KOMPAS.com - Kelor atau Moringa oleifera Lam. merupakan tumbuhan dari famili moringaceae yang berasal dari daratan India.
Selain dijadikan bahan makanan, kelor juga dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit, seperti kanker, hiperlipidemia, diabetes, maag, kejang, kelainan hati, serta masalah kesuburan.
Di alam, kelor tumbuh secara alami pada ketinggian hingga seribu meter di atas permukaan laut, dan merupakan jenis pohon yang dapat tumbuh cepat.
Kelor bahkan juga ditemukan tumbuh setinggi enam hingga tujuh meter dalam satu tahun, di daerah yang curah hujannya kurang dari 400 milimeter.
Taksonomi kelor
Dilansir dari Integrated Taxonomic Information System, berikut taksonomi kelor:
- Kingdom: Plantae
- Subkingdom: Viridiplantae
- Infrakingdom: Streptophyta
- Superdivisi: Embryophyta
- Divisi: Tracheophyta
- Subdivisi: Spermatophytina
- Kelas: Magnoliopsida
- Superordo: Rosanae
- Ordo: Brassicales
- Famili: Moringaceae
- Genus: Moringa
- Species:Moringa oleifera Lam.
Baca juga: Langkah Prosedur Penjernihan Air Menggunakan Biji Kelor
Morfologi kelor
Kelor memiliki morfologi yang unik. Dikutip dari jurnal Molecular Phylogenetics of Moringaceae Martinov with Emphasis on Ethnomedicinal Plant Moringa oleifera Lam. Grown in Egypt (2015) karya Usama K-Abdel Hameed, berikut morfologi tanaman kelor:
Kelor merupakan pohon yang dapat mencapai ketinggian hingga 15 meter. Tanaman ini memiliki satu batang utama dengan lebar 10 sampai 45 sentimeter yang dilindungi kulit berwarna abu-abu pucat.
Batang mudanya memiliki permukaan halus dengan tunas berwarna kehijauan. Bagian pucuk batang kelor bentuknya melebar, seperti payung atau mahkota.
Kelor memiliki daun berbentuk bulat telur, elips, atau bulat memanjang. Akan tetapi, daun yang berada di ujung tangkai biasanya berbentuk bulat telur sungsang dan sedikit lebih lebar.
Tangkai daun kelor memiliki kelenjar kecil di bagian pangkalnya. Sekitar lima sampai sebelas cabang utama juga mengalami penebalan pada bagian pangkal.
Tiap cabang pada kelor memiliki cabang lagi yang ukurannya lebih kecil, disebut pinnulus. Cabang yang paling kecil memiliki tangkai daun berjumlah 3 sampai 13 lembar.
Baca juga: Daun: Definisi, Fungsi, dan Morfologinya
Bunga kelor berwarna putih sampai krem dan berbau harum. Buahnya berwarna hijau dan keras saat masih muda, kemudian mengeras dan berwarna cokelat ketika dewasa.
Biji di dalam buahnya berjumlah 20, dan berbentuk segitiga dengan tiga sayap tipis yang dikenal sebagai ala.
Deskripsi tentang kelor
Berikut deskripsi tentang tanaman kelor:
Lingkungan tumbuhSecara umum, tanaman kelor dapat tumbuh dengan baik pada iklim tropis atau subtropis,
dengan ketinggian 0 sampai dua ribu meter di atas permukaan laut, memiliki curah hujan 250 sampai dua ribu milimeter per tahun, serta suhu 25º sampai 35º Celcius.
Parameter lingkungan lainnya, yaitu adanya irigasi yang baik ketika curah hujan kurang dari 800 milimeter, dengan tipe tanah berpasir atau lempung berpasir, dan memiliki pH 5–9.
Tanaman kelor di Indonesia banyak dijumpai di Blora, Madura, NTT, dan Sulawesi.
Baca juga: 7 Jenis Metamorfosis Daun dan Contoh Tumbuhannya
Kandungan pada kelorKelor memiliki berbagai kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung beta-karoten, vitamin C, mineral terutama kalsium dan zat besi, serta tinggi protein.
Tanaman ini juga mengandung saponin, asam-coffeolylguinat, flavonoid, serta asam lemak tak jenuh seperti asam alfalinoleat (omega 3) dan asam linoleat (omega 6).
Lebih spesifiknya lagi, kelor mengandung fosfor, zat besi, kalsium, vitamin C dan protein, serta senyawa fitokimia yang bertindak sebagai antioksidan, seperti steroid, triterpenoid, tanin, saponin, antarquino, alkaloid, dan flavonoid.
Cara perbanyakan tanamanKelor sangat mudah ditanam baik menggunakan stek maupun biji. Sesuai fungsinya, kelor biasa digunakan sebagai batas tanah, pagar hidup, atau batang perambat.
Perbanyakan dengan stek cenderung memberi biomassa yang lebih banyak, sebab tanaman ini cenderung menghasilkan banyak cabang yang rimbun.
Sementara itu, perbanyakan dengan biji menyebabkan tanaman cenderung tumbuh ke atas dengan batang utama atau percabangan yang sedikit.
Baca juga: Mengenal Daun Tunggal dan Majemuk
Perbanyakan tanaman kelor dengan stek batang membutuhkan batang induk dengan tinggi sekitar 0,5 sampai 1,5 meter, dan jumlahnya disesuaikan kebutuhan.
Batang tersebut harus berasal dari tanaman sehat yang berumur lebih dari enam bulan. Makin besar lingkaran batangnya, kian besar pula peluang tanaman hasil stek untuk hidup.
Tanaman yang diperbanyak dengan biji mempunyai pertumbuhan awal yang lamban daripada stek batang, karena pertumbuhannya lebih pada pengembangan akar.
Namun, setelah akar tumbuh dengan baik, tanamannya menjadi lebih kokoh, tumbuh dengan cepat, tahan kekeringan, serta mampu menghasilkan biomassa daun yang tinggi melebihi hasil stek batang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.