KOMPAS.com – Berpikir merupakan proses representasional atau simbolik. Berpikir menunjukkan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti dari obyek dan peristiwa.
Berpikir adalah manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan memakai lambang-lambang sehingga tak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Apa tujuan manusia berpikir? Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan masalah (problem solving), dan menghasilkan hal atau sesuatu yang baru (creativity).
Apa saja macam-macam berpikir? Secara garis besar, terdapat dua macam berpikir yaitu berpikir autistik dan berpikir realistik.
Berikut penjelasannya:
Berpikir autistik
Berpikir autistik dapat disebut sebagai melamun. Contoh berpikir autistik adalah mengkhayal, fantasi, dan wishful thinking.
Dengan berpikir autistik, orang melarikan diri dari kenyataan dan memandang kehidupan sebagai gambar-gambar fantastis.
Oleh karena itu, berpikir autistik adalah berpikir di mana orang melarikan diri dari kenyataan alias melamun.
Baca juga: Pengertian Berpikir Menurut Ahli
Berpikir realistik
Berpikir realistik dapat disebut juga sebagai nalar (reasoning). Berpikir realistik adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Terdapat tiga macam berpikir realistik yaitu deduktif, induktif, dan evaluati. Dengan penjelasan sebagai berikut:
Berpikir deduktifBerpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, dengan pernyataan yang pertama merupakan pernyataan umum. Dalam logika, hal ini disebut silogisme.
Contoh klasiknya sebagai berikut:
Semua manusia pasti akan mati.
Plato manusia.
Jadi, Plato pasti akan mati.
Berpikir deduktif dapat dirumuskan dengan “Jika A benar dan B benar, maka akan terjadi C.”
Contoh lainnya:
- Jika seluruh mahasiswa belajar di perguruan tinggi, dan Syifa mahasiswa, maka pasti Syifa belajar di perguruan tinggi.
- Jika semua makhluk hidup perlu makan, dan manusia adalah makhluk hidup, maka manusia perlu makan.
Dalam berpikir deduktif, kita mulai dari hal-hal yang umum sampai hal-hal yang khusus.
Baca juga: Pengertian Berpikir Kreatif: Tahapan dan Ilustrasinya
Berpikir induktifBerpikir induktif merupakan kebalikan dari berpikir deduktif, yaitu berpikir mulai dari hal-hal yang khusus kemudian menarik kesimpulan umum. Di sini kita melakukan generalisasi.
Contohnya, ketika kita menemui satu mahasiswa Fikom yang pandai berbicara. Kemudian, kita juga berjumpa dengan tiga mahasiswa Fikom yang pandai berbicara. Kita pun menyimpulkan bahwa mahasiswa Fikom itu pandai berbicara.
Ketepatan dalam berpikir induktif bergantung pada memadai atau tidaknya kasus yang dijadikan dasar.
Berpikir evaluatifBerpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai baik dan buruknya, serta tepat atau tidaknya suatu gagasan.
Dalam berpikir evaluatif, kita tidak melakukan penambahan ataupun mengurangi gagasan. Kita menilainya berdasarkan kriteria tertentu.
Baca juga: Berpikir komputasional: Pengertian dan Manfaat
Referensi:
- Rakhmat, J. (2022). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Simbiosa Rekatama Media.
- Suparna, P. & Pramana, I. B. G. A. Y. (2023). Buku Ajar Psikologi Komunikasi. Nilacakra.
- Basit, A. (2021). Dakwah Milenial. Wawasan Ilmu.