Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Peristiwa Rengasdengklok

Baca di App
Lihat Foto
Kompas/JB Suratno
Bung Hatta (berdiri) ketika menjelaskan lagi pendapatnya tentang saat-saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan di rumah bekas penculiknya, Singgih (baju batik hitam). Tampak dari kiri kekanan: GPH Djatikusumo, D. Matullesy SH, Singgih, Mayjen (Purn) Sungkono, Bung Hatta, dan bekas tamtama PETA Hamdhani, yang membantu Singgih dalam penculikan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Peristiwa Rengasdengklok terjadi sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada Agustus 1945. Tahukah kamu apa penyebab peristiwa Rengasdengklok?

Penyebab peristiwa Rengasdengklok

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, penyebab peristiwa Rengasdengklok adalah perbedaan pandangan waktu tentang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia antara golongan tua dan golongan muda.

Perbedaan paham tentang waktu pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyebabkan ketegangan antara golongan tua dan golongan muda. Ketegangan bermula dari berita kekalahan Jepang yang menyerah tanpa syarat pada Sekutu 15 Agustus 1945.

Adanya perbedaan sikap di antara kedua golongan tersebut wajar sebab pengalaman sejarah yang berbeda dan kurangnya informasi terkait situasi yang sedang dihadapi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Informasi perkembangan Perang Dunia II, khususnya Perang Asia Timur Raya, sedikit yang masuk ke Indonesia. Karena ketatnya sensor pemerintah militer Jepang. Pemerintah Jepang dengan tegas melarang penduduk Indonesia mendengarkan radio luar negeri.

Baca juga: Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok

Berkat para pemuda terutama yang bekerja di kantor berita Jepang, akhirnya dapat diketahui informasi pidato Kaisar Hirohito tentang penyerahan tanpa syarat pada Sekutu.

Sutan Syahrir yang mendengar berita kekalahan Jepang dari Sekutu melalui radio gelap, segera mendesak Soekarno dan Hatta segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu izin Jepang.

Ketika Soekarno, Moh Hatta dan Rajdiman Widyodiningrat kembali dari pertemuan dengan Jenderal Besar Terauchi di Dalat (Saigon) Vietnam Selatan, Sutan Syahrir meyakinkan Hatta bahwa Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu.

Hatta tidak dapat memenuhi permintaan Sutan Syahrir sebab pengumuman Proklamasi Kemerdekaan RI harus melalui persetujuan PPKI terlebih dahulu. Hatta mengajak Sutan Syahrir ke rumah Soekarno untuk menyampaikan berita kekalahan Jepang.

Sama dengan Hatta, Soekarno belum bisa menerima maksud Sutan Syahrir karena Proklamasi Kemerdekaan RI tidak mungkin dilaksanakan tanpa PPKI. Terlebih Soekarno belum yakin soal berita kekalahan Jepang karena baru saja bertemu dengan Jenderal Besar Terauchi.

Baca juga: PPKI: Pembentukan, Tokoh, Sidang, dan Tugasnya

Penculikan Soekarno-Hatta

Tidak puas dengan jawaban Soekarno-Hatta, golongan muda mengadakan rapat di ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945 jam 20.00 WIB. Rapat dihadiri Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar Subadio, Margono, Wikana dan Alamsyah.

Hasil rapat adalah tuntutan agar bangsa Indonesia sesegera mungkin memproklamasikan kemerdekaan dengan menyertakan Soekarno dan Hatta untuk menyatakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 16 Agustus 1945.

Pada jam 22.00 WIB, Wikana dan Darwis menuju kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta untuk menyampaikan tuntutan golongan muda. Perdebatan menampakkan perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda sehingga muncul ketegangan.

Menjelang 16 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat sekali lagi. Dihadiri juga oleh Sukarni, Yusuf Kunto, Muwardi dari Barisan Pelopor dan Shodancho Singgih dari Daidan PETA Jakarta Shu.

Peristiwa Rengasdengklok

Rapat menghasilkan keputusan untuk mengamankan Soekarno dan Moh Hatta ke luar kota dengan tujuan menjauhkan dari pengaruh Jepang. Dengan didukung perlengkapan tentara PETA, pada 16 Agustus 1945 jam 04.30 WIB, Soekarno Hatta dibawa ke Rengasdengklok.

Baca juga: Peristiwa Menjelang Proklamasi

Rengasdengklok adalah desa di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, sekitar 60 kilometer sebelah timur Jakarta. Lokasi ini dipilih karena letak strategis dekat tangsi PETA.

Meski demikian, penculikan dan upaya penekanan yang dilakukan golongan pemuda kepada Soekarno dan Moh Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia terlepas dari pengaruh Jepang belum berhasil.

Salah satu tokoh golongan tua, Soebardjo mencari keberadaan Soekarno-Hatta sebab akan segera diadakan Sidang Pertama PPKI pada 16 Agustus 1945. Soebardjo mendesak Wikana mengatakan lokasi penyembunyian Soekarno-Hatta tetapi Wikana menolak.

Soebardjo menjelaskan Soekarno-Hatta sangat diperlukan di Jakarta untuk diplomasi dengan Jepang. Tindakan para pemuda akan mendapat balasan dari Jepang sebab mereka sudah diberi ultimatum oleh Sekutu agar tidak melakukan perubahan politik di Indonesia.

Akhirnya Wikana bersedia mengatakan lokasi Soekarno-Hatta. Pada 16 Agustus 1945 sore, Soebardjo diantar ke Rengasdengklok oleh beberapa pemuda. Sehingga Soekarno-Hatta tiba di Jakarta pada jam 20.00 WIB.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kemdikbud
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi