Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Planet Venus, Si Bintang Kejora

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Planet Venus dijuluki bintang kejora atau bintang senja.
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Planet Venus dijuluki bintang kejora. Sebab planet ini terlihat terang dan bisa disaksikan dengan mata telanjang.

Selain bintang kejora, Planet Venus juga dikenal sebagai bintang fajar atau bintang senja.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venus adalah salah satu dari empat planet kebumian di Tata Surya. Berarti Venus merupakan planet berbatu layaknya Bumi.

Ukuran dan massa Venus mirip dengan Bumi. Sehingga sering disebut sebagai “saudara” atau “kembaran” Bumi.

Nama Venus diambil dari Dewi Cinta dalam mitologi Yunani. Planet Venus termasuk kategori planet dalam, bersama dengan Bumi dan Merkurius.

Diameter Planet Venus sekitar 7.521 mil atau 12.104 kilometer. Sekitar 80 persen permukaannya terdiri dari daratan vulkanik. 70 persen di antaranya berupa daratan dengan bubungan berkerut, dan 10 persen merupakan daratan halus dan berlekuk.

Baca juga: Venus, Planet Paling Terang di Tata Surya

20 persen wilayah Venus merupakan dua benua dataran tinggi. Salah satunya terletak di belahan utara Venus, sementara lainnya berada di sebelah selatan garis khatulistiwa.

Benua utara disebut Ishtar Terra, ukurannya kurang lebih sebesar Australia. Gunung tertinggi di Venus, yaitu Maxwell Montes terletak di Ishtar Terra. Tingginya kurang lebih 11 kilometer di atas rata-rata ketinggian permukaan Venus.

Sementara itu, benua selatan bernama Aphrodite Terra, ukurannya kurang lebih sebanding dengan Amerika Selatan. Benua ini dipenuhi rangkaian rekahan dan patahan.

Atmosfer dan iklim di Planet Venus

Venus memiliki atmosfer yang sangat padat, terdiri dari 96,5 persen karbon dioksida dan 3,5% persen nitrogen.

Massa atmosfernya 93 kali lebih besar dibanding atmosfer Bumi. Sementara tekanannya 92 kali lebih besar daripada permukaan Bumi.

Permukaan Venus lebih panas daripada Merkurius. Suhu permukaannya minimal −220º Celcius (−364,0º Fahrenheit), dan maksimal 420º Celcius (788º Fahrenheit).

Baca juga: Mengapa Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Satelit Alami?

Letaknya yang jauh dari matahari membuat Venus hanya memperoleh 25 persen iradiansi dari Merkurius.

Permukaan Venus sering kali digambarkan seperti neraka. Suhunya lebih tinggi daripada suhu untuk melakukan sterilisasi.

Penelitian menunjukkan bahwa miliaran tahun lalu, atmosfer Venus lebih mirip dengan atmosfer Bumi, dan kemungkinan ada air di permukaannya.

Namun setelah periode selama 600 juta hingga beberapa miliar tahun, efek rumah kaca berkelanjutan disebabkan oleh penguapan air yang menghasilkan gas rumah kaca di atmosfer.

Walau permukaan Venus tidak mendukung kehidupan seperti di Bumi, keberadaan relung yang dapat dihuni di lapisan awal bawah dan tengah tidak dapat diabaikan.

Permukaan Venus bersifat isotermal. Planet tersebut memiliki suhu yang konstan, tidak hanya siang dan malam, tetapi juga antara khatulistiwa dan kutubnya.

Baca juga: 8 Planet dalam Tata Surya 

Kemiringan sumbu Venus yang kurang dari 3º juga meminimalisasi variasi suhu musiman. Satu-satunya variasi suhu yang cukup besar tergantung pada ketinggian.

Pada 1995, wahana Magellan berhasil mengabadikan citra substansi yang sangat reflektif di puncak gunung tertinggi yang mirip sekali dengan salju di Bumi.

Substansi ini kemungkinan terbentuk akibat proses yang sama dengan salju, meski suhunya jauh lebih tinggi.

Salju ini terlalu mudah menguap di permukaan, sehingga naik ke ketinggian yang lebih dingin dalam bentuk gas, dan kemudian mengalami presipitasi.

Awan Venus mampu menghasilkan petir layaknya awan di Bumi. Keberadaan petir telah menjadi kontroversi sejak penemuan pertamanya oleh wahana Venera.

Pada 2006 sampai 2007, Venus Express berhasil menemukan gelombang elektron elektromagnetik yang merupakan tanda-tanda keberadan petir.

Baca juga: Asteroid, Batuan di Tata Surya

Kemunculannya yang berselang menunjukkan pola terkait dengan aktivitas cuaca. Pada 2007, wahana Venus Express menemukan vorteks atmosferik di kutub selatan Venus.

Kemudian pada 2011, wahana ini juga berhasil menemukan lapisan ozon di atmosfer atas Venus.

Orbit dan rotasi di Planet Venus

Venus mengorbit matahari selama 224,65 hari. Walau semua orbit planet berbentuk elips, namun orbit Venus hampir melingkar.

Tiap 584 hari terjadi konjungsi inferior, yaitu ketika Venus berada di antara Bumi dan matahari, sehingga Venus berada pada jarak rata-rata terdekat dari Bumi, yaitu 41 juta kilometer.

Venus dapat mendekati Bumi hingga jarak 38,2 juta kilometer. Akibat berkurangnya eksentrisitas orbit Bumi, jarak minimal Venus diperkirakan akan membesar dalam puluhan ribu tahun.

Semua planet di tata surya mengorbit matahari dengan arah melawan jarum jam. Mayoritas planet juga berotasi pada sumbunya dengan arah berlawanan jarum jam. Namun, Venus berotasi searah jarum jam tiap 243 hari Bumi, yang menjad rotasi terlambat di tata surya.

Baca juga: Mengapa Tidak Semua Planet di Tata Surya Dapat Ditinggali Manusia?

Khatulistiwa Venus berotasi dengan kecepatan 6,5 kilometer/jam, sementara kecepatan rotasi Bumi di khatulistiwa adalah 1.670 kilometer/jam.

Rotasi Venus melambat 6,5 menit per hari sideris Venus. Akibatnya, panjang hari matahari di Venus lebih pendek daripada hari siderisnya, yaitu 116,75 hari Bumi.

Dengan demikian, hari matahari Venus lebih pendek daripada hari matahari Merkurius, yaitu 176 hari Bumi). Satu tahun Venus sama dengan 1,92 hari (matahari) Venus.

Bagi pengamat, matahari akan terbit di barat dan tenggelam di timur pada Planet Venus.

Venus tidak memiliki satelit alami. Sebelumnya, pada abad ke-17, Giovanni Cassini melaporkan keberadaan satelit yang mengelilingi Venus, bernama Neith.

200 tahun kemudian, muncul laporan pengamatan yang mengatakan bahwa satelit semacam itu tidak ada, dan mayoritas di antaranya hanyalah bintang di kejauhan.

Baca juga: Ciri-ciri Planet di Tata Surya

Sementara itu, model tata surya awal yang dibuat oleh Alex Alemi dan David Stevenson di California Institute of Technology, menunjukkan bahwa Venus mungkin pernah memiliki satu satelit yang terbentuk dari peristiwa tubrukan besar pada miliaran tahun yang lalu.

Sekitar 10 juta tahun kemudian, tubrukan lain mengubah arah putaran Venus dan akibatnya satelit Venus secara perlahan ter-deselerasi secara pasang surut, hingga akhirnya bertabrakan dengan Venus. Jika ada tubrukan, satelit tersebut akan mengalami nasib yang sama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi