Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amfibi: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Sistem Pernapasannya

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com
Katak adalah hewan amfibi yang termasuk jenis anura
Editor: Silmi Nurul Utami

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Amfibi adalah kelompok hewan yang dapat hidup di dua tempat, yaitu di air dan juga di darat. 

Istilah ‘amfibi’ berasal dari bahasa Yunani, yakni “amphi” yang berarti rangkap dan “bios” yang berarti kehidupan. Sehingga, secara harfiah ini berarti kehidupan rangkap atau dalam hal ini hidup di dua alam (air dan darat).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amfibi adalah jenis hewan berdarah dingin yang bisa hidup di darat dan di air.

Namun, tidak semua hewan amfibi benar-benar hidup di dua tempat. Beberapa jenis hewan memiliki kecenderungan untuk hidup di satu tempat antara air atau darat.

Yang pasti, saat hidup di darat pun jenis hewan amfibi tidak bisa jauh dari air. Karena itu sebagian besar hewan amfibi akan tinggal di tempat lembap, seperti rawa dan hutan hujan tropis.

Baca juga: Amfibi: Ciri-ciri dan Klasifikasinya

Hewan amfibi termasuk kelompok hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hewan yang tergolong kelas Amphibia ini hidupnya bergantung pada suhu lingkungan. Ini karena mereka tidak bisa melakukan proses metabolisme untuk mendapatkan panas.

Oleh karena itu, amfibi mendapatkan energi dengan mengambil sumber panas dari lingkungan sekitarnya. Kondisi ini membuatnya termasuk jenis hewan berdarah dingin atau poikiloterm.

Populasi amfibi di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia dengan total 392 spesies yang tersebar di berbagai daerah.

Setidaknya sekitar 176 spesies di dalamnya merupakan amfibi endemik Indonesia.

Baca juga: Poikiloterm: Hewan Berdarah Dingin

Ciri-ciri hewan amfibi

Hewan yang masuk ke dalam kelas Amphibia memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan hewan lain. Berikut merupakan ciri-ciri hewan amfibi:

Biasanya seekor amfibi akan bertelur di tempat dengan kelembaban tinggi. Telurnya kemudian akan menetas menjadi larva atau berudu yang bernapas menggunakan insang.

Seiring pertumbuhannya, alat pernapasan ini akan berubah menjadi kulit dan paru-paru ketika dewasa.

Baca juga: Fertilisasi Internal dan Fertilisasi Eksternal

Jenis-jenis hewan amfibi

Golongan  hewan amfibi terbagi lagi menjadi tiga kelompok kecil, yaitu ordo anura, caudata, dan gymnophiona. Berikut penjelasannya: 

Ordo anura merujuk pada kodok atau katak yang ciri utamanya adalah bertubuh pendek, lidah terbelah dua, mata menonjol, bisa melompat, serta tidak memiliki ekor. Ada sekitar 351 spesies kodok dan katak  yang teridentifikasi di Indonesia.

  • Caudata

Ordo caudata atau salamander yang bukan hewan endemik dari negara kita. Spesies salamander ada yang bernapas menggunakan paru-paru, insang, atau bahkan kulit.

Tubuhnya cenderung berlendir untuk menjaga kelembaban kulit ketika berada di daratan.

  • Gymnophiona 

Ordo gymnophiona berupa hewan sesilia yang mirip cacing besar atau ular. Kelompok hewan ini tergolong langka karena hanya bisa kamu temukan di kedalaman hutan serta daerah sungai atau rawa.

Baca juga: Perbedaan Sistem Pernapasan Berudu dan Katak Dewasa

Ordo amfibi ini juga memiliki kemampuan menggali di tanah yang gembur hingga berlumpur berkat kepalanya yang keras.

Sistem pernapasan pada amfibi

Hewan amfibi memiliki dua sistem pernapasan yaitu insang dan paru-paru. Beberapa jenis lain juga bisa bernapas menggunakan kulitnya.

Contohnya  katak yang saat menetas memiliki insang untuk bernafas, namun setelah dewasa beralih menjadi paru-paru.

Adapun, ada juga hewan amfibi yang memiliki kemampuan menahan napas yang baik sehingga bisa bertahan di dalam air dalam waktu lama.

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi