KOMPAS.com - Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Material penyusun komet terdiri dari es, gas, dan debu.
Dilansir dari situs NASA, seperti planet, komet juga berbentuk bulat dan mengitari matahari.
Ketika mendekati matahari, komet memanas. Es, gas, dan debu yang membentuknya meleleh dan menguap membentuk ekor.
Ini mengapa komet juga kerap disebut sebagai bintang berekor. Ekor komet terlihat memanjang dan selalu menjauhi matahari karena angin matahari.
Angin matahari membuat material penyusun komet menguap dan membawanya ke arah luar. Persis seperti rambut yang tertiup angin. Rambut menjauhi arah datangnya angin.
Istilah komet sendiri berasal dari bahasa Latin dan Yunani cometa or cometes yang artinya berambut panjang.
Ekor komet panjangnya mencapai jutaan kilometer. Ekor komet disebut koma (coma).
Coma terlihat menyala dan sangat indah karena disinari matahari. Sementara inti komet disebut nucleus.
Baca juga: Mengenal Anggota Tata Surya, dari yang Terbesar sampai yang Terkecil
Di tata surya, kemumgkinan ada jutaan komet yang mengitari matahari. Baru 3.634 komet yang diketahui.
Sebagian komet ini berada di Sabuk Kuiper, dan sebagian besar lagi di bagian terluar tata surya yakni Awan Oort.
Komet yang paling terkenal yakni Komet Halley. Namanya diambil dari astronom Inggris Edmund Halley yang berhasil menghitung orbitnya.
Komet Halley terlihat setiap 76 tahun sekali. Catatan sejarah menunjukkan Komet Halley terlihat pada 1531, 1607, dan terakhir pada 1986.
Komet Halley akan kembali terlihat pada pertengahan 2061 atau 2062.
Baca juga: Penampakan Benda-Benda di Langit
Lihat Foto
Penampakan Komet Halley pada 1606 seperti dirajut di Bayeux Tapestry
Asal usul komet
Para astronom meyakini komet terbentuk lebih dari 4,5 miliar tahun lalu.
Saat itu, bintang yang baru lahir, yakni matahari, menyisakan debu dan gas. Debu dan gas yang bergumpal ini kemudian membentuk komet yang kita lihat hari ini.
Astronom Gerard Kuiper pada 1951 berteori ada area seperti lempengan CD berisi es yang terletak setelah orbit Neptunus.
Di sekitar Pluto, benda yang disebut komet gelap ini mengorbit matahari.
Dengan dorongan gravitasi, komet-komet ini mendekat ke matahari dan terlihat dari bumi.
Sebagian komet ini membutuhkan waktu kurang dari 200 tahun untuk mengorbit matahari. Komet ini disebut komet periode pendek.
Baca juga: Debu Komet Halley Terbakar dan Bakal Terlihat dari Indonesia, Saksikan
Banyak di antaranya dapat diprediksi karena sudah pernah terlihat sebelumnya.
Lalu ada juga komet periode panjang yang lebih sulit diprediksi kehadirannya.
Komet ini berasal dari area terluar tata surya, Awan Oort, yang jaraknya 100.000 lebih panjang dari jarak bumi ke matahari.
Komet yang ada di Awan Oort bisa mengitari matahari dengan waktu mencapai 30 juta tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.