KOMPAS.com - Tehyan dan tanjidor merupakan contoh alat musik tradisional khas DKI Jakarta. Dua alat musik ini sangat erat dengan kebudayaan Betawi dan sering digunakan dalam berbagai acara kebudayaan.
Tehyan sering digunakan bersamaan dengan alat musik tradisional lainnya. Sedangkan tanjidor terdiri atas berbagai alat musik yang dipakai bersamaan sehingga membentuk alunan musik yang indah.
Tanjidor
Mengutip dari situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tanjidor terdiri atas beberapa alat musik yang dimainkan secara bersamaan. Tanjidor diperkirakan muncul pada abad ke-18 dan sering dimainkan dalam upacara pernikahan.
Kata ‘tanjidor’ berasal dari Bahasa Portugis ‘tangedor’, artinya alat musik berdawai. Namun, dalam penerapannya sudah tidak sesuai lagi dengan yang dimaknai dalam Bahasa Portugis tersebut. Hal yang masih diterapkan hingga saat ini ialah penggunaan sistem tangga nada diatonik.
Baca juga: Alat Musik Gambus Daerah Riau
Tanjidor membentuk ansambel musik yang terdiri atas berbagai alat musik, seperti klarinet, piston, trombon, saksofon tenor dan saksofon bas yang merupakan alat musik tiup, drum (membranofon), simbal (perkusi) serta side drums (tambur).
Dulunya tanjidor sering dimainkan dalam upacara pernikahan. Tidak hanya itu, dulunya alat musik ini juga sangat sering dimainkan dalam perayaan Tionghoa, seperti Cap Go Meh atau lainnya, hari besar Islam, hari sedekah bumi, dan lain sebagainya.
Lihat Foto
Alat musik Tehyan dari Jakarta
Tehyan
Menurut Imam Firmansyah dan kawan-kawan dalam jurnal Tinjauan Proses Pembuatan Alat Musik Gesek Betawi Kongahyan (2020), tehyan merupakan alat musik rebab yang memiliki dua senar.
Tehyan dimainkan dengan cara digesek menggunakan alat khusus berserat yang telah disisipkan di antara kedua senarnya.
Tehyan atau tahiyan terbuat dari kayu jati. Alat musik ini memiliki tabung resonansi yang menggunakan batok kelapa sebagai bahan pembuatannya. Pada bagian resonansinya diberikan dua senar agar bisa menghasilkan bunyi.
Baca juga: Apa Alat Musik daerah Bangka Belitung?
Melansir dari SUDIN Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Pusat, tehyan pertama kali diperkenalkan oleh masyarakat Tionghoa yang tinggal dan menetap lama di Jakarta, selama masa pemerintahan Hindia Belanda.
Alat musik ini sering digunakan dan dipadukan dalam kesenian gambang kromong, lenong betawi ondel-ondel, maupun kesenian lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.