Klasifikasi Kingdom Archaebacteria Berdasarkan Habitatnya

KOMPAS.com – Salah satu kelompok prokariota adalah archaebacteria yang memiliki struktur tubuh berbeda dari bakteri. 

Menurut Reece, dkk dalam buku Campbell Biology (2008), kingdom archaebacteria ini mencakup organisme prokariota yang hidup di lingkungan sangat ekstrem, di mana organisme lain tidak dapat hidup.

Dilansir dari buku Biology Modern (2006) karangan John H. Postlewait dan Janet L. Hopson, dinding sel archaebacteria tidak memiliki peptidoglikan seperti dinding sel bakteri. Pada membran selnya ada banyak jenis lipid.

Spesies ini pertama kali ditemukan di lingkungan ekstrem, seperti rawa, danau garam, dan sumber air panas.

Berdasarkan tempat hidupnya, archaebacteria dibedakan menjadi tiga. Berikut penjelasannya:

Bakteri halofil

Bakteri ini hidup di lingkungan berkadar garam sangat tinggi, seperti Great Salt Lake di Utah, Laut Mati di Israel, dan sebuah danau di Spanyol.

Baca juga: Contoh Organisme Archaebacteria

Beberapa spesies kelompok halofil membutuhkan lingkungan dengan kadar garam yang lebih asin dibanding air laut.

Contohnya spesies Halobacterium yang tidak mampu bertahan hidup jika salinitas turun di bawah 9 persen.

Bakteri termofil

Bakteri ini hidup di lingkungan yang sangat panas. Contohnya genus Sulfolobus yang hidup di mata air vulkanik yang kaya akan belerang dan memiliki suhu 90º Celcius.

Sulfobolus dan bakteri termosil ekstrem lainnya memiliki adaptasi struktural dan biokimia yang membuat DNA serta proteinnya lebih stabil pada suhu tinggi.

Bakteri teromasidofil

Spesies kelompok ini hidup di lingkungan yang sangat asam dan bersuhu sangat tinggi. Misalnya di mata air panas Taman Nasional Yellowstone.

Beberapa spesies termoasidofil hidup pada suhu 110º Celcius dengan pH kurang dari 2.

Baca juga: Archaebacteria: Pengertian, Ciri-ciri, dan Pengelompokannya