Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Tumbuhan paku atau nama latinnya Pteridophyta merupakan anggota dari kingdom Plantae.
Tanaman ini memiliki struktur sama dengan tumbuhan lain seperti akar, batang, daun, hingga pembuluh untuk mengangkut nutrisi demi keperluan metabolisme. Pembuluh ini juga yang membuatnya disebut sebagai tumbuhan berpembuluh.
Ada lebih dari 20.000 jenis tumbuhan paku yang tersebar di seluruh dunia. Dengan jumlah sebanyak itu, maka tentu akan sangat sulit bagi kita untuk bisa mengidentifikasi semua spesies tersebut.
Maka diperlukan suatu sistem klasifikasi untuk mengkelas-kelaskan semua spesies tumbuhan paku yang jumlahnya sangat banyak itu, sehingga memudahkan dalam kegiatan identifikasi yang kita lakukan.
Baca juga: Perbedaan Spora, Sporangium, Sorus, dan Indusium pada Tumbuhan Paku
Ada beberapa klasifikasi atau jenis-jenis tumbuhan paku, yaitu:
- Paku Purba (Psilopsida)
- Paku Ekor Kuda (Sphenopsida atau Equisetopsida)
- Paku Kawat (Lycopsida)
- Paku Sejati (Pteropsida)
Penjelasannya sebagai berikut:
Paku purba (Psilopsida)
Sub divisi dari sistem klasifikasi tumbuhan paku yang pertama ialah Psilopsida atau paku purba.
Sesuai dengan namanya jenis tumbuhan paku satu ini telah ada sejak zaman purba. Sebagian di antara mereka telah mengalami kepunahan dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil.
Contohnya seperti paku tidak berdaun atau Rhynia yang keberadaannya sudah dalam bentuk fosil. Kemudian masih ada sebagian kecil yang bisa ditemukan saat ini, seperti paku tmesipteris yang tumbuh di kepulauan dan psilotum nudum tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
Ciri-ciri dari jenis tumbuhan paku purba antara lain:
- Tingginya 30 sentimeter hingga satu meter
- Memiliki rizhom yang dikelilingi rizoid
- Tidak memiliki akar, batang dan daun sejati
Akan tetapi dari ciri-ciri tersebut, ada pula beberapa pengecualian. Sebagian paku purba yang memiliki daun mempunyai ciri yang lebih spesifik di antaranya:
- Ukuran daun sangat kecil berbentuk seperti sisik.
- Sporangium berada di ketiak ruas batang.
- Gametofit tersusun atas sel yang tidak berklorofil.
- Batang berklorofil dan sudah memiliki sistem pengangkut “pembuluh vaskuler”
Baca juga: Pertumbuhan Tanaman Paku Menggunakan Spora
Paku ekor kuda (Sphenopsida atau Equisetopsida)
Sphenopsida atau Equisetopsida dinamai paku ekor kuda karena jenis tumbuhan paku ini memiliki percabangan pada batangnya dengan bentuk yang menyerupai ekor kuda. Paku ekor kuda memiliki beberapa ciri, di antaranya:
- Tumbuhan ini sering tumbuh di daerah dengan tanah yang berpasir.
- Sporofitnya berbentuk sisik dengan warna agak transparan dengan susunan melingkar pada batangnya.
- Batangnya berongga dan beruas, karena pada lapisan luar batang terkandung silika tinggi, batang dari klasifikasi tumbuhan paku ini cukup keras dan sering digunakan sebagai alat penyikat.
- Batang memiliki rizom dan ujung yang mengandung sporangia.
- Sporangiumnya menghasilkan spora dengan ukuran dan bentuk sama, kendati dari jenis yang berbeda. Oleh karena inilah paku-pakuan dalam sub divisi ini tergolong paku peralihan.
- Tingginya dapat mencapai kurang lebih 15 meter.
Baca juga: Persamaan Serta Perbedaan Antara Lumut dan Tumbuhan Paku
Paku kawat (Lycopsida)
Paku kawat ini diperkirakan telah tumbuh di Bumi pada masa Devonian. Mereka terus berkembang biak sampai jumlahnya sangat melimpah pada masa Karboniferus.
Hampir semua Lycopsida telah mengalami kepunahan, mereka kebanyakan telah ditemukan dalam bentuk fosil atau endapan batu bara.
Namun beberapa di antaranya yang berukuran kecil sampai kini dapat kita temui di permukaan tanah atau kulit pohon di ekosistem hutan hujan tropis.
Ciri-ciri tumbuhan paku kawat antara lain:
- Tinggi tubuhnya dapat mencapai kurang lebih 3 meter.
- Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk seperti rambut atau sisik.
- Batangnya berbentuk seperti kawat dengan cabang-cabang yang mengandung sporangium dalam wadah sporofil yang berbentuk gada “strobilus”.
- Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil, oleh karena itu makanannya diperoleh melalui simbiosis dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya.
- Sporangium menghasilkan spora, ada Lycopsida yang menghasilkan satu jenis spora “homospora” seperti Lycopodium sp, namun ada juga yang menghasilkan dua jenis spora “heterospora” seperti Selaginella sp.
- Gametofitnya ada yang memiliki dua jenis alat kelamin, misalnya Lycopodium sp, namun ada pula yang menghasilkan satu jenis alat kelamin saja misalnya Selaginella sp.
Baca juga: Metagenesis Tumbuhan Paku: Pengertian, Skema dan Jenisnya
Paku sejati (Pteropsida)
Tumbuhan paku jenis ini umumnya dengan mudah kita temui pada habitat lembap, seperti di daerah ekosistem hutan hujan tropis.
Pakis yang tumbuh di sela pohon sawit adalah salah satu spesies dari golongan tumbuhan paku ini. Selain itu spesies golongan paku sejati juga dapat kita temui dengan melihat ciri-cirinya, yaitu:
- Dengan memiliki akar, batang dan daun sejati dengan ukuran variatif
- Daunnya berukuran lebih besar dibanding paku-pakuan jenis lain, bentuknya lembaran dan tulang daunnya bercabang.
- Daun atau tunas mudanya menggulung
- Terdapat lebih dari 12.000 spesies paku sejati di dunia saat ini. Beberapa contoh tumbuhan paku dari sub divisi ini antara lain Asplenium nidus, Adiantum fimbriatum dan Marsilea crenata.