Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saraf Kranial: Letak dan Fungsinya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi letak dan fungsinya saraf kranial
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), saraf kranial adalah saraf yang menghubungkan otak dengan organ tubuh yang lain, berjumlah 12 pasang, memiliki fungsi membawa informasi dari panca indera ke otak.

Saraf kranial atau bisa juga disebut dengan nervus kranial adalah saraf yang letaknya ada pada bagian bawah otak dan berperan sangat penting dalam sistem saraf.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena saraf kranial ini terhubung dengan organ tubuh panca indera, organ tubuh kepala, organ tubuh pada bagian leher, organ tubuh dada, otot, tanpa harus melalui sumsum tulang belakang.

Maka dari itu, saraf kranial ini dapat mengirimkan sinyal sensorik dan motorik kepada semua bagian tubuh tersebut secara langsung.

Baca juga: Perbedaan Sistem Saraf dan Sistem Hormon

12 Saraf kranial, yaitu: 

Berikut penjelasannya: 

Olfaktorius (Kranial 1)

Saraf olfaktorius merupakan saraf kranial yang pertama. Pada saraf olfaktorius berkaitan atau berhubungan dengan aktivitas manusia terhadap aroma atau lebih tepatnya dengan sistem pembauan atau indera penciuman.

Jadi, saraf olfaktorius berfungsi untuk mencium bau atau aroma tertentu. Selain itu, saraf olfaktorius merupakan salah satu dari saraf kranial yang terletak pada otak besar (cerebrum).

Cara kerja dari saraf olfaktorius dimulai dari ketika seseorang mencium suatu aroma atau bau dari hidung, seperti aroma makanan, bau sampah, dan sebagainya.

Kemudian, setelah itu, saraf olfaktorius atau saraf pembauan akan bekerja untuk mengirim informasi bau atau aroma tersebut ke otak. Setelah sampai otak akan diidentifikasi, bau apakah ini, sehingga manusia dapat mengenali aroma atau bau tersebut.

Baca juga: Saraf Pembau di Hidung Manusia

Optik (Kranial II)

Saraf optik adalah saraf yang berkaitan dengan indera penglihatan. Oleh sebab itu, saraf optic ini memiliki fungsi sensorik yang berhubungan dengan mata atau aktivitas manusia dalam melihat.

Letak saraf optik terletak pada bagian organ tubuh mata, seperti kornea, pupil, bilik mata depan, korpus vitreus, dan sebagainya. Dengan adanya saraf optik, maka manusia bisa mengetahui apa yang sedang dilihatnya.

Saraf optik bekerja dimulai dari masuknya cahaya dari depan mata atau kornea yang kemudian dilanjutkan ke lensa mata.

Setelah cahaya diproses oleh kornea dan lensa, maka cahaya akan masuk ke bagian belakang mata, yaitu retina. Dari sel-sel retina inilah akan melakukan penyerapan terhadap cahaya yang masuk kemudian mengubah cahaya menjadi impuls elektrokimia. Setelah itu, akan dilanjutkan lagi ke saraf optik barulah sampai ke otak.

Okulomotor (Kranial III)

Saraf kranial yang ketiga adalah saraf okulomotor. Letak dari saraf okulomotor ada pada bagian depan otak tengah. Kemudian, saraf ini bergerak sampai rongga mata, sehingga saraf oculomotor dapat menggerakkan otot-otot pada mata.

Saraf okulomotor memiliki fungsi motorik berupa membantu pergerakan mata. Dalam hal ini, pergerakan mata yang dimaksud adalah mata bergerak ke arah yang ditentukan dan mata berkedip.

Jadi, dapat dikatakan bahwa mata manusia dapat bergerak karena adanya fungsi dari saraf okulomotor. Bahkan, saraf okulomotor juga membantu mata dalam fokus terhadap suatu obyek yang dilihatnya.

Troklear (Kranial IV)

Saraf troklear merupakan saraf kranial yang memiliki fungsi motorik yang hampir sama dengan saraf okulomotor, yaitu menggerakkan otot mata. Namun, pada saraf troklear, otot mata yang akan digerakkan adalah otot oblikus superior.

Dengan adanya saraf troklear yang menggerakkan otot oblikus superior, maka bagian mata yang bergerak adalah bagian bawah. Selain itu, saraf troklear berfungsi juga membuat mata menjadi melotot dan bisa kembali seperti semula.

Baca juga: Jenis Penyakit Saraf dan Gejalanya

Trigeminal (Kranial V)

Saraf trigeminal ini terletak pada bagian sisi wajah. Selain itu, saraf trigeminal dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu oftalmika, maksila, dan mandibula.

Ketiga bagian itu memiliki fungsi yang berbeda, seperti oftalmik berfungsi memberikan informasi sensorik dari kulit kepala, kelopak mata atas, dan dahi.

Saraf trigeminal adalah saraf kranial yang memiliki fungsi motorik dan sensorik. Dalam hal ini, fungsi sensorik pada saraf trigeminal, seperti dapat merasakan sentuhan atau sensasi pada bagian wajah, leher atas, dan kulit kepala.

Sementara itu, fungsi motorik dari saraf trigeminal, seperti memiliki peran dalam mengontrol setiap gerakan otot yang ada di bagian mulut, telinga, dan rahang.

Abdusen (Kranial VI)

Saraf kranial yang keenam adalah saraf abdusen. Saraf abdusen memiliki keterkaitan dengan fungsi motorik pada mata.

Dengan adanya saraf abdusen, maka  mata manusia dapat bergerak untuk melihat ke arah samping dan dapat menggerakkan mata ke luar. Hal itu dapat terjadi juga karena saraf kranial dapat mengendalikan otot rektus lateral.

Saraf abdusen ini letaknya berada pada bagian caudal dari tegmentum pons atau tepat berada di bawah lantai ventrikel keempat. Saraf abdusen juga dapat bergerak ke arah otot rektus lateral yang letaknya ada pada bagian rongga mata. 

Fasialis (Kranial VII)

Saraf kranial selanjutnya adalah saraf fasialis. Fungsi dari saraf fasialis ini tidak jauh dari anggota tubuh wajah.

Saraf fasialis memiliki fungsi, seperti:

  • Menyimpan kelenjar yang dapat menghasilkan air liur dan dapat mengeluarkan air mata
  • Memberikan informasi sensorik dari lidah agar dapat merasakan berbagai macam rasa makanan
  • Memberikan informasi motorik untuk mengontrol setiap gerakan otot yang berhubungan dengan ekspresi atau mimik wajah.

Baca juga: Sistem Saraf Manusia: Pengertian, Bagian-bagian dan Fungsinya

Vestibulokoklearis (Kranial VIII)

Vestibulokoklearis berfungsi mempertahankan keseimbangan dan menghantarkan impuls yang memungkinkan seseorang untuk mendengar. Mempertahankan keseimbangan merupakan fungsi dari vestibula, sedangkan bagian koklearis memperantarai pendengaran. 

Glossofaringeal (Kranial IX)

Saraf glossofaringeal memiliki fungsi memberikan informasi sensorik yang berasal dari telinga bagian luar hingga pada rongga bagian tengah telinga. Selain itu, saraf glossofaringeal juga berfungsi memberikan informasi sensorik pada bagian belakang tenggorokan dan pada belakang lidah.

Dengan kata lain, fungsi utama dari saraf glossofaringeal yaitu adanya suplai persarafan yang bersifat sensorik dari orofaring serta bagian belakang dari lidah.

Saraf glossofaringeal asalnya dari bagian medulla oblongata yang bergerak ke arah leher dan tenggorokan. Peran dari saraf glossofaringeal berkaitan dengan gag reflex, sehingga dapat dikatakan bahwa peran dari saraf glossofaringeal tidak begitu penting.

Saraf Vagus (Cranial X)

Saraf vagus memiliki beberapa fungsi yang berhubungan dengan organ dalam manusia. Adapun fungsi dari saraf vagus, seperti mengendalikan setiap gerakan jantung, paru-paru, hingga pita suara.

Selain itu, saraf vagus juga memiliki fungsi mengontrol organ pencernaan, seperti lambung dan usus. Saraf vagus juga dapat membantu proses terjadinya hormon metabolism tubuh dengan melakukan rangsangan terhadap kelenjar endokrin.

Baca juga: Jaringan Saraf: Neuron dan Neuroglia

Aksesorius (Kranial XI)

Saraf aksesorius letaknya ada di atas segitiga posterior dari leher, seperti, trapezius dan sternocleidomastoid. Saraf aksesorius ini merupakan saraf kranial yang kesebelas.

Saraf ini juga dikenal dengan sebutan aksesori tulang belakang. Saraf ini terdiri dari dua bagian, pertama tengkorak, dan kedua, tulang belakang.

Pada kedua bagian itu satu sama lain saling bersinggungan dalam waktu yang sebentar sebelum bagian saraf tulang belakang melakukan pergerakan untuk mengirim otot-otot leher. Sementara itu, pada bagian kranialnya, ikut dengan saraf vagus.

Saraf ini memiliki fungsi berupa membantu saraf motorik otot leher bekerja. Maka dari itu, saraf aksesorius ini dapat mengendalikan setiap pergerakan yang terjadi pada otot leher, sehingga leher dapat bergerak sesuai dengan keinginan kita.

Selain itu, fungsi saraf aksesorius juga berhubungan dengan setiap otot yang ada pada bagian bahu, leher, dan kepala.

Baca juga: Perbedaan dan Persamaan antar Sistem Saraf dengan Endokrin Manusia

Hipoglosus (Kranial XII)

Saraf kranial yang kedua belas atau yang terakhir adalah saraf hipoglosus. Saraf ini berasa dari bagian medulla oblongata yang kemudian bergerak ke arah rahang hingga sampai pada bagian lidah.

Maka dari itu, saraf ini memiliki peran yang cukup penting dalam menggerakkan lidah dan berperan dalam menelan, berbicara, dan mengunyah makanan.

Bagian otot-otot pada lidah ini dapat bergerak karena adanya saraf hipoglosus. Apabila saraf hipoglosus mengalami gangguan, maka lidah akan sulit bergerak atau bahkan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan lidah ini biasanya terjadi pada satu sisi saja.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi