KOMPAS.com - Kita bisa mendengar bunyi, karena bunyi merambat melalui media di sekitar kita, seperti udara, zat cair, hingga zat padat.
Untuk kecepatannya, bergantung pada media yang digunakan. Namun, umumnya zat padat memiliki kecepatan rambat lebih tinggi dibanding zat lainnya.
Menurut Yul Ifda Tanjung dalam buku Kajian Pengetahuan Konseptual (Teori & Soal) (2020), bunyi merupakan salah satu jenis gelombang longitudinal (gelombang yang arah rambatnya sejajar) yang dihasilkan dari getaran benda.
Agar bisa didengar, gelombang bunyi membutuhkan media perantara. Bunyi lebih cepat merambat melalui benda padat. Selain itu media perantara lainnya bisa berupa zat cair ataupun gas.
Maka tidak mengherankan jika di ruang hampa, seperti di luar angkasa, kita tidak bisa mendengar suara atau bunyi.
Baca juga: Jenis-Jenis Bunyi
Gelombang bunyi mempunyai tingkat kecepatan rambat yang terbatas. Kecepatannya bisa meningkat sesuai dengan suhu mediumnya.
Hal ini berarti jika kecepatan rambat bunyi tidak hanya dipengaruhi oleh jenis mediumnya saja, melainkan juga suhu mediumnya.
Dilansir dari situs Lumen Learning, berikut besaran rambat bunyi sesuai mediumnya:
Medium perantara | Besaran cepat rambat bunyi (m/s) |
Udara (0ºC) | 331 |
Oksigen (0ºC) | 316 |
Hidrogen (0ºC) | 1290 |
Air (20ºC) | 1480 |
Air laut (20ºC) | 1540 |
Etanol (20ºC) | 1160 |
Air raksa (20ºC) | 1450 |
Aluminium (15ºC) | 5000 |
Besi (15ºC) | 5120 |
Marmer (15ºC) | 3810 |
Perhitungan cepat rambat bunyi
Mengutip dari Buku Pintar Fisika (2008) karya Efrizon Umar, cepat rambat bunyi adalah jarak sumber bunyi dengan pendengar, yang dibagi dengan kebutuhan waktu gelombang bunyi agar bisa sampai ke pendengarnya.
Berikut rumusnya:
Agar lebih mudah memahaminya, mari kita simak contoh soal di bawah ini:
Contoh soal:
Ledakan petasan terdengar 10 detik setelah percikan api terlihat. Berapakah cepat rambat bunyinya, jika jarak petasan dengan pendengarnya sejauh 1,5 kilometer?
Diketahui:
t = 10 detik
s = 1,5 kilometer (diubah jadi meter = 1.500 meter).
Jadi, cepat rambat bunyi saat ledakan terjadi adalah 150 m/s.
Baca juga: Macam-Macam Bunyi Pantul
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.