telah menjadi lebih mudah diakses dan efisien.

Musisi dan produser sekarang dapat menghasilkan musik dengan menggunakan alat dan efek digital yang mempercepat proses produksi.

Meskipun kemudahan ini membuka peluang baru, hal itu juga cenderung mengarah pada penggunaan pola melodi lebih sederhana dan tentu saja repetitif (karena keterbatasan kreativitas).

Baca juga: Rapuhnya Royalti Musisi Tradisi

 

Perubahan dalam selera pasar juga memainkan peran penting. Musik pop dan komersial yang dominan saat ini lebih fokus pada daya tarik massal dan kemudahan konsumsi. Melodi sederhana cenderung lebih mudah diterima oleh audiens.

Dengan banyaknya lagu baru yang dirilis saban hari, musisi merasa terdorong untuk menciptakan melodi lebih sederhana agar mudah diingat dan dipasarkan.

Faktor lain adalah perubahan dalam konsumsi musik. Meningkatnya popularitas platform streaming digital, pendengar sekarang memiliki akses ke sejumlah besar musik dengan mudah.

Platform ini mengandalkan algoritma untuk merekomendasikan musik kepada pengguna berdasarkan preferensi mereka.

Lagu-lagu dengan melodi lebih sederhana dan mudah dicerna lebih disukai dalam algoritma, menyebabkan musisi cenderung menciptakan musik yang sesuai dengan pola ini untuk mendapatkan eksposur lebih besar.

Selain itu, banyak musisi muda belajar musik melalui kursus online atau tutorial singkat, cenderung mengadopsi teknik lebih sederhana, yang dapat mengurangi kerumitan melodi dalam karya mereka.

Bukankah pembelajaran (pendidikan) musik yang terstandarisasi mengedepankan teknik yang lebih mudah diterapkan dan dipahami?

Melodi sederhana memungkinkan produksi lebih cepat, dan efeknya biaya menjadi lebih rendah, sehingga lebih menarik bagi pihak-pihak yang terlibat dalam industri musik dari segi finansial.

Kebutuhan untuk memaksimalkan keuntungan mengesampingkan kompleksitas artistik demi efisiensi. Jangan kesampingkan pula aspek perubahan budaya dan sosial.

Dalam masyarakat yang semakin sibuk dan penuh tekanan, dari stresnya bekerja hingga galaunya hati ditinggal kekasih, audiens lebih tertarik pada musik yang menawarkan kenyamanan dengan basis kesederhanaan.

Musik dengan melodi biasa-biasa saja dianggap tidak menuntut perhatian ekstra dari pendengar.

Fenomena ini mencerminkan perubahan cara orang berinteraksi dengan musik dalam kehidupan sehari-hari, di mana kemudahan, aksesibilitas, dan kesederhanaan menjadi prioritas utama. Dan melodi kompleks, tak lagi menarik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi