Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Batik merupakan salah satu bentuk keragaman budaya di Indonesia. Kegiatan membatik sudah diajarkan secara turun temurun di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan UNESCO sudah mengakui batik sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia.
Setiap daerah memiliki ciri khas motif batik yang dilatarbelakangi oleh sejarah pada suatu daerah tertentu. Ragam hias motifnya pun memiliki makna filosofis yang mendalam tentang kehidupan serta apa yang diharapkan bagi si pengguna.
Begitupun dengan motif batik dari Daerah Jambi yang kaya akan sejarah dan makna filosofi di setiap motifnya.
Baca juga: 5 Obyek Wisata di Kota Jambi
Sejarah Batik Jambi
Berdasarkan catatan yang ada, sejarah batik Jambi berasal dari masa kesultanan Melayu di Jambi. Belum diketahui tanggal dan tahun pasti kapan kesenian membatik mulai lahir di Jambi. Motif utama batik Jambi berupa flora dan fauna.
Dulu, batik hanya digunakan oleh keluarga sultan saja. Hal itu disebabkan karena dulu masih sangat jarang orang yang mampu membuat seni kerajinan batik Jambi.
Selain itu, penyebaran batik Jambi juga kurang diperhatikan sehingga terjadi kesenjangan sosial antara masyarakat bangsawan dan rakyat biasa.
Salah satu keunikan pada Batik Jambi adalah motifnya yang berdiri sendiri dan tidak membentuk suatu rangkaian.
Jika dilihat secara umum, ragam hias batik Jambi adalah suatu kesenian dari elemen-elemen yang terdiri dari titik, warna, dan tekstur.
Kombinasi elemen tersebut kemudian mewujudkan keindahan melalui pengulangan, pusat perhatian, keseimbangan, dan kekontrasan yang mempunyai bobot kultur setempat, opini, dan nilai-nilai filosofis.
Baca juga: Tempat Wisata Menarik dan Unik di Provinsi Jambi
Ragam hias motif Batik Jambi
Beberapa ragam hias dan jenis motif batik Jambi, yaitu:
- Motif Angso Duo
- Motif Batanghari
- Motif Kaca Piring
- Motif Bungo Melati
- Motif Durian Pecah
- Motif Tampuk Manggis
- Motif Kapal Sanggat
Berikut penjelasannya:
Motif Angso Duo
Salah satu motif batik Jambi yang paling terkenal adalah motif angso duo. Motif ini memiliki penggambaran dua ekor hewan angsa yang sedang berhadapan atau beriringan pada beberapa modifikasi motif lainnya.
Makna yang terkandung di dalam motif ini adalah bahwa setiap orang harus selalu berusaha untuk mencari tempat yang lebih baik.
Manusia juga diajarkan untuk hidup selaras dan harmonis dengan sesama. Motif ini juga memiliki makna agar manusia selalu bersikap gigih dan sabar dalam berusaha.
Motif Batanghari
Nama Batanghari diambil dari nama sungai yang mengalir hampir di seluruh daerah di Provinsi Jambi. Sungai Batanghari juga menjadi sungai yang terpanjang di Pulau Sumatera.
Motif ini dilukiskan menggunakan berbagai detail seperti gunung, aliran sungai, flora dan fauna. Motifnya berbentuk sulur tanaman yang membentang dari bawah ke bagian atas yang terinspirasi dari lekukan Sungai Batanghari.
Makna filosofis yang terkandung di dalam motif ini adalah mengajarkan manusia agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Kita harus mampu mencari jalan keluar dari setiap permasalahan seperti aliran sungai yang mengalir dari hulu ke hilir.
Motif Kaca Piring
Jika dilihat sepintas, motif kaca piring pada Batik Jambi ini mirip dengan motif batik kawung yang berasal dari Jawa Tengah. Motif ini merupakan gambaran dari bentuk simetris dan tipikal berulang.
Kaca piring diambil dari motif bunga jeruk bercabang namun terjadi kesalahan saat menarik canting, sehingga motifnya lebih mirip dengan bunga kaca piring (Gardenia Jasminoides).
Makna filosofis yang terkandung dalam motif ini adalah supaya manusia senantiasa tegar dalam menjalani kehidupan dan menggambarkan hati yang bersih.
Baca juga: Suku-suku yang Mendiami Provinsi Jambi
Motif Bungo Melati
Motif Bungo Melati terinspirasi dari Bunga Melati yang dipercayai memiliki aroma yang harum dibanding bunga lainnya. Sekilas motif ini memiliki kemiripan dengan motif truntum dari Daerah Jawa.
Makna filosofis dari motif ini adalah agar manusia selalu bersyukur untuk menghilangkan rasa iri dan dengki. Selain itu, kita juga tidak boleh memaksakan kehendak pada orang lain dan tidak boleh memiliki sifat sombong.
Motif Durian Pecah
Sama seperti namanya, motif ini menggambarkan buah durian yang terpecah menjadi dua bagian. Motif ini mirip dengan motif ceplokan yang berasal dari daerah Jawa.
Durian adalah buah yang istimewa untuk masyarakat Jambi. Selain durian, motif ini memiliki ornamen berupa hiasan resam, daun pakis, dan bunga kangkung.
Makna filosofis yang terkandung pada motif ini adalah pemimpin harus memiliki sifat amanah, tegas dalam perilaku dan ucapan, serta memberikan manfaat bagi orang banyak.
Baca juga: Mengenal Candi Muaro Jambi, Terluas Se-Asia Tenggara
Motif Tampuk Manggis
Motif tampuk manggis terinspirasi dari buah manggis yang banyak dijumpai di daerah Jambi. Jumlah ornamen dari luar dan dalam kurungan pada motif harus sama.
Hal tersebut menggambarkan sifat masyarakat Jambi yang jujur dan terbuka. Warna kulit manggis yang hitam kemerahan dan isinya yang berwarna putih menyimbolkan bahwa jangan menilai sesuatu hanya dari luarnya saja.
Motif Kapal Sanggat
Seperti namanya, motif ini menggambarkan kapal yang sedang berlayar. Pesan yang terkandung pada motif ini adalah “berlayar sampai ke pulau, berjalan sampai ke tujuan” yang artinya kita tidak boleh mengerjakan sesuatu setengah-setengah, harus diselesaikan hingga tuntas.
Makna lain dari motif ini juga terlihat dari tiang kapal yang digambarkan terbalik dan tidak beriringan dengan bentuk kapal. Hal ini memiliki makna bahwa sebaiknya kita harus tetap waspada dalam mengerjakan sesuatu agar tidak menyebabkan malapetaka di kemudian hari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.