OIeh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Saturnus adalah planet keenam dalam sistem tata surya. Planet raksasa kedua ini merupakan planet yang sangat indah.
Sistem cincin Saturnus memberikan pemandangan yang menakjubkan. Sebagai kelompok empat planet raksasa dalam tata surya, Saturnus mempunyai diameter 119.871 kilometer dengan massa kira-kira 586,5 x 1024 kilogram. Massa Saturnus 95 kali massa Bumi.
Dengan mata telanjang, sistem cincin Saturnus tidak dapat dilihat. Keindahan Saturnus dapat kita nikmati setelah adanya penemuan teleskop pada abad XVII.
Pada tanggal 12 Juli 1981, pesawat ruang angkasa Voyager 2 berhasil mengabadikan gambar Saturnus yang diambil dari jarak 43 juta km.
Menurut ilmuwan ukuran cincin Saturnus bahkan bisa mencapai hampir 300 kali ukuran planet yang mengorbit.
Baca juga: 8 Planet dalam Tata Surya
Cincin terbesar yang ditemukan ilmuwan dari Saturnus adalah pada 2009 oleh Hamilton dan rekannya.
Ukuran diameter cincin Saturnus bisa mencapai 282.000 kilometer. Sementara jarak antara planet dan cincin sekitar 67.000 kilometer. Cincin Saturnus bisa mencapai enam kali diameter Bumi.
Cincin yang dimiliki Saturnus terdiri dari:
- Cincin D (cincin utama terdalam yang sangat redup)
- Cincin C (cincin utama yang redup)
- Cincin B (cincin paling terang)
- Cincin A (cincin utama terluar)
- Cincin F
- Cincin G
- Cincin E
Masing-masing cincin tersebut bergerak dengan kecepatan dan keterangan yang berbeda-beda.
Dilansir dari NASA Solar System Exploration, cincin saturnus terdiri dari butiran es juga serpihan atau pecahan dari komet, asteroid, maupun bulan yang terkoyak oleh gravitasi kuat Saturnus.
Baca juga: Jarak Bumi ke Matahari dan ke Planet Lainnya di Tata Surya
Perputaran dan orbit Saturnus
Saturnus mengorbit Matahari dalam bentuk orbit yang elips dengan posisi Saturnus yang miring 26,73 derajat.
Kemiringan Saturnus saat berevolusi hampir sama dengan kemiringan Bumi, sehingga Saturnus juga memiliki musim seperti Bumi.
Dengan orbit yang sangat panjang, Saturnus memiliki hari yang pendek yaitu hanya 10,7 jam dalam satu harinya. Namun satu tahun di Saturnus sangatlah panjang, setara dengan 29,4 tahun di Bumi.
Atmosfer Saturnus
Atmosfer Saturnus Seperti Jupiter, atmosfer Saturnus merupakan lapisan permukaan yang tipis dibandingkan luas bagian dalamnya.
Sekitar 75 persen atmosfernya terdiri dari gas hidrogen, 25 persen terdiri dari gas helium, dan sisanya terdiri dari metana serta gas lain yang berbahaya bagi manusia.
Suhu di permukaan Saturnus mencapai −170°C. Awan Saturnus tidak lebih berwarna dibandingkan Jupiter. Ini dikarenakan atmosfer Saturnus mengandung belerang.
Baca juga: Urutan Planet di Tata Surya dari yang Paling Ringan Massa Jenisnya
Belerang inilah yang menyebabkan Saturnus terlihat berwarna kuning. Ada tiga lapisan awan di Saturnus dan masing-masing tersusun oleh molekul yang berbeda.
Ada awan Amonia, awan Hidrogen Sulfida, dan awan air. Ketiga lapisan awan ini terdapat di troposfer
Saturnus tidak memiliki lapisan-lapisan seperti planet terestrial. Saturnus tidak memiliki banyak bahan-bahan padat di dalamnya.
Sebagian bahan penyusun Saturnus adalah Hidrogen dan Helium yang berwujud cair dalam tekanan yang tinggi berada di lapisan luar.
Saturnus tersusun oleh 75 persen Hidrogen dan 25 persen Helium dengan sedikit air, Metana, amonia, dan batu. Gerakan yang terjadi di bagian dalam Saturnus menyebabkan munculnya medan magnet yang menghasilkan magnetosfer.
Baca juga: Galaksi Bima Sakti: Tempat Bumi dan Tata Surya Berada
Satelit di Saturnus
Satelit-satelit Saturnus adalah satelit alami yang mengelilingi planet Saturnus. Satelit ini ukurannya bervariasi antara kurang dari 1 km hingga lebih besar dari planet Merkurius.
Saturnus memiliki 62 satelit, dengan 53 diantaranya telah dinamai dan hanya 13 di antaranya memiliki diameter lebih besar dari 50 kilometer.
Tujuh satelit cukup besar sehingga bersifat ellipsoidal. Beberapa satelit terpenting Saturnus adalah Titan dan Enceladus.
Titan merupakan satelit terbesar kedua di Tata Surya dengan atmosfer mirip Bumi yang kaya akan nitrogen dan bentang alam yang berisi danau-danau hidrokarbon serta jaringan sungai kering.
Kemudian ada satelit Enceladus, yang mengeluarkan gas dan debu dan mungkin memiliki air di wilayah kutub selatannya.
Baca juga: Teori Planetesimal: Teori Pembentukan Tata Surya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.