Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses dan Faktor Moulting (Ganti Kulit) pada Krustasea

Baca di App
Lihat Foto
Dok. LIPI
Udang endemik Sulawesi (Caridina woltereckae) mengalami ancaman kepunahan akibat aktivitas di sekitar danau yang dapat merusak habitatnya, Jumat (20/09/2019)
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Moulting merupakan suatu aktivitas yang biasa dilakukan oleh hewan krustasea seperti udang, lobster, kepiting, dan rajungan.

Moulting adalah proses menganti cangkang lama dengan cangkang yang baru atau yang biasa disebut dengan istilah ganti kulit. 

Proses ini terjadi jika perubahan besar terhadap ukuran daging namun tidak ada perubahan besar terhadap eksoskeleton. Eksoskeleton mempunyai sifat kaku. 

Karena itu untuk menyesuaikan diri maka terjadi pelepasan eksoskeleton yang lama dengan melakukan pembentukan kembali eksoskeleton dengan bantuan kalsium.

Baca juga: Crustacea: Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Contohnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana proses moulting atau proses ganti kulit pada hewan krustasea dan faktor yang memengaruhi proses tersebut? Berikut adalah penjelasannya!

Mekanisme akumulasi secara keseluruhan dari cadangan bahan metabolisme.

Contoh:

Fosfor (P), kalsium (Ca), dan bahan organik ke dalam hepatopankreas yang akan dilakukan selama akhir periode setiap melakukan ganti kulit atau saat tahap intermolt akhir.

Baca juga: Mengapa Rajungan, Udang, dan Kepiting Berubah Kemerahan Saat Dimasak?

Membentuk epidermis baru dan aktivitas reabsorpsi material organik dan anorganik yang berasal dari kulit lama. 

Hal ini akan dilakukan selama periode persiapan atau periode awal saat proses pergantian kulit (pre molt).

Proses pergantian epidermis lama saat melakukan pergantian kulit.

Diikuti dengan proses absorpsi air yang berasal dari media eksternal dalam jumlah cukup besar.

Baca juga: Mengenal Jaringan Tubuh Manusia

Kondisi hewan krustasea akan menjadi lemah.

Hal teresebut dikarenakan hewan krustasea tidak melakukan aktivitas makan dan aktivitas yang lain, dan jika media jauh dari keadaan isosmotik, maka akan terjadi molt death syndrome (MDS).

Terjadinya pembentukan serta pengerasan kulit baru.

Pembentukan tersebut berasal dari cadangan bahan anorganik dan organik yang terdapat di hemolimfe (darah) serta hepatopankreas di mana dibutuhkan setelah ganti kulit.

Baca juga: Ciri-ciri Senyawa Organik

Pada fase ini udang akan mengalami proses homeostasis (kalsium) yang berfungsi dalam stabilitas kandungan ion dalam tubuh dan di perairan (intermolt awal).

Faktor pengaruh proses moulting atau proses ganti kulit

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses ganti kulit yang terjadi pada biota krustasea. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

Baca juga: Mengenal Arus Panas dan Arus Dingin pada Laut

Referensi:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi