Contoh Teks Eksposisi tentang Covid-19

KOMPAS.com - Teks eksposisi adalah karangan yang menjelaskan suatu pendapat. H. Dalman dalam buku Keterampilan Menulis (2016) menyebutkan bahwa teks eksposisi merupakan tulisan karangan untuk memaparkan gagasan atau keyakinan dengan fakta yang diperkuat angka, statistik, peta, dan grafis. Namun tidak bersifat memengaruhi pembaca. 

Topik membuat teks okspisis biasanya mengenai berbagai isu yang sedang terjadi, mulai dari isu terkini hingga yang sedag ramai dibahas. Salah satu isu yang sedang menjadi perbincangan saat ini adalah tentang Covid-19. 

Contoh teks eksposisi

Berikut beberapa contoh teks eksposisi tentang Covid-19, yaitu: 

Pemerintah daerah dan orang tua perlu berpikir matang, untuk memberi izin seolah tatap muka pada anak berkebutuhan khusus. Sekolah Luar Biasa (SLB) rentan menjadi klaster baru karena proses pembelajarannya banyak menuntut banyak sentuhan fisik.

Sekolah biasa saja rentan menjadi klaster baru karena tidak mempertimbangkan keputusan secara matang. Klaster sekolah muncul di beberapa daerah seperti Tulungagung, Lumajang, Kalimantan Barat, Tegal, Cilegon, Sumedang, Pati, Balikpapan, dan Rembang.

Pembelajaran tatap muka untuk SLB perlu ditinjau ulang. Mengingat pembelajaran anak berkebutuhan khusus tidak dapat disamakan dengan sekolah biasa.

Baca juga: Jenis-Jenis Pengembangan Teks Eksposisi

Pemberian bantuan masker, hand sanitizer, atau alat pelindung untuk melawan Covid-19 seharusnya tepat sasaran. Satuan tugas dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dapat menyusun skala prioritas pemberian bantuan.

Saat Rizieq Shihab menggelar pesta pernikahan anaknya, BNPB memberi bantuan 20.000 masker medis dan nonmedis. Pemberian bantuan tersebut menjadi perbincangan publik. Banyak instansi, lembaga, atau kelompok yang lebih membutuhkan sumbangan masker. Seperti sekolah, rumah sakit, dapur umum, atau pusat-pusat pelayanan publik lainnya.

Kejadian macam ini seharusnya menjadi catatan untuk BNPB. Mana pihak yang harus diprioritaskan dan mana saja yang harus diberi sanksi tegas.

Pemerintah, aparat keamanan, dan semua pihak yang terlibat dalam percepatan penanganan Covid-19 seharusnya adil dalam menjalankan protokol kesehatan.

Simpatisan Front Pembela Islam (FPI) berkerumun saat Rizieq Shihab datang ke Indonesia pada 10 November lalu. Rizieq datang karena pernikahan anaknya. Tidak ada sanksi atau teguran tegas terhadap kerumunan tersebut.

Pelaksanaan protokol kesehatan untuk melawan Covid-19, baiknya ditaati semua orang. Tidak memandang kelompok, golongan, ras, atau agama. Sebaiknya semua pihak menerapkan protokol dengan adil.

Baca juga: Langkah-langkah Menyusun Teks Eksposisi

Sekolah tatap muka selama pandemi butuh kewaspadaan ekstra. Akan kasus baru akan bertebaran di klaster sekolah bila tidak menaati protokol kesehatan dengan ketat.

Pada Jumat, 10 November 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memberi pengumuman soal pelaksanaan pendidikan Tahun Ajaran 2020/2021. Ia menyatakan bahwa mulai Januari 2021, izin pembelajaran tatap muka diserahkan jajaran pemerintah daerah dan orang tua.

Maka dalam mempersiapkan sekolah tatap muka, seluruh pihak wajib melindungi siswa. Protokol keamanan selama Covid-19 harus diterapkan dengan ketat saat pembelajaran tatap muka.