KOMPAS.com - Dalam buku Menyelami Keindahan Sastra Indonesia (2019) karya Lianawati menyatakan, puisi baru tidak terikat oleh aturan-aturan yang berlaku pada puisi lama. Maka dapat dikatakan bahwa puisi baru adalah puisi bebas.
Seperti namanya, puisi baru merupakan puisi modern yang mengikuti perkembangan zaman. Kebaruan tersebut nampak dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima dan irama. Jenis puisi baru dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan isi dan berdasarkan jumlah baris.
Berikut contoh-contoh puisi baru:
Berdasarkan Isi
- Ode
Ode berisi pujian kepada seseorang, bangsa, dewa, atau yang dianggap mulia. Contohnya puisi karya Sanusi Pane (1963) berjudul Teratai yang ditujukan kepada Ki Hajar Dewantara berikut:
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai.
Tak terlihat orang yang lalu.
Akhirnya tumbuh di hati dunia,
Daun bersemi Laksmi mengarang,
Biarpun ia diabaikan orang,
Serodja kembang gemilang mulia.
Teruslah, o Teratai Bahagia,
Berseri di kebun Indonesia.
Biar sedikit penjaga taman.
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau pun turut menjaga Zaman.
Baca juga: Puisi Baru: Pengertian dan Jenisnya
- Himne
Awalnya sajak himne terbatas pada pujian untuk Tuhan. Seiring berjalannya waktu, sajak himne juga ditujukan untuk bangsa, pahwalan, tanah air, dan sebagainya. Contohnya puisi karya Chairil Anwar berjudul Isa (1959) berikut:
Itu tubuh
mengucur darah
mengucur darah
rubuh
patah
mendampar tanya: aku salah?
Kulihat Tubuh mengucur darah
aku berkaca dalam darah
terbayang terang di mata masa
bertukar rupa ini segera
mengatup luka
aku bersuka
Ia Tubuh
mengucur darah.
mengucur darah.
- Elegi
Jenis puisi yang mengandung ratapan atau dukacita. Disampaikan dengan mendayu-dayu sehingga menyayat hati dan mengharu biru. Contohnya puisi Joko Pinrubo (1990) berjudul Di Atas Meja berikut:
Di atas meja kecil ini
masih tercium harum darahmu
di halaman-halaman buku.
Sabda sudah menjadi saya.
Saya akan dipecah-pecah
menjadi ribuan kata dan suara.
- Epigram
Epigram berisi ajaran agama dan pelajaran hidup. Kadang ditulis menggunakan bahasa sindiran atau kecaman. Contohnya puisi karya Joko Pinrubo (2016) berjudul Misal berikut:
Misal Aku datang ke rumahmu
dan kau sedang khusyuk berdoa,
akankah kau keluar dari doamnu
dan membukakan pintu untukKu?
Baca juga: Komponen Penting dalam Puisi
- Satire
Puisi atau sajak yang berisi sindiran, ancaman, atau ejekan secara kasar. Sindiran tersebut disampaikan karena melihat ketidakadilan dan ketimpangan sosial di masyarakat. Contohnya puisi karya Muhisom Setiaki (2017) berjudul Bapakku Koruptor berikut:
Mobilku delapan
Jangan bilang-bilang
Soalnya aku pengangguran
Sttt! Istriku tujuh
Aku pandai bersandiwara
Mereka aman-aman saja
Empat rumahku
Miliyaran semua
Tentu indah megah
Tetangga terkagum-kagum dan mendesah
Aha
Rumah di belakang reyot bergoyang-goyang
Televisi cuma satu 14 inci, membosankan
Anehnya penghuninya pada bahagia
Mereka bersorak menonton berita
Bapakku memakai jaket oranye KPK
- Romansa
Puisi atau sajak yang mengungkapkan serta mengekspresikan cinta, kasih, cinta kepada bangsa, dan sejenisnya. Contohnya puisi karya Chairil Anwar berjudul Sajak Putih, buat tunanganku Mirat berikut:
Bersandar pada tari warna pelangi
kau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku merdu lagu
menarik menari seluruh aku
hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah…
Baca juga: Lapis Makna dalam Puisi
- Balada
Puisi atau sajak berbentuk cerita. Cerita tersebut tentang kehidupan manusia yang berkaitan dengan budaya universal. Maksudnya, cerita tersebut tidak terikat ruang dan waktu. Contohnya puisi karya Wiji Thukul berjudul Catatan berikut:
udara ac asing di tubuhku
mataku bingung melihat
deretan buku-buku sastra
dan buku-buku tebal intelektual terkemuka
tetapi harganya
oo… aku ternganga
musik stereo mengitariku
penjaga stand cantik-cantik
sandal jepit dan ubin mengilat
betapa jauh jarak kami
uang sepuluh ribu di sakuku
di sini hanya dapat dua buku
untuk keluargaku cukup buat
makan seminggu
gemerlap toko-toko di kota
dan kumuh kampungku
dua dunia yang tak pernah bertemu
Berdasarkan Jumlah Baris
- Distikon
Sajak dua seuntai atau puisi yang setiap bait terdiri atas dua baris. Contohnya puisi Joko Pinrubo (2016) berjudul Pisau berikut:
Ia membungkus pisau dengan namaMu.
Ia ingin melukai Kau dengan melukaiku.
- Terzina
Sajak tiga seuntai atau puisi yang setiap bait terdiri atas tiga baris. Contohnya puisi Joko Pinrubo (2016) berjudul M berikut:
Setiap akhir pekan ibu menghidangkan sayur asem
dan kue apem agar kami pandai mingkem
dan terbebas dari durjana cangkem.
Ibmu adalah gutu bahasamu. Dan guru bahasamu,
mengajarkan, di dalam kata apen ada api
yang telah dihalau hati yang adem.
“Cangkemmu adalah surgaku,” kata harimau.
dan kata guru bahasamu, di dalam kata asem
ada asu yang telah ditangkal tangan yang kalem.
Baca juga: Jenis-Jenis Puisi Lama
- Kuatrin
Disebut juga quatrain. Sajak empat seuntai atau puisi yang setiap bait terdiri atas empat baris. Contohnya puisi Joko Pinrubo (2016) berjudul Elegi berikut:
Maukah Kau menemaniku makan?
Makan dengan piring yang retak
dan sendok yang pata. Makan,
menghabiskan hatiku yang pecah.
Itulah makan malam terakhirnya
Di surga kecilnya yang suram.
Besok ia sudah terusir dan kalah
dan harus pergi menuju entah.
Lalu mereka berfoto bersama
sementara mobil patroli berjaga-jaga
di ujung sana. Lalu hujan datang
memadamkan apo di matanya.
Ia akan merindukan rumhanya
dan akan seing menengoknya
lewat mesin pencari kenangan
sebelum malam menelam mimpinya.
- Kuint
Disebut juga quinted. Sajak lima seuntai atau puisi yang setiap bait terdiri atas lima baris. Contohnya puisi karya Wiji Thukul berjudul bunga berikut:
hidup
bunga warna-warni sekejap
merah tapi sekejap lenyap
mati
seperti itu
- Sektet
Disebut juga sextet. Sajak enam seuntai atau puisi yang setiap bait terdiri atas enam baris. Contohnya puisi karya Ipih berjudul Merindu Bagia berikut:
Jika hari ‘lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Alam seperti dalam samadhi
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
- Septime
Disebut juga septima. Sajak tujuh seuntai atau puisi yang setiap bait terdiri atas tujuh baris. Contohnya puisi karya Joko Pinurbo (2006) berjudul Pasien berikut:
Seperti pasien keluar masuk rumah sakit jiwa,
kau rajin keluar masuk telepon genggam,
melacak jejak suara tak dikenal yang mengajakmu
kencan di kuburan pada malam purnama:
Aku pakai celana merah. Lekas darang ya.
Kutengok ranjangmu: tubuhmu sedang membeku
menjadi telepon genggam raksasa.
- Oktaf
Disebut juga oktava atau stanza. Sajak delapan seuntai atau puisi yang setiap bait terdiri atas delapan baris. Contohnya puisi karya Sanusi Pane berjudul Awan berikut:
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehiduppan teguh tenang
Baca juga: Pengertian dan Ciri-Ciri Puisi
- Soneta
Berbeda dengan jenis lainnya, soneta terikat aturan. Sajaknya terdiri dari empat belas baris. Dua bait pertama berisi masing-masing empat baris, dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Contohnya puisi karya Ali Hasjmi berjudul Menyesal berikut:
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Kini petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di pagi hari
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Ah, apa gunanya kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada muda yang kuharapkan
Atur barisan di pagi hari
Menuju arah padang bakti