Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang Terjadinya Perang Dingin

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Perang Dingin
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Perang Dingin adalah persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet memperebutkan pengaruh negara-negara lain.

Namun, tak seperti dua perang dunia, Perang Dingin tak melibatkan serangan militer.

Keduanya bersaing dalam politik, ekonomi, dan propaganda. Bagaimana awalnya kedua negara yang bersekutu ini bisa bersaing?

Faktor penyebab Perang Dingin

Secara singkat faktor penyebab Perang Dingin yakni:

Berikut penjelasannya seperti dirangkum dari dari Encyclopaedia Britannica (2015).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Perang Dingin: Faktor, Persaingan, dan Dampaknya

Latar belakang Perang Dingin

Sejumlah teori meyakini Perang Dingin dipicu langkah yang diambil Amerika Serikat dan Uni Soviet menjelang berakhirnya Perang Dunia II pada 1945.

Amerika Serikat memenangkan Perang Dunia II setelah mengalahkan Jepang lewat bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki.

AS muncul sebagai negara pemenang dari Blok Sekutu. Ini membuat AS sebagai negara adidaya.

Namun kemenangan di Blok Sekutu tak hanya milik AS. Uni Soviet yang juga berasal dari blok yang sama unggul dalam Perang Dunia II di Eropa.

Lewat Tentara Merah-nya, Uni Soviet membebaskan negara-negara Eropa Timur dari pendudukan pasukan Nazi Jerman.

Namun usai membebaskan, Uni Soviet menancapkan pengaruh komunismenya di negara-negara itu. Uni Soviet beruasha mencaplok negara-negara itu.

Baca juga: Dampak Perang Dingin bagi Indonesia

Di Eropa Timur dan Eropa Tengah, Uni Soviet juga menguasai negara-negara bekas jajahan Jerman untuk menjaga potensi dari ancaman Jerman.

Uni Soviet punya Pakta Warsawa yang menyatukan Uni Soviet dengan Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.

Langkah Uni Soviet mengkhawatirkan sekutu dekat Amerika Serikat, Inggris. Kedua negara barat itu khawatir pengaruh komunisme Uni Soviet bakal mengganggu demokrasi yang ditegakkan di Eropa Barat.

Langkah Uni Soviet direspons AS dan Inggris dengan membuat Blok Barat untuk menyaingi Uni Soviet dan Blok Timur-nya.

Blok Barat dikenal dengan nama North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Selain AS dan Inggris, NATO juga terdiri dari Irlandia, Kanada, Belanda, Belgia, Denmark, Norwegia, Islandia, Luxemburg, Portugal, dan Perancis.

Di belahan dunia lain yakni Asia dan Afrika, banyak negara-negara lain baru merdeka. Salah satunya Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945.

Baca juga: Latar Belakang Terbentuknya Gerakan Non-Blok

Amerika Serikat dan Uni Soviet berusaha menyebarkan ideologinya ke negara-negara itu. Kedua negara adidaya ingin berkuasa.

Lalu, kapan Perang Dingin dimulai? Banyak yang berpendapat Perang Dingin dimulai ketika AS meluncurkan Marshall Plan atau Rencana Marshall.

Marshall Plan adalah bantuan AS kepada negara-negara yang berada di bawah pengaruhnya.

Bantuan itu agar negara-negara di Eropa bisa membangun kembali negaranya setelah Perang Dunia II.

Uni Soviet yang waktu itu juga diajak, menolak hadir dan menolak ikut Marshall Plan.

Sebagai tandingannya, Uni Soviet punya Molotov Plan atau Rencana Molotov.

Rencana Molotov adalah bantuan yang diberikan Uni Soviet untuk negara-negara Eropa Timur yang terdampak Perang Dunia II.

Baca juga: Molotov Plan: Latar Belakang, Tujuan, dan Dampaknya

Molotov Plan menjadi cikal bakal Comecon (Council for Mutual Economic Assistance) yang didirikan pada 1949.

Lihat Foto

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi