Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinamika Politik Partai masa Demokrasi Liberal

Baca di App
Lihat Foto
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Pemilu 1955
Penulis: Gama Prabowo
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Sistem kepartaian yang berlaku di Indonesia pada masa Demokrasi liberal adalah sistem Multipartai.

Dasar hukum dari sistem kepartaian adalah maklumat pemerintah 3 November 1945. Melalui sistem ini, interaksi antara partai-partai di Indonesia mengalami dinamika yang sangat dinamis pada masa demokrasi liberal.

Berlakunya sistem multipartai berdampak pada meningkatnya jumlah partai politik di Indonesia. Politisi dari kalangan sipil banyak membentuk partai politik dengan ideologi dan pandangan kenegaraan yang bermacam-macam.

Dilansir dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan, jumlah partai politik pada masa akhir Demokrasi Liberal (1955) tercatat lebih dari 28 partai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Maklumat Pemerintah 3 November 1945, Lahirnya Partai Politik

 

Dari banyaknya partai di Indonesia pada masa itu terdapat 4 partai besar yang mendapatkan perhatian besar dari kalangan rakyat yaitu:

PNI (Partai Nasional Indonesia) adalah partai yang berideologi nasionalis dengan basis utama kalangan pegawai kantor dan elit dalam birokrasi.

PNI memiliki popularitas besar di kalangan muslim abangan daerah pedesaan Jawa. Partai ini kerap dihubungkan dengan sosok Soekarno, padahal pada masa Demokrasi Liberal Sokarno tidak menjadi angota partai politik manapun. PNI mendapatkan peringkat 1 pada Pemilu 1955 dengan 22,32 persen suara.

Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berdiri pada 7 November 1945. Dalam buku Sejarah Modern Indonesia 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, Masyumi mewakili kepentingan-kepentingan politik Islam dan dianggap sebgai partai besar di negara ini.

Baca juga: Sejarah Pemilu 1955 di Indonesia

 

Masyumi memiliki permasalahan dalam organisasi internal partai sehingga menimbulkan perpecahan antara golongan Islam modernis dan tradisionalis.

Masyumi pecah menjadi 2 kubu pada tahun 1952, satu kubu dipimpin oleh Sukiman dan kubu lainnya dipimpin oleh Natsir. Masyumi memperoleh peringkat 2 pada Pemilu 1955 dengan 20,92 persen suara.

Partai NU (Nahdlatul Ulama) merupakan pecahan dari Masyumi pada tahun 1952. Partai ini didirikan oleh tokoh-tokoh Masyumi yang memiliki ideologi Islam tradisionalis.

Partai NU memiliki basis masa dari kalangan Islam mayoritas di Jawa. Pada Pemilu 1955, NU berhasil mendapatkan peringkat 3 dengan perolehan 18,41 persen suara.

Keberhasilan NU pada Pemilu 1955 sangat mengejutkan, bahkan bagi kalangan internal partai NU sendiri. Partai ini sempat mengambil orang non partai untuk duduk di kursi parlemen.

Baca juga: Demokrasi Liberal (1949-1959): Pengertian, Ciri-Ciri, dan Kegagalannya

PKI (Partai Komunis Indonesia) berdiri pada 7 November 1945. Partai ini pernah melakuan pemberontakan di Madiun tahun 1948, namun masih diperbolehkan untuk berpolitik pada masa Demokrasi Liberal.

DN Aidit sebagai tokoh partai ini, membangun dengan sangat hati-hati PKI dari puing-puing reruntuhan pasca peristiwa PKI Madiun 1948.

Strategi politik yang digunakan cenderung defensif untuk melindungi partai dari pihak yang menginginkan kehancurannya. PKI memperoleh peringkat 4 dalam Pemilu 1955 dengan perolehan 16,36 persen suara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi