KOMPAS.com - Puisi adalah karya sastra yang mementingkan atau mengutamakan penggunaan kata dan bahasa, yang mana hal tersebut terikat satu sama lain dengan rima dan irama. Penyusunan puisi didasarkan pada bait serta larik.
Dalam puisi, ada dua jenis unsur pembangun yang harus diperhatikan yaitu batin dan fisik. Berikut penjelasannya:
- Unsur intrinsik dalam puisi
Menurut Mukhlis dalam buku Teknik Penulisan Puisi (Teori Aplikasi dan Pendekatan) (2020), puisi memiliki empat unsur batin atau intrinsik, yakni:
- Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau gambaran besar yang diungkapkan penulis puisi kepada pembaca. Contohnya tema persahabatan, percintaan, kekeluargaan, dan lain-lain. - Perasaan
Perasaan menggambarkan hal yang ingin diungkapkan penulis dalam puisinya. Contohnya dalam puisi percintaan menggambarkan perasaan kerinduan penulis terhadap kekasihnya. - Nada dan suasana
Nada berarti sikap yang ingin ditampilkan penulis atau penyair kepada pembaca. Sedangkan suasana berarti perasaan pembaca setelah membaca puisi tersebut. Contohnya nada dalam puisi kekeluargaan bersifat bercerita. Sedangkan suasana yang ditimbulkan ialah rasa gembira. - Amanat
Amanat berarti pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca lewat puisinya. Contohnya jika puisi kekeluargaan, amanatnya ialah jangan menyia-nyiakan waktu dengan keluarga.
Baca juga: Rima Puisi dan Irama
- Unsur ekstrinsik dalam puisi
Ada empat unsur fisik atau ekstrinsik dalam puisi, yakni:
- Majas dan irama
Majas merupakan bahasa kiasan yang digunakan dalam penyusunan puisi. Sedangkan irama adalah alunan bunyi yang berulang dan teratur. - Kata konotasi
Kata konotasi berarti penggunaan kata yang bermakna tidak sebenarnya. Jenis kata ini sering digunakan dalam penyusunan puisi. - Kata simbol
Kata simbol merupakan kata yang digunakan untuk melambangkan suatu hal, seperti gambar, tanda, dan lain sebagainya. - Imajinasi puisi
Imajinasi berarti penulis atau penyair menggunakan imajinasinya untuk membayangkan sesuatu selama pembuatan puisinya.
Baca juga: Deklamasi Puisi dan Tanda Jeda
Contoh puisi dan unsur pembangunnya
Agar lebih mudah memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam puisi, mari kita simak contoh di bawah ini:
Contoh 1:
Doa - Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Puisi Doa oleh Chairil Anwar memiliki unsur intrinsik berupa:
- Tema
Puisi 'Doa' ini bertemakan ketuhanan. - Perasaan
Puisi 'Doa' ini menggambarkan perasaan penyair yang penuh rasa haru dan rindu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kata "Tuhanku dalam termenung aku masih menyebut nama-Mu". - Nada dan suasana
Puisi 'Doa' ini mengandung nada ajakan kepada pembaca untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan dan tidak berpaling. Sedangkan suasana dalam puisi ini ialah timbul rasa rindu dan haru kepada Tuhan. - Amanat
Puisi 'Doa' ini mengandung amanat agar pembaca dapat mendekatkan diri kepada Tuhan dan senantiasa bertekun dalam menjalankan perintah-Nya.
Sedangkan unsur ekstrinsik dalam puisi ini berupa:
- Majas dan irama
Puisi 'Doa' ini mengandung kata majas berupa "Caya-Mu panas suci tinggal kerlip lilin di kelam sunyi". Sedangkan iramanya terlihat pada akhiran kata tiap puisinya yang teratur dan berulang. - Kata konotasi
Puisi 'Doa' ini menggunakan kata konotasi berupa penggambaran diri yang remuk dan hilang bentuk saat jauh dari Tuhan. Terlihat pada kata "Tuhanku aku hilang bentuk remuk". - Kata simbol
Puisi 'Doa' ini mengandung kata simbol berupa "Caya-Mu panas suci tinggal kerlip lilin di kelam sunyi". Kata simbol ini melambangkan jika Tuhan senantiasa hadir di dalam kehidupan manusia. - Imajinasi puisi
Puisi 'Doa' ini mengandung imajinasi berupa gambaran diri yang hilang bentuk atau remuk. Terlihat pada kata "Tuhanku aku hilang bentuk remuk".