Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekalahan Jepang di Perang Asia Timur Raya

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/FILES
Foto diambil pada kisaran 1948, menunjukkan kondisi Kota Hiroshima yang hancur luluh lantak, beberapa tahun setelah AS menjatuhkan bom atom di kota itu. Pada 73 tahun lalu, Agustus 1945, AS menjatuhkan bom Little Boy di Kota Hiroshima, Jepang, sebagai tahap akhir PD II yang menewaskan lebih dari 120.000 orang. Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki menjadi sasaran berikutnya.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 terwujud salah satunya berkat kekalahan Jepang di Perang Dunia II.

Di Perang Dunia II, Jepang terlibat dalam perang di Asia Pasifik. Perang itu kerap disebut sebagai Perang Asia Timur Raya.

Jepang, bersama Jerman dan Italia tergabung dalam Blok Poros (Axis). Mereka melawan Blok Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan China.

Di awal perang, Jepang unggul setelah mengambil alih Asia Tenggara dari koloni Eropa.

Baca juga: Perang Asia Timur Raya: Latar Belakang dan Posisi Jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara di Asia Tenggara saat itu dikoloni oleh bangsa Eropa. Inggris menguasai Birma (Myanmar), Malaya (Malaysia), dan Borneo (Kalimantan).

Perancis menguasai Indochina (Kamboja, Laos, dan Vietnam). Spanyol menguasai Filipina (Spanish East Indies). Sementara Indonesia dikuasai Belanda (Hindia Belanda).

Lalu pada 8 Desember 1941, Jepang mengebom Pearl Harbour, pangkalan militer AS di Hawai, Samudra Pasifik.

Kemenangan Jepang di Pearl Harbour mendorong Jepang melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara.

Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?

Dari 1942 sampai 1945, Jepang menguasai Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Namun kemenangan Jepang tak bertahan lama.

Pada 1945, Jepang dan Blok Poros kalah. Bagaimana proses kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya?

Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015):

Jepang terimpit

Kemenangan Jepang di Asia Pasifik tak bertahan lama. Jepang beberapa kali mengalami kekalahan.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

Jepang kalah di Kepulauan Mariana hingga Filipina. Sejak 1943, posisi Jepang makin terdesak.

Blok Poros kalah dalam berbagai pertempuran melawan Blok Sekutu. Pada 1943, Sekutu membuat rencana pengepungan Jepang.

Untuk bisa mengepung Jepang, Sekutu harus melancarkan serangan dari selatan dan tenggara, melalui Filipina, Mikronesia, dan Papua Niugini.

Filipina berhasil direbut Sekutu. Kemudian pada awal 1945, Sekutu menguasai merebut Iwo Jima dan Okinawa.

Posisi Jepang makin lama makin terimpit.

Baca juga: Pembrontakan PETA di Blitar

Lihat Foto
AFP PHOTO/US AIR FORCE/FILES
Foto diambil pada 9 Agustus 1945 menunjukkan kepulan asap dari ledakan nuklir di Kota Nagasaki yang dilakukan oleh Angkatan Darat AS. Pada 73 tahun lalu, Agustus 1945, AS menjatuhkan bom Little Boy di Kota Hiroshima, Jepang, sebagai tahap akhir PD II yang menewaskan lebih dari 120.000 orang. Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki menjadi sasaran berikutnya.
Bom Hiroshima dan Nagasaki

Puncaknya pada 1945. AS menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima pada 6 Agustus. Kemudian menyusul bom ke kota Nagasaki pada 9 Agustus.

Kabar kehancuran Hiroshima dan Nagasaki akhirnya sampai juga ke Tokyo. Banyak di antara pemimpin Jepang sebelumnya tak percaya akan kekuatan Sekutu.

Namun akibat bom itu, Jepang lumpuh dan tak berdaya. Apalagi, pada 8 Agustus, Uni Soviet juga menyatakan memulai perang dengan Jepang.

Pada 10 Agustus 1945, pemerintah Jepang pun menyerah. Mereka menyampaikan kepada Sekutu akan menyepakati Deklarasi Postdam.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Hiroshima

Deklarasi Postdam adalah deklarasi yang dibuat Harry S Truman (Presiden Amerika Serikat), Winston Churchill (Perdana Menteri Inggris) dan Chiang Kai-Shek (Presiden, Panglima tertinggi China) agar Jepang menyerahkan diri.

Berikut isi Deklarasi Postdam:

Telah tiba waktunya bagi Jepang untuk memutuskan apakah akan membiarkan bangsanya dikendalikan oleh penasihat-penasihat militernya yang mengikuti keinginannya sendiri dengan perhitungan-perhitungan yang tidak realistis, yang telah membawa Kekaisaran Jepang ke ambang kemusnahan, ataukah Jepang akan memilih jalan yang berdasarkan akal yang sehat.

Berikut ini adalah syarat-syarat kami. Kami tidak akan menyimpang dari syarat-syarat itu. Tidak pula ada pilihan lain. Kami tidak akan menerima penguluran waktu.

Kekuasaan dan pengaruh dari mereka yang menyesatkan rakyat Jepang untuk berusaha menaklukkan dunia harus dilenyapkan selama-lamanya, karena kami berkeyakinan bahwa orde-baru yang cinta damai, aman dan berkeadilan tidak mungkin terbentuk tanpa militerisme yang tidak bertanggungjawab, dilenyapkan dari muka bumi.

Kami tidak bermaksud memperbudak bangsa Jepang atau memusnahkannya sebagai bangsa, tetapi semua penjahat perang harus diadili secara keras, termasuk mereka yang melakukan kekejaman terhadap para tawanan.

Pemerintah Jepang harus menghilangkan halangan bagi bangunnya kebebasan dan demokrasi dan harus memperkuatnya di antara rakyat Jepang. Kebebasan untuk mengemukakan pendapat, beragama dan berpikir harus ditegakkan seperti halnya penghormatan atas hak-hak asasi manusia.

Kami menghimbau pemerintah Jepang untuk sekarang juga menyatakan bahwa semua angkatan bersenjatanya menyerah tanpa syarat.

Pilihan lain bagi Jepang berarti kerusakan total dalam waktu segera.

Baca juga: Bom Nagasaki hingga Proklamasi, Peristiwa Bersejarah Saat Ramadhan Tahun 1945

Lihat Foto
Lt. C. F. Wheeler
Jenderal AS Douglas MacArthur menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang di atas Kapal AS Missouri yang bersandar di Teluk Tokyo, 2 September 1945. Berdiri di belakang MacArthur yakni Letjen AS Jonatan M Wainwright (kiri) dan Letjen Inggris Arthur Percival. Jepang kalah dan menyerah terhadap Blok Sekutu dalam Perang Dunia II.
Kalah dan menyerah

Setelah menyatakan persetujuan, pihak Sekutu, Kaisar Hirohito pada 15 Agustus mengumumkan kekalahan lewat pidato radio Gyokuon-hoso.

Hirohito meminta ke rakyatnya agar merelakan kekalahan dalam perang. Jepang menyerah tanpa syarat.

Kabar kekalahan Jepang sampai ke para tokoh pergerakan nasional.

Kekalahan Jepang segera dimanfaatkan oleh golongan pemuda untuk merebut kemerdekaan. Maka pada 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan.

Penyerahan diri Jepang secara resmi dilakukan pada 2 September 1945. Wakil-wakil dari Kekaisaran dan militer Jepang menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang di atas Kapal AS Missouri yang bersandar di Teluk Tokyo.

Baca juga: Saat Sutan Syahrir Mendengar Berita soal Kekalahan Jepang dari Sekutu pada 10 Agustus 1945...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi