Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Makanan dan minuman mengandung berbagai nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan sebagainya sehingga rentan terhadap pembusukan mikroba.
Oleh karena itu, diperlukan suatu proses tertentu untuk menghancurkan muatan mikroba tersebut, yaitu pasteurisasi
Istilah pasteurisasi ini biasanya kita temukan pada makanan atau minuman yang berbahan dasar susu atau produk susu itu sendiri. Proses ini bertujuan untuk memperpanjang waktu penyimpanan produk tersebut.
Baca juga: Pencemaran oleh Bakteri
Pengertian pasteurisasi
Dilansir dari buku Proses Termal pada Pengolahan Pangan (2017) oleh Elok Waziroh dan teman-teman, pasteurisasi adalah proses yang dilakukan untuk membunuh sebagian mikroba dengan meminimalisasi kerusakan protein akibat suhu yang terlalu tinggi.
Salah satu proses pasteurisasi adalah dengan memanaskan obyek dengan menggunakan suhu di bawah 100 derajat dalam jangka waktu tertentu.
Teknik ini biasa digunakan untuk sterilisasi minuman, seperti susu atau jus buah, agar waktu penyimpanan minuman tersebut bisa lebih panjang.
Dengan pasteurisasi, cairan dapat dibebaskan dari kuman pencemaran yang berbahaya seperti kuman dari jenis Salmonella, kuman TBC, dan kuman penyebab penyakit lainnya.
Sejarah pasteurisasi
Disadur dari buku 100 Tokoh Paling Berpengaruh: Dalam Sejarah (2016) oleh Michael Hart , pasteurisasi pertama kali ditemukan oleh Louis Pasteur pada 1864. Saat itu, ahli kimia asal Perancis ini melakukan eksperimen menghilangkan mikroba dengan menghangatkan wine pada suhu 60 derajat Celcius.
Percobaan tersebut sukses membunuh bakteri patogen dalam wine sekaligus menonaktifkan enzim penyebab kerusakan pada minuman.
Eksperimen Pasteur menunjukkan partikel di udara, sebagai lawan dari udara murni, menyebabkan pembusukan makanan.
Penelitian tersebut menunjukkan mikroorganisme sebagai penyebab pembusukan dan penyakit, yang pada akhirnya mengarah pada Teori Kuman Penyakit.
Mengacu pada eksperimen Louis Pasteur, pada 1886, ahli kimia asal Jerman, Franz von Soxhlet mengaplikasikan teknik pasteurisasi pada susu, dan pada 1912 tekniknya mulai digunakan secara luas di Amerika Serikat.
Baca juga: Bakteri Apatogen: Pengertian dan Contohnya
Manfaat pasteurisasi
Pasteurisasi memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
- Memperpanjang masa simpan makanan atau minuman
Proses ini dapat menonaktifkan bakteri dan mikroorganisme yang menyebabkan makanan cepat membusuk, sehingga memperpanjang masa simpan makanan atau minuman.
- Mengusir bakteri bahaya
Banyak bakteri berbahaya yang bakal tersingkir lewat proses pasteurisasi, seperti Salmonella, Listeria, Yersinia, Escherichia coli, dan sebagainya.
- Mencegah penyakit
Pembunuhan bakteri dan mikroorganisme pada proses pasteurisasi tentu dapat menjauhkan orang yang mengonsumsi dari berbagai ancaman penyakit.
Jenis-jenis pasteurisasi
Ada beberapa macam proses pasteurisasi, yaitu:
- Vat Pasteurization: 63 derajat Celcius/ 30 menit.
- High Temperature Short Time Pasteurization (HTST): 72 derajat Celcius/ 15 detik.
- Higher-Heat Shorter Time (HHST): 89 derajat Celcius/ 1,0 detik.
- Higher-Heat Shorter Time (HHST): 90 derajat Celcius/ 0,5 detik.
- Higher-Heat Shorter Time (HHST): 94 derajat Celcius/ 0,1 detik.
- Higher-Heat Shorter Time (HHST): 96 derajat Celcius/ 0,05 detik.
- Higher-Heat Shorter Time (HHST): 100 derajat Celcius/ 0,01 detik.
- Ultra Pasteurization (UP): 138 derajat Celcius/ 2,0 detik
Baca juga: Bakteri Pengurai: Pengertian dan Contonhya
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.