Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelangi: Syarat Kemunculan, Proses Terjadi, dan Warna-warninya

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com
Pelangi yang muncul pada langit senja
Editor: Silmi Nurul Utami

Oleh: Yopi Nadia,  Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Pelangi merupakan lengkungan cahaya warna-warni yang biasanya tampak di langit usai hujan. Namun, tak selalu setelah hujan akan selalu muncul pelangi.

Syarat kemunculan pelangi

Ada beberapa faktor yang menjadi syarat kemunculan pelangi, yaitu:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Proses Terjadinya Pelangi dan Jenis-jenisnya

Munculnya pelangi selalu di sisi langit yang berlawanan dengan matahari. Sehingga, ketika kamu melihat pelangi, posisi matahari akan berada di belakangmu.

Oleh sebab itu lah, udara di sisi langit yang berlawanan dengan kamu harus mengandung banyak butiran air, misalnya setelah hujan.

Pelangi memang tidak hanya terjadi setelah hujan, melainkan juga bisa terbentuk asal memenuhi syarat. Misalnya, percikan air ke udara di air terjun atau di pantai dekat tebing. Pada posisi itu kamu mungkin bisa melihat pelangi.

Selain itu, pelangi juga terjadi karena ada proses pembiasan. Matahari membiaskan sinarnya pada tetesan air lalu menghasilkan warna-warna yang indah. Ketika proses pembiasan terjadi, cahaya tersebut berbelok dari satu medium udara ke medium air.  

Baca juga: Pembiasan Cahaya: Pengertian, Sifat, dan Hukumnya

Setiap warna pelangi akan dibelokkan di sudut yang berbeda, sehingga akan memantulkan warna yang menakjubkan pada pelangi.

Warna pertama yang dibelokkan adalah ungu, sementara warna terakhir yang dibelokkan adalah warna merah.

Pada akhirnya, pelangi akan menampakkan warna yang mengagumkan, yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Sebagaimana diketahui, pelangi memang paling sering tampak ketika sinar matahari jatuh pada tetesan hujan. 

Baca juga: Pembiasan Cahaya pada Prisma

Proses terjadinya pelangi

Pelangi merupakan fenomena alam yang terjadi karena melalui proses optik. Proses terbentuknya matahari melibatkan tiga tahap yakni:

Pada proses refleksi, butiran air di udara dapat berfungsi layaknya cermin kecil. Saat cahaya matahari menyinari butiran air, maka sebagian besar cahaya akan terpantul kembali.

Saat terjadi hujan, udara biasanya mengandung banyak butiran air yang bentuknya seperti tirai dan masing-masing butiran air itu akan memantulkan kembali cahaya matahari yang datang. 

Baca juga: Sifat-sifat Cahaya dan Contohnya

Munculnya berbagai warna pada pelangi 

Cahaya matahari tampak berwarna putih. Saat cahaya matahari mengenai dan dipantulkan oleh butiran air, cahaya akan terdispersi, lalu melebar sehingga terlihat warna-warni yang ada di pelangi. 

Pada proses refraksi, cahaya matahari menembus butiran air dan dipantulkan ke arah yang sedikit berbeda. Itulah yang dinamakan refraksi cahaya.

Setiap warna pada umumnya akan mengalami refraksi ke arah yang berbeda. Perbedaan arah cahaya tersebut dipengaruhi oleh panjang gelombang setiap cahaya. 

Hal itulah yang menyebabkan cahaya pelangi menyebar lalu melebar seperti kipas. Cahaya berwarna merah memiliki panjang sekitar 650 nanometer.

Baca juga: Mengapa Warna Merah pada Pelangi Selalu Terletak Paling Atas?

Cahaya merah itu akan keluar sebagai warna terluar di lengkungan pelangi. Sementara, warna ungu memiliki panjang gelombang paling pendek sekitar 400 nanometer.

Contoh lainnya dari perbedaan arah refraksi cahaya adalah cahaya berwarna merah akan dipantulkan dari butiran air dengan sudut lengkungan yang lebih besar dari cahaya yang berwarna jingga.

Proses refraksi cahaya tersebut membuat warna pelangi bisa berurutan dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. 

Warna-Warni pelangi akibat pembiasan 

Warna pelangi disebabkan oleh kombinasi pembiasan. Selain itu, terdapat pantulan cahaya matahari oleh tetesan air di atmosfer.

Baca juga: Contoh Peristiwa yang Menunjukkan Cahaya Dapat Diuraikan

Sudut sinar cahaya yang sampai ke mata dari titik pertemuannya dengan tetesan air haruslah berada dalam kisaran tertentu dan jarak yang tepat.

Dengan demikian, pelangi tampak berwarna-warni. Adanya variasi warna itu disebabkan pembiasan “cahaya putih” dari matahari ketika memasuki tetesan.

Sinar matahari mengandung campuran dari semua warna spektrum yang terlihat, yang tampak putih dalam bentuk aslinya.

Tepi tetesan bertindak sebagai prisma, sementara cahaya dipecah menjadi satu kontinum panjang gelombang yang meliputi spektrum cahaya tampak (sebesar 440 nanometer sampai 700 nanometer (nm), atau 4,4 hingga 7 × 10-7 m. 

Sinar itu dipantulkan dari sisi tetesan yang berbeda dari yang dimasuki, lalu mereka mengambil berbagai sudut yang berbeda ke mata yang menunggu.

Baca juga: Apa itu Panjang Gelombang?

Hal itu mengakibatkan panjang gelombang yang berbeda-beda. Panjang gelombang itulah yang kemudian dipersepsikan oleh otak manusia sebagai warna yang berbeda-beda.

Untuk menemukan pelangi, saat terbaik adalah tepat setelah hujan badai berakhir. Sebab, selama terjadinya badai awan cenderung menghalangi cahaya matahari.

Setelah badai berakhir, tetesan air yang belum jatuh ke bumi dalam bentuk hujan akan cepat menguap. 

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi