Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Meski Indonesia telah mengumandangkan kemerdekaannya, penjajah tetap berupaya merebut kembali wilayah Indonesia.
Banyak cara dilakukan untuk mempertahankan kawasan Indonesia dari serangan penjajah. Salah satunya, perlawanan rakyat Bandung yang dikenal dengan Bandung Lautan Api.
Perlawanan itu terjadi pada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, warga Bandung membakar rumah mereka dan mengungsi ke wilayah pegunungan di selatan Bandung.
Seketika, Bandung berubah menjadi lautan api. Pembakaran rumah tersebut menjadi jalan terakhir yang ditempuh TRI (Tentara Republik Indonesia), ketika melihat ketidakseimbangan pasukan Indonesia dengan tentara Sekutu dan NICA.
Latar belakang peristiwa Bandung Lautan Api
Pada 12 Oktober 1945, pasukan Inggris dari Brigade MacDonald tiba di Bandung. Mereka ingin menguasai kota ini untuk dijadikan markas strategis militer. Mereka menuntut agar semua senjata api yang dirampas dari tentara Belanda, dikembalikan.
Selain itu, tawanan Belanda yang baru saja dibebaskan kembali berulah dan melakukan tindakan yang mengganggu keamanan. Akibatnya, terjadilah bentrokan bersenjata antara Inggris dan tentara Indonesia.
Baca juga: Latar Belakang Terjadinya Bandung Lautan Api
Tiga hari kemudian, MacDonald memberi ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, agar wilayah Bandung Utara segera dikosongkan.
Ultimatum pertama membagi Bandung menjadi dua, Bandung Utara sebagai tempat kekuasaan Sekutu dan Bandung Selatan masih dikuasai Pemerintah Indonesia.
Setelah ultimatum dikeluarkan, terjadi pertempuran secara sporadis di berbagai daerah.
Sekutu yang mulai terdesak, kembali mengeluarkan ultimatum kedua. Agar selambat-lambatnya pada 24 Maret 1946 pukul 24.00, pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung sejauh 10 hingga 11 kilometer dari pusat kota.
Ultimatum tersebut membuat tentara Indonesia mulai mengatur strategi. Ketidakseimbangan jumlah tentara Indonesia dan sekutu, membuat tentara Indonesia merancang operasi "Bumi Hangus".
Kolonel Abdul Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III TRI memerintahkan untuk mengevakuasi warga menuju tempat yang lebih aman.
Baca juga: Ciri Perlawanan Bangsa Indonesia pada Abad Ke-19
Setelah penduduk meninggalkan kota, segera dilangsungkan operasi "Bumi Hangus", dengan membakar bangunan rumah atau gedung di Bandung.
Dalam sekejap, seluruh kota Bandung diselimuti gelapnya asap dan pemadaman listrik. Kondisi tersebut dimanfaatkan tentara Indonesia untuk menyerang NICA secara gerilya.
Tokoh peristiwa Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api menjadi salah satu peristiwa heroik terbesar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa ini menjadi sumber inspirasi bagi Ismail Marzuki untuk menciptakan lagu berjudul “Halo-Halo Bandung”. Sebuah lagu yang menggambarkan semangat perjuangan masyarakat Bandung dalam peristiwa tersebut.
Beberapa tokoh penting dalam peristiwa Bandung Lautan Api adalah:
- Kolonel Abdul Haris Nasution
Sebagai Komandan Divisi III yang menyampaikan hasil musyawarah pada 23 Maret 1946. Beliau juga memerintahkan proses evakuasi warga Bandung.
Baca juga: Kedatangan Sekutu dan Belanda pada Awal Kemerdekaan
- Mohammad Toha
Merupakan komandan pejuang dalam Bandung Lautan Api. Ia diberi misi untuk menghancurkan amunisi dan senjata milik Sekutu di gudang senjata
- Sutan Syahrir dan Abdul Haris Nasoetion
Berperan dalam realisasi operasi "Bumi Hangus" di kota Bandung.
- Atje Bastaman
Seorang wartawan muda dari Suara Merdeka, yang menuliskan kronologi peristiwa Bandung Lautan Api dalam liputannya.
- Mayor Rukana
Sebagai Komandan Polisi Militer di Bandung. Rukana merupakan tokoh pencetus ide pembakaran kota Bandung untuk menyelamatkan kota ini dari genggaman Sekutu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.