KOMPAS.com - Dalam dinamika bisnis global yang terus berkembang, kolaborasi antarperusahaan menjadi kunci untuk mencapai tujuan strategis. Salah satu bentuk kolaborasi yang paling umum adalah joint venture.
Dalam joint venture, dua atau lebih perusahaan bersatu untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Ini merupakan langkah strategis yang penting, terutama ketika menghadapi tantangan besar yang sulit diatasi sendirian.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep akan joint venture menjadi kunci dalam menjalankan strategi ini dengan sukses.
Apa itu joint venture?
Baca juga: Merger dan Akuisisi: Apa Perbedaannya?
Pengertian joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang sepakat untuk bekerja bersama dalam mencapai tujuan tertentu.
Dilansir dari laman Investopedia, joint venture adalah pengaturan bisnis di mana dua pihak atau lebih setuju untuk mengumpulkan sumber daya mereka untuk tujuan menyelesaikan tugas tertentu. Tugas ini dapat berupa proyek baru atau kegiatan bisnis lainnya.
Dalam kerjasama joint venture, setiap perusahaan tetap independen secara hukum dan menggabungkan sumber daya, keahlian, dan kekuatan mereka untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Baca juga: Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara Lain
Tujuan joint venture
Terdapat empat alasan utama mengapa perusahaan membentuk joint venture, yaitu:
- Memanfaatkan sumber daya
JV dapat memanfaatkan sumber daya gabungan dari kedua perusahaan untuk mencapai tujuan usaha.
Satu perusahaan mungkin memiliki proses manufaktur yang mapan, sementara perusahaan lain mungkin memiliki saluran distribusi yang unggul.
- Mengurangi biaya
Dengan menggunakan skala ekonomi, kedua perusahaan dalam JV dapat meningkatkan produksi mereka dengan biaya per unit yang lebih rendah daripada secara terpisah.
Ini sangat sesuai dengan kemajuan teknologi yang mahal untuk diterapkan. Penghematan biaya lainnya sebagai hasil dari JV dapat mencakup berbagi iklan atau biaya tenaga kerja.
Baca juga: Mengapa Terjadinya Perdagangan Internasional?
- Menggabungkan keahlian
Dua perusahaan atau pihak yang membentuk JV mungkin masing-masing memiliki latar belakang, keahlian, atau keahlian yang berbeda. Ketika ini digabungkan melalui JV, masing-masing perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari bakat satu sama lain.
- Memasuki pasar luar negeri
Tujuan umum lainnya dari joint venture adalah untuk bermitra dengan bisnis lokal untuk memasuki pasar luar negeri.
Perusahaan yang ingin memperluas jaringan distribusinya ke negara-negara baru dapat menandatangani perjanjian joint venture untuk memasok produk ke bisnis lokal, sehingga mendapat manfaat dari jaringan distribusi yang sudah ada.
Beberapa negara memiliki batasan pada orang asing memasuki pasar mereka, membuat joint venture dengan entitas lokal hampir satu-satunya cara untuk melakukan bisnis di negara tersebut.
Baca juga: 5 Faktor yang Mendorong Perdagangan Internasional
Pro dan kontra joint venture
Joint venture memberi masing-masing pihak kesempatan untuk memanfaatkan peluang bisnis baru tanpa menanggung semua biaya dan risiko.
Dengan berbagi risiko antara dua atau lebih perusahaan, joint venture memungkinkan untuk menanggung beban risiko secara bersama-sama.
Ini mengurangi tekanan finansial yang ditanggung oleh satu perusahaan secara eksklusif, terutama dalam proyek-proyek besar atau masuk ke pasar baru.
Selain itu, dengan bekerja sama, perusahaan dapat berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mereka. Ini dapat menghasilkan peningkatan dalam kapabilitas operasional dan inovasi, memungkinkan perusahaan untuk lebih kompetitif di pasar.
Baca juga: Manfaat dan Bentuk Kerja Sama Ekonomi Internasional
Namun, di satu sisi joint venture dapat menimbulkan konflik kepentingan. Setiap perusahaan dalam joint venture mungkin memiliki tujuan dan agenda yang berbeda, yang dapat menyebabkan konflik kepentingan.
Ini bisa memperlambat proses pengambilan keputusan atau bahkan mengganggu kerjasama yang efektif antara mitra.
Selain itu, dalam beberapa kasus, pembagian kontrol atau kepemilikan dalam joint venture dapat menjadi sumber konflik.
Perbedaan dalam pengambilan keputusan dan manajemen dapat menimbulkan ketegangan antara mitra, terutama jika tidak ada kesepakatan yang jelas tentang pembagian tanggung jawab dan wewenang.
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.