Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Tari Cokek adalah tari tradisional nusantara yang berasal dari budaya Betawi tempo dulu.
Dewasa ini, orkestra atau gambang kromong umum digunakan sebagai pengiring pertunjukan dari tarian, seperti tari Sembah Nyai, tari Sirih Kuning dan lain sebagainya.
Pada umumnya, tari Cokek ditarikan secara berpasangan oleh penari laki-laki dan penari perempuan.
Tari Cokek biasa diwarnai oleh budaya Tionghoa, sehingga kostum atau busana yang dikenakan oleh para penari pun khas dan kostumnya disebut sebagai cokek.
Tari Cokek ini, dinilai seperti sinetron dari Cirebon dan sejenis ronggeng yang ada di Jawa Tengah. Tari ini juga sering kali identik dengan keerotisan penarinya.
Baca juga: Ciri-ciri Batik Betawi
Properti Tari Cokek
Penari Cokek biasa menggunakan properti seperti baju kurung dengan celana panjang yang biasanya memiliki satu warna. Pemilihan warna untuk properti dari penari Cokek, biasanya adalah warna merah, biru, kuning, merah muda ataupun ungu.
Pada bagian bawah celana, biasanya dilengkapi dengan hiasan yang memiliki warna selaras dengan celana penari.
Penari juga biasanya akan mengenakan selendang panjang yang dikenakan pada bagian pinggang dan membiarkan selendang tersebut terurai ke bawah. Tujuannya adalah agar mudah dikibaskan ketika menari Cokek.
Rambut para penari Cokek, akan disisir dengan rapi, namun ada pula yang dibuat kepang. Lalu penari akan mengenakan sanggul yang berukuran cukup besar dan ditambahkan dengan hiasan tusuk konde yang akan bergoyang ketika penari menari.
Kemudian ditambah hiasan berupa benang wol yang telah dikepang atau dirajut. Menurut istilah, hiasan tersebut disebut dengan nama burung hong.
Burung hong menurut istilah berasal dari serapan kata yaitu feng huang yang berasal dari bahasa Hakka, dari China Daratan.
Feng huang merupakan sebuah burung mitologis, seperti burung phoenix yang dipercayai oleh masyarakat Tiongkok dapat membawa keberuntungan.
Selain properti busana, para penari cokek akan menari dengan musik iringan. Beberapa alat musik yang digunakan adalah gambang kromong, kendang, kecrek, sukong, kongahyan, tehyang, gong, suling dan lain sebagainya.
Baca juga: 4 Jenis Rumah Adat Betawi
Selain busana, iringan musik, properti paling penting dalam pertunjukan tari Cokek adalah panggung.
Dalam pertunjukan tari Cokek, panggung akan disetting sedemikian rupa sehingga terlihat lebih menarik serta luas. Karena ketika penari Cokek menari, nantinya tidak hanya para penari saja yang menempati panggung tersebut, tetapi akan diisi pula dengan para tamu undangan yang diajak menari bersama atau ngibing.
Para musisi yang memiliki tugas untuk memegang gambang kromong jumlahnya ada kurang lebih tujuh orang, para musisi tersebut akan menempati lokasi pada bagian samping ataupun pada belakang panggung dengan berkelompok.
Ada pula para penari yang biasanya terdiri dari 5 atau 10 orang perempuan yang berjejer dengan memanjang di atas panggung dan mengikuti irama maupun ritme musik yang dibawakan.
Karena ada banyak personil yang berada di atas panggung, maka panggung pun harus terlihat lebar. Terutama dikarenakan ada gerakan memutar-mutar di dalam sebuah lingkaran.
Pola lantai Tari Cokek
Sebelum pertunjukan dari tari Cokek dimulai, biasanya akan diawali dengan wewayang lebih dulu. Di mana para penari Cokek akan berjejer memanjang sambil melangkah maju dan mundur mengikuti irama dari gambang kromong.
Tangan penari Cokek akan merentang setinggi bahu, kemudian mengikuti gerakan kaki. Lalu para penari akan mengajak penonton untuk menari bersama. Cara adalah dengan mengalungkan selendang pada tamu yang dianggap terhormat.
Dari penjelasan pertunjukan tari Cokek tersebut, Grameds tentu sudah mengetahui bahwa pola lantai dari tari Cokek adalah horizontal serta vertikal, namun apabila panggung dirasa cukup lebar dan luas, maka akan ada pola melingkar.
Baca juga: Lenong Betawi: Pengertian, Sejarah, dan Jenisnya
Gerakan Tari Cokek
Beberapa gerakan tari Cokek, yaitu:
- Tangan ke atas
Gerakan tangan ke atas pada tari Cokek menggambarkan bahwa manusia hanya dapat meminta, memohon dan menggantungkan dirinya pada kehendak Tuhan Yang Maha Esa, agar seluruh harapan maupun permintaan manusia dapat dikabulkan.
Selain itu, gerakan tangan ke atas, juga menggambarkan hamba yang berdoa pada Sang Kuasa, dikarenakan hanya pada Tuhan lah manusia dapat memohon dan berharap.
- Tangan menunjuk ke kening
Gerakan kedua ini menggambarkan bahwa manusia harus selalu berpikir dengan baik dan tidak memiliki prasangka buruk, sebelum mengetahui kebenaran terhadap suatu hal apapun.
Ketika manusia mulai berburuk sangka, maka manusia tidak akan memperoleh kebaikan. Buruk sangka adalah sifat yang mampu menciptakan kebencian pada sesama manusia.
- Gerakan tangan menutup mulut
Gerakan ketiga dalam tari Cokek ini menggambarkan bahwa manusia harus selalu berkata hal-hal baik saja. Apabila manusia tidak mampu berkata baik, maka lebih baik ia diam.
Gerakan ini mengingatkan manusia agar mereka tidak saling menyakiti satu sama lainnya dan memulainya dari menjaga perkataan agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
- Gerakan tangan menunjuk ke arah mata
Gerakan selanjutnya dalam tari Cokek adalah gerakan menunjuk ke arah mata yang memiliki makna, bahwa manusia harus selalu menjaga pandangan atau penglihatannya dari segala sesuatu yang buruk.
Sebab mata adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, oleh sebab itulah gerakan dari tangan menunjuk ke arah mata ini ditunjukan agar manusia selalu bersyukur dengan menggunakan matanya untuk hal-hal yang baik saja.
Baca juga: Mengenal Tari Sirih Kuning, Tarian Asal Betawi
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.