KOMPAS.com - Ukara tanduk atau kalimat aktif merupakan kalimat yang predikatnya (wasesane) memakai kata kerja (tembung kriya) tanduk atau mendapatkan awalan (ater-ater) anuswara (n-, m-, ng-, ny-) dan subyek (jejer) melakukan pekerjaan.
Mari, belajar ukara tanduk!
Ciri-ciri ukara tanduk
Terdapat beberapa ciri yang membedakan ukara tanduk dengan ukara yang lain, yaitu:
- Sering kali menggunakan imbuhan ater-ater anuswara (n-, m-, ng-, ny-) serta diikuti panambang -i atau -ake.
- Merupakan kalimat aktif.
- Menunjukan bahwa subjek sedang melakukan suatu pekerjaan.
Baca juga: 6 Silah-silahing Ukara Bahasa Jawa
Jenis ukara tanduk
Ukara tanduk dibagi menjadi tiga. Berikut penjelasannya:
Ukara tanduk mawa lesan diartikan sebagai kalimat aktif transitif. Hal tersebut memiliki maksud bahwa ukara tanduk mawa lesan merupakan kalimat aktif yang memiliki sebuah obyek. Contohnya:
- Aji ngombe banyu. (Aji minum air)
- Toni nggambar gunung. (Toni menggambar gunung)
- Lana nandur pari. (Lana menanam padi)
- Bapak maca buku. (Bapak membaca buku)
- Adhiku nggarap tugas. (Adik mengerjakan tugas)
- Supri mikul kayu. (Supri memikul kayu)
- Bu Khus nyekeli iwak. (Bu Khus memegang ikan)
- Adhiku ngutahake banyu. (Adek saya menumpahkan air)
Ukara tanduk tanpa lesan merupakan kalimat aktif intransitif. Ukara tanduk jenis ini merupakan kalimat aktif yang tidak memiliki obyek. Misalnya:
- Ditto kerjo. (Ditto kerja)
- Cella dolan. (Cella main)
- Dirga adus. (Dirga mandi)
- Umar sinau. (Umar belajar)
- Mbakku ngguyu. (Kakak perempuanku tertawa)
- Faisal mlaku-mlaku. (Faisal jalan-jalan)
- Atha turu. (Atha tidur)
Ukara tanduk mawa lesan dan geganep memiliki ciri-ciri, yaitu wasesanya terbentuk dari imbuhan gabungan ater-ater anuswara dan panambang "-i" atau panambang "-ake". Contoh ukara tanduk mawa lesan dan geganep seperti berikut:
- Bapak maringi adhik sangu. (Bapak memberi Adek sangu)
- Ibu nggorengake masku iwak. (Ibu menggorengkan kakak saya ikan)
Baca juga: 10 Silah-silahing Tembung Bahasa Jawa
Referensi:
- Drs. Imam Sutardjo, M. (2014). Kawruh Basa saha Kasusastran Jawi. Surakarta: Bukutujju.
- Nuraini, S. P. (n.d.). Pepak Basa Jawa. Karanganyar: Lingkar Media.